Gaya Hidup

Hari Perempuan Internasional, Grant Thornton: Perlu Kepercayaan Diri yang Kokoh

Kamis, 07 Maret 2024 - 21:09 | 43.89k
(ki-ka) IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia Goutama Bachtiar, CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dan Policy Program Manager Meta Indonesia, Dessy Sukendar. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
(ki-ka) IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia Goutama Bachtiar, CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dan Policy Program Manager Meta Indonesia, Dessy Sukendar. (FOTO: Fahmi/TIMES Indonesia) 
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menyambut Hari Perempuan Internasional setiap tanggal 8 Maret, Grant Thornton menggelar media talkshow yang mengusung tema “Women’s Confidence in the Face of Inclusivity”.

Tema yang diusung Grant Thornton sendiri dalam peringatan Hari Perempuan Internasional bertujuan untuk membahas lebih dalam pentingnya kepercayaan diri dalam membantu perempuan Indonesia menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan di dunia kerja.

Advertisement

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengapresiasi kegiatan yang memiliki peran penting bagi perempuan dalam peringatan Hari Perempuan Internasional.

“Saya berharap acara ini dapat memberikan inspirasi, wawasan, dan strategi yang dapat membantu para perempuan di Indonesia memperkuat kepercayaan diri dan bersama-sama mendorong perubahan positif dalam budaya kerja kita,” kata Johanna, Kamis (7/3/2024).

Dalam kesempatan yang sama, IT Advisory Director Grant Thornton Indonesia, Goutama Bachtiar mengatakan bahwa di Grant Thornton Indonesia pihaknya percaya bahwa perempuan memiliki kesempatan yang tidak terbatas dalam mewujudkan kesuksesannya di dunia kerja.

“Namun, untuk mewujudkan potensi itu kuncinya adalah seorang perempuan perlu membangun kepercayaan diri yang kokoh dan perusahaan mampu memberikan dukungan serta lingkungan yang memadai,” jelasnya.

Tidak hanya Goutama Bachtiar saja, Policy Program Manager Meta Indonesia, Dessy Sukendar yang hadir sebagai pembicara juga menyoroti pentingnya dukungan dari rekan kerja, mentorship, akses terhadap pelatihan dan juga pengembangan keterampilan.

Baik Goutama dan Dessy juga membahas peran penting perusahaan dalam menciptakan budaya kerja yang inklusif, di mana semua karyawan, tidak pandang jenis kelamin, merasa didengar, dihargai, dan didukung dalam mencapai potensi penuh perempuan.

“Untuk membangun kepercayaan diri seseorang, hal yang pertama harus dilakukan adalah membentuk lingkungan kondusif untuk seseorang dapat mengeluarkan potensi terbaiknya,” ungkap Dessy.

“Salah satu cara untuk dalam pembentukan lingkungan tersebut adalah dengan membentuk sebuah tim yang diverse, dimana peran lelaki dan perempuan seimbang, dan tentu saja tanpa memandang level jabatan. Collaboration is a key!” tandas Dessy. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES