Gaya Hidup

Kisah Mahfud MD Saat Jadi Santri: Digembleng Jaga Integritas

Selasa, 05 Desember 2023 - 16:16 | 38.56k
Menkopolhukam Mahfud MD. (FOTO: Facebook Mahfud MD)
Menkopolhukam Mahfud MD. (FOTO: Facebook Mahfud MD)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Saat menjadi santri di tahun 1968, Menkopolhukam Mahfud MD mendapat gemblengan khusus dari gurunya, Kiai Mardliyyan yang juga pendiri Pondok Pesantren Al Mardliyyah, Waru, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Ia berkisah masa-masa kecil di pesantren. Mahfud MD mengaku mendapat perhatian khusus dari pimpinan pesantren kala itu, agar kelak kalau sudah ‘jadi orang’ selalu jaga integritas, tidak serakah dan tidak memakan hak orang lain.

Advertisement

“Yang paling berkesan di sini, dulu saat saya mondok, setiap pagi saya selalu diajak sarapan sama Kiai Mardliyyan, terus saya disuruh makan, terus suruh nambah lagi sampai perut terasa kenyang banget. Kiai bilang: ayo makan, tambah lagi, saya jawab; sudah Kiai, sudah kenyang," kisah Mahfud menceritakan pendidikan moral dari Kiai Mardliyyan.

"Lalu Kiai Mardliyyan bilang; manusia itu butuhnya cuma segitu. Suatu saat nanti kalau kamu jadi orang, jangan serakah. Orang mau numpuk harta seberapa banyak, butuhnya cuma segitu,” lanjut Mahfud MD.

Mahfud mengaku pendidikan moral dari Kiai Mardliyyan ini masih ia pegang teguh saat dirinya mulai mendapat amanah di pemerintahan bersama Presiden Gus Dur, hingga saat ini 

“Itulah pelajaran moral dari Kiai Mardliyyan dan hingga saat ini masih saya pegang teguh,” tambah Mahfud MD yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.

Pada tahun 1968, Mahfud kecil menghabiskan waktu kanak-kanaknya di Pondok Pesantren, di sebuah panggung kecil sederhana yang terbuat dari kayu.

“Disini saya belajar ngaji, belajar Safina (Kitab Safinatun Najah), belajar Sullam (Kitab Sullamut Taufiq) dan lain sebagainya,” ujar Mahfud berkisah.

“Jangan tamak dan jangan serakah. Jangan makan barang haram, karena akan menjadi penyakit bagi diri kita, hidup tidak tenang, mimpinya jelek terus. Ada pemadam kebakaran lewat takut, dikira KPK,” ujar Mahfud MD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES