Mencicipi Suguhan Kuliner Belanda dari Kampung Ondomohen Surabaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kampoeng Ondomohen Surabaya merupakan kampung yang awalnya mengunggah konsep edukasi wisata urban farming.
Sering dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, kampung tersebut kini merambah kuliner western yang disesuaikan dengan namanya, Kampoeng Ondomohen.
Advertisement
Minggu (3/12/2023) pagi, Kampoeng Ondomohen kedatangan tim dari Management dan Cullinary Bisnis Program Fakultas Perhotelan Universitas Kristen (UK) Petra. Mereka mengenalkan masakan western sekaligus praktik bersama kader setempat.
Workshop kuliner Belanda ini digelar untuk menambah program selain urban farming. Pengunjung nantinya dapat menikmati masakan ala barat dan Jawa. Terlebih lagi, tamu mancanegara takkan kesulitan mencari kuliner di sana jika ada pilihan menu makanan di luar masakan tradisional.
Sebagai menu andalan, para kader diajarkan memasak Lekkerbek - Kibbeling. Bahan dasar ikan dori diolah dengan tepung dicampur dengan lemon.
Begitu juga dengan salad solo, tidak hanya memasak saja yang diajarkan. Cara penyajiannya pun juga diajarkan sehingga tampilannya menarik membuat setiap orang ingin menyantapnya.
Ikan dori yang cukup mahal dapat diganti dengan ikan patin yang berada di kolam sekitar warga, sehingga dapat memaksimalkan hasil ternaknya sendiri.
Endang, Ketua RT 08/07 mengatakan, dengan adanya pelatihan memasak ini mereka mempunyai wawasan lebih. "Pengunjung bisa makan di tempat. Karena sekali berkunjung waktunya cukup lama dua jam sampai tiga jam," tuturnya.
Masakan western khas Belanda akan menjadi daya tarik kuliner di Kampoeng Ondomohen Surabaya, Minggu (3/12/2023).(Foto : Hamida Soetadji/MG-TIMES Indonesia)
Workshop ini sendiri merupakan bagian dari pengabdian masyarakat UK Petra. "Kampoeng Ondemohen identik dengan belanda dan belum tampak Belandanya. Maka, diperkenalkan masakan belanda," kata Agung Harianto, Sekretaris Program Hotel Management.
Sebelumnya paket wisata sudah dibuatkan Tim Perhotelan UK Petra. Sedangkan menu makanan yang ada hanya lokal. Nah, menu dari Belanda belum ada. "Dan ini menjadi akulturasi masakan Belanda dan Jawa," tandasnya.
Pihaknya tetap mendampingi selama satu semester. Nantinya, warga fokus pada layanan penyajian. Bahkan akan ada paket yang bisa dibawa pulang. Intinya, memaksimalkan sumber daya yang ada. Fokus pertama yaitu pelayanan dan kuliner.
Dalam hal ini, UK Petra melakukan pendampingan management. Tentu tidak hanya cukup sekali saja, tapi dilakukan berkala sehingga akulturasi tercapai. Makin banyak pelatihan yang diserap diharapkan menambah nilai ekonomi bagi warga setempat.
"Butuh dukungan dari teman-teman KMB. Strategi pentahelix atau menggandeng semua elemen yang mendukung program kemajuan masyarakat," ujar Adi Candra, S.Si., M.Si. selaku Kabid Pemberdayaan Masyarakat DPP IFTA.
Pemberdayaan masyarakat jika dilakukan maksimal ekonomi pariwisata makin terbangun dengan baik.
"Kami selalu kerja sama dengan pihak manapun. Ekosistem yang bagus perlu ada penggalian lebih dalam," imbuh Domi Nugroho S. STP, M. PSD Lurah Ketabang Kecamatan Genteng yang ikut hadir workshop .
Kampoeng Ondomohen Surabaya sebagai kampung percontohan Kota Surabaya diharapkan dapat menularkan kesuksesan ke Kampoeng lainnya. Karena dengan demikian, secara ekonomi juga meningkatkan pendapatan warga sekitar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |