Mengenal Puasa Ayyamul Bidh, Ibadah Sunnah yang Tak Pernah Ditinggalkan Nabi Muhammad

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Puasa ayyamul bidh salah satu puasa sunnah yang diutamakan. Sebab menjalankan puasa ini akan mendapatkan keutamaan seperti puasa sepanjang tahun.
Seperti diriwayatkan oleh Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Advertisement
"Dan, sesungguhnya cukuplah bagimu berpuasa tiga hari dari setiap bulan. Sesungguhnya amal kebajikan itu ganjarannya sepuluh kali lipat, seolah ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an Nasa'i)
Ayyamul bidh sendiri berarti hari-hari yang malamnya cerah. Puasa ini memang dilaksanakan saat bulan purnama, di mana sinarnya menerangi bumi. Bulan purnama terjadi pada tanggal 13, 14, 15 kalender Islam.
Jadi puasa ini dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut pada pertengahan bulan sepanjang tahun.
Puasa ini dianjurkan oleh Nabi Muhammad, dan diriwayatkan oleh Abu Dawud.
وَعَنْ قَتَادَةَ بْنِ مِلْحَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ أَيَّامِ الْبِيْضِ: ثَلاثَ عَشْرَةَ ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ. (رواه أَبُو داود)
Artinya: Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan RA, ia berkata: 'Rasulullah SAW telah memerintahkan kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15'. (HR Abu Dawud).
Puasa ini salah satu ibadah sunnah yang yang tidak pernah ditinggalkan Nabi Muhammad.
Lalu bagaimana jika ada halangan (seperti haid bagi perempuan) atau lupa jika hari itu puasa ayyamul bidh?
Berdasar Kitab Fatawa Ibn Baz 370/15 oleh Syaikh Ibn Baz berpendapat bahwa puasa Ayyamul Bidh boleh dikerjakan meskipun tidak genap tiga hari.
Meski demikian, Syaikh Ibn Baz menekankan sebaiknya puasa ini dilakukan secara utuh, yaitu tiga hari berturut-turut.
Melaksanakan puasa ayyamul bidh sama seperti puasa lainnya. Yaitu dimulai dengan niat. Adapun niat dapat dalam hati saja, jika dirinya ingin melaksanakan puasa ayyamul bidh.
Namun jika ingin dilafalkan juga tak mengapa. Berikut niat puasa ayyamul bidh seperti dikutip dari NU Online.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lilâhi ta'âlâ.
Artinya, "Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah SWT
Meski sunnah, sahur tetap bernilai ibadah, sebab ada keberkahan saat sahur. Selain itu sahur untuk mengisi energi dalam tubuh, sebelum berpuasa.
Selama berpuasa, kita tak hanya menahan haus dan lapar, tapi juga emosi dan syahwat. Termasuk juga tidak melakukan perbuatan yang sia-sia bahkan berpotensi menjadi dosa, seperti membicarakan kejelekan orang lain alias ghibah.
Lalu, segera berbuka dan membaca doa buka puasa saat azan maghrib berkumandang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rizal Dani |