Gaya Hidup

Filosofi Buah Manggis Karya Lukisan Ida Hadjar

Rabu, 21 Juni 2023 - 19:18 | 366.65k
Dennis Purito Yapsir menunjukan karya-karya lukisan alm ibundanya kepada pengunjung. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
Dennis Purito Yapsir menunjukan karya-karya lukisan alm ibundanya kepada pengunjung. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Hampir seluruh masyarakat Indonesia tentu mengenal buah Manggis. Buah Manggis adalah bauh tropis yang tumbuh di beberapa wilayah di kawasan Asia Tenggara. Buah ini memiliki kulit berwarna ungu gelap yang tebal dan keras namun di dalam kulitnya terdapat daging yang lembut serta berwarna putih.

Selain itu, buah Manggis juga terkenal karena rasanya yang manis dan segar, Manggis juga terkenal karena kandungan nutrisinya termasuk vitamin C, serat bahkan kandungan antioksidannya dipercaya dapat mencegah penyakit kanker sehingga buah Manggis sering dijuluki sebagai Ratu Buah.

Advertisement

Melihat akan hal itu, buah kecil dengan manfaat yang luar biasa difilosofikan oleh pelukis Ida Hadjar (alm) dalam sebuah karya lukisan yang menghidupkan keindahan pasar tradisional sebagai sebuah simbolisme yang cukup penting di dalam kehidupan.

Ida Hadjar pun paham bahwa dalam buah Manggis ini terdapat sebuah nilai filosofi yang tak ternilai yaitu kejujuran. Artinya, setiap kelopak bawah buah Manggis selalu memiliki jumlah yang sama dengan isi di dalamnya sehingga membuatnya begitu istimewa.

Putra dari Alm Ida Hadjar sekaligus Kurator, Dennis Purito Yapsir menjelaskan, alm Ida Hadjar dengan bijak mengaplikasikan simbolisme Manggis dalam setiap lukisannya yang bertema pasar. Dia menyadari betapa pentingnya nilai kejujuran dalam setiap interaksi dan transaksi di pasar.

“Manggis yang sering kali terdapat dalam lukisan-lukisannya mengingatkan para pedagang akan nilai-nilai kejujuran yang harus senantiasa dijunjung tinggi. Seperti kelopak-kelopak manggis yang saling menyatu, kejujuran mengikat setiap pelaku pasar untuk memberikan pelayanan yang jujur dan mempertahankan integritas dalam bisnis mereka,” jelas Dennis kepada media dalam acara Pameran Karya Lukisan Ida Hadjar di Tiga Roepa Galeri, Rabu (21/6/2023) malam.

Namun, kata Dennis, filosofi Manggis tak hanya berhenti pada tema pasar semata. Ida Hadjar mampu merangkainya secara lebih mendalam, mengisyaratkan kejujuran dalam kehidupan manusia secara keseluruhan. Manggis mengingatkan semua untuk selalu berbuat jujur dan tak hanya dalam ucapan melainkan juga tindakan dalam interaksi sehari-hari dengan sesama manusia maupun diri sendiri.

“Dengan lukisan-lukisan manggisnya, Ida Hadjar mengingatkan kita bahwa kejujuran adalah fondasi penting dalam membangun hubungan yang kuat, memperkuat nilai-nilai yang kita junjung dan menciptakan dunia yang lebih baik,” tuturnya.

“Dalam setiap goresan kuasnya itu, Ida Hadjar menghidupkan simbolisme manggis, mengajak kita merenung tentang pentingnya kejujuran dalam hidup dan menginspirasi kita untuk menjadi pribadi yang jujur dalam berkehidupan,” tambah Dennis.

Pada kesempatan tersebut, pameran lukisan karya Ida Hadjar berjumlah 10 lukisan dengan berbagai konsep namun mencoba dengan menarik benang merah yang sama yakni sebuah kejujuran itu. Bahwa, hal itu merupakan nilai yang semakin jarang ditemui di dunia yang serba kompleks ini.

“Setiap karya lukisan ini memancarkan keindahan serta kesederhanaan dan akan menginspirasi bagi siapapun yang mencari kebenaran diri sendiri dan di sekitar kita,” terangnya.

Dennis mengajak kepada lapisan masyarakat luas untuk menyelami dunia keindahan seni melalui pameran lukisan dari pelukis Ida Hadjar. Secara bersama-sama, mari semuanya merayakan keindahan karya seni serta membangun dunia yang lebih jujur dan penuh kasih antar sesama.

Sementara itu, Mayasari Sekarlaranti, Pelaku dan Pengamat Budaya memberikan penjelasan terkait tema Pasar ini yakni bahwa suatu interaksi budaya yang memang menjadi pusat kebudayaan dan memiliki nilai filosofi yang sangat kuat.

Pun demikian menyinggung soal kearifan lokal sangat kuat dan bisa terlihat di dalam lukisan-lukisan tersebut. Semisal, kehidupan-kehidupan para wanita yang berada di pasar sangat kuat akan kerajinan-kerajinan tangannya di situ.

“Itu semua kan bagian dari keseharian para wanita-wanita di pasar yang setiap hari dari pagi sampai siang dan juga ditambah kelengkapan dari barang jualannya yaitu buah manggis ini yang bermakna kejujuran,” imbuh Maya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES