Tips Mengatasi Baby Blues, Tekanan Psikis Ibu yang Baru Melahirkan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beberapa waktu lalu viral di media sosial seorang ibu yang diduga mengalami baby blues meletakkan bayinya di rel kereta api jalur commuter line. Aksi ibu itu langsung diketahui oleh petugas commuter line dan seorang perempuan lainnya.
Ibu dan bayi itu langsung dibawa ke Polsek Pasar Minggu. Kapolsek Pasar Minggu, Kompol David Purba mengatakan sang ibu berniat bunuh diri bersama sang bayi.
Advertisement
Apa yang sebenarnya terjadi? Banyak netizen yang turut berkomentar dalam video tersebut. Ada yang berpendapat si ibu ini terhimpit masalah keluarga, khususnya keuangan. Namun banyak juga yang menganggap sang ibu mengalami baby blues.
Baby blues syndrome merupakan kondisi emosional yang umum terjadi pada ibu setelah melahirkan.
Baby blues ini dipengaruhi oleh banyak faktor, dan yang paling dominan adalah sisi psikologis sang ibu sendiri.
Pikiran negatif dari diri ibu baru melahirkan sangat mempengaruhi baby blues. Seperti ia merasa punya beban baru dalam hidupnya dengan kehadiran si kecil. Ada pula yang berfikir tubuhnya tak seperti dulu lagi. Bahkan over thinking bagaimana nanti anakku hidup.
Kondisi emosi sang ibu belum sepenuhnya stabil, ditambah pula rasa sakit pasca melahirkan. Tentu sangat berat bagi sang ibu.
Selain itu perubahan hormon bagi perempuan yang melahirkan juga berpengaruh pada sindrom tersebut.
Dikutip dari Healthline, meski tergolong singkat baby blues syndrome ini harus segara diatasi. Jika tidak, ibu akan mengalami depresi berlebihan hingga terganggu jiwanya.
Gejala paling umum dari baby blues adalah baperan, seperti mudah menangis tanpa alasan, mudah tersinggung hingga mudah marah bahkan berteriak.
Ciri lainnya, si ibu merasa tidak terikat dengan bayinya, bahkan enggan untuk menggendong dan menyusui bayi.
Namun ada juga yang sebaliknya, terlalu protektif pada bayi, sehingga siapapun dilarang menyentuh anak kesayangannya itu.
Ibu yang mengalami baby blues juga merasa kehilangan kehidupan sebelumnya, ia akan merasa menjadi seseorang yang baru sehingga tak bisa menjadi dirinya sendiri.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Banyak orang yang belum paham dengan baby blues, sehingga ibu yang baru melahirkan dan tampak berbeda malah dibilang lebay.
Alih-alih menyalahkan, ibu dengan sindrom ini perlu mendapat dukungan dan kasih sayang dari orang sekitar, terutama suami dan orang tua.
Jangan sungkan untuk berterimakasih pada ibu uyang sudah melahirkan bayi imut. Ajak juga sang ibu bercanda dan bercerita hal yang membangkitkan semangat. Para suami juga bisa menanyakan apa yang ibu inginkan. Cara sepele ini dapat menjaga kesehatan mental ibu.
Proses melahirkan yang tidak mudah membuat ibu kelelahan. Maka pastikan ibu cukup istirahat dan makan makanan bergizi sebagai pemulihan fisik.
Jangan lupa, pada ayah menjadi suami siaga, membantu mengurus bayi dan ibu.
Jika kondisi baby blues tidak membaik dalam 3 bulan, sebaiknya segera kunjungi psikiater untuk dilakukan diagnosa lebih lanjut. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.