Nabila Dewi Gayatri: Menafsir Zaman Melalui Goresan Owah Gingsir

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Surabaya menjadi saksi pameran lukisan tunggal yang menggugah, di tangan pelukis Nabila Dewi Gayatri. Pameran ini, yang berlangsung dari 18 hingga 23 Oktober 2023, diadakan di Gedung DKS dan Galeri Merah Putih, Balai Pemuda Surabaya, dengan judul yang unik: "Owah Gingsir". Pameran ini resmi dibuka oleh Prof. KH Ali Maschan Moesa, Wakil Rois Syuriyah PWNU Jawa Timur.

Menggunakan tema 'Owah Gingsir', Nabila mempersembahkan 39 karya lukisan yang menjadi bentuk ekspresi dan refleksi mendalam mengenai diri pribadi dan lingkungan sekitarnya. Tema ini merupakan simbol dari perubahan dan dinamika zaman yang terus bergerak dan berkembang, tercermin dari setiap garis dan arsir dalam karyanya.

Advertisement

Melalui goresan pensil dan kuas, Nabila mencoba untuk merangkum dan menginterpretasikan perubahan sosiokultural yang terjadi dalam masyarakat.

"Saya ingin memberi tanda dan mencatat peristiwa-peristiwa lewat bahasa visual garis dan arsir," ungkapnya.

Lukisan-lukisan ini menjadi semacam kaleidoskop yang menggambarkan zaman, merepresentasikan perubahan, dinamika, dan berbagai aspek dalam kehidupan.

Kurator pameran ini, Dr. Agung Tatto, Msn, dan penulisnya, Hari Prajitno Msn, telah memilih dan menyusun karya-karya terbaik dari Nabila. Dari 39 lukisan yang dipamerkan, ada berbagai ukuran yang ditampilkan, mulai dari ukuran A3 hingga lukisan besar berukuran 150x150 cm dan 110x150 cm.

Nabila Dewi Gayatri mengharapkan karya-karyanya dapat berbicara dan menyampaikan pesan kepada pengunjung mengenai keadaan zaman yang selalu dalam kondisi Owah Gingsir atau berubah-ubah. Sebuah harapan agar karya-karyanya tidak hanya dinikmati secara estetika, tetapi juga dapat menginspirasi dan membuat orang berpikir lebih dalam tentang kehidupan dan zaman yang terus berkembang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.