Gaya Hidup

Indonesia Cegah 200 Ribu Ton Sampah Plastik Bocor ke Laut dengan 3R

Senin, 22 Mei 2023 - 15:57 | 158.47k
Ilustrasi sampah plastik di laut. (Foto: alainbachellier/flickr.com)
Ilustrasi sampah plastik di laut. (Foto: alainbachellier/flickr.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah Indonesia berhasil mencegah lebih dari 200 ribu ton sampah plastik yang berpotensi bocor hingga ke laut selama periode 2018-2022. Langkah ini dilakukan dengan mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang (3R/Reuse, Reduce, Recycle) sampah plastik yang dihasilkan.

Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut (PPKPL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dasrul Chaniago, mengungkapkan bahwa 80 persen sumber sampah di laut berasal dari darat. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan sampah plastik di darat agar tidak mencemari laut.

Dalam sebuah lokakarya regional ASEAN di Sanur, Denpasar, Bali, Dasrul Chaniago menyampaikan bahwa ratusan ribu ton sampah plastik berhasil ditampung melalui bank sampah dan melalui laporan aksi perusahaan dalam mendaur ulang sampah plastik.

Meskipun negara-negara anggota ASEAN telah aktif dalam mengatasi sampah plastik di laut, KLHK mengajak semua negara di ASEAN untuk mempercepat pengendalian sampah plastik di darat. Masalah sampah plastik di laut tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga memberikan dampak negatif pada aspek sosial dan ekonomi yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.

Pertemuan yang diadakan atas kerja sama ASEAN dan Jerman (GIZ) tersebut diharapkan dapat membantu Indonesia dan negara anggota ASEAN lainnya dalam menyusun langkah-langkah dan intervensi regional yang kuat untuk memperkuat Rencana Aksi Regional (RAN) ASEAN pada periode 2021-2025 terkait penanganan sampah plastik di laut.

Indonesia sendiri telah memiliki RAN Sampah Plastik Laut sejak tahun 2017 hingga 2025, dengan fokus utama pada upaya 3R yang dilakukan langsung dari sumber timbulnya sampah di darat.

Selain itu, Dasrul Chaniago juga mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam mengurangi penggunaan plastik, terutama dalam pengemasan makanan, serta mengurangi penggunaan wadah berbahan styrofoam. Perubahan kebiasaan masyarakat dalam menghasilkan sampah sangat penting untuk mengurangi jumlah sampah yang mencapai sungai dan akhirnya mencemari laut.

Hal senada disampaikan Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Sosial Budaya Ekkaphab Phanthavong. Ia menilai penanganan sampah plastik di laut merupakan kebutuhan yang mendesak serta membutuhkan upaya bersama. Untuk menghadapi krisis tersebut diupayakan melalui Rencana Aksi Regional ASEAN (ASEAN RAP).

“Implementasi ASEAN RAP membutuhkan tindakan yang terkoordinasi,” ujar Ekkaphab Phanthavong. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES