Viral Kucing Dipaku, Sakuba Setuju Adanya Sanksi Sosial

TIMESINDONESIA, MALANG – Viral soal kucing mati dipaku di kawasan Sengkaling, Malang beberapa hari lalu mendapat perhatian dari banyak pihak, utamanya cat lovers. Salah satunya Sakuba UB atau Sahabat Kucing Brawijaya, komunitas pecinta kucing dari Universitas Brawijaya Malang.
Diketahui, IW tersangka pemakuan kucing mengaku dirinya melakukan tindakan keji itu karena kesal kucing liar kerap buang kotoran disekitar rumahnya.
Melalui TIMES Podcast, Rifki Fauzi, dari Sakuba UB sangat menyesalkan kejadian tersebut. Kata dia seharusnya manusialah yang punya akal sehat lebih bisa memahami bahwa memang ada hewan lain (kucing) yang hidup disekitar kita.
Advertisement
"Sebagai manusia yang dikaruniai akal, seharusnya lebih bisa memahami bahwa kita hidup berdampingan dengan kucing," kata Rifki saat TIMES Podcast, Selasa (24/6/2024).
Ia mengatakan kucing liar memang bisa saja buang kotoran di mana saja. Disitulah manusia harus kontrol emosi.
"Seharusnya kita sebagai manusia, jangan buru-buru mengambil tindakan dan bahkan kekerasan," imbuhnya.
Rifki juga setuju dengan adanya sanksi sosial bagi pelaku. "Bukan hanya sebagai bentuk hukuman secara hukum yang sah terhadap pelaku, tapi juga perlu adanya sanksi sosial dengan diviralkan diberbagai medsos. Jadi sebagai contoh bahwa hal tersebut tidak baik dan jangan sampai ada yang melakukannya lagi," jelasnya.
Sementara Mustika Ningtias yang juga dari Sakuba memberikan tips supaya kucing liar tidak buang kotoran di pekarangan rumah.
Mustika bilang kucing suka pup (buang kotoran) di tempat yang berpasir juga tempat yang lembab. Jadi jika pekarangan tidak menjadi tempat yang nyaman bagi kucing untuk pup, sebaiknya selalu jaga kebersihan.
Selain itu kucing juga tidak akan pup di tempat dia makan. "Kucing itu kan juga punya naluri ya, jadi dia itu nggak akan pup di tempat dia makan, jadi bisa tuh kasih makan saja jika ada kucing liar datang, nanti dia akan pup di tempat lain," jelasnya.
Selain itu, Mustika juga menyebut bisa mengusir kucing liar dengan botol bening berisi air. "Bukan mitos itu, tapi botol yang besar ya," kata mahasiswa UB.
Cara lain yang agak ekstrem dengan disemprot air. "Ada semprotan pengusir kucing, ini cukup aman buat kucing dan efektif. Kucing bisa 'kapok' hingga tak mau datang lagi," jelasnya.
Pada kesempatan podcast itu, Sakuba UB juga mengingatkan pada seluruh warga Malang untuk tidak melakukan kekerasan pada kucing.
"Kalau kita tidak bisa ikut menjaga, setidaknya kita tidak melakukan hal-hal yang membuat hewan itu tersakiti," tegas Mustika.
Sakuba juga dapat diajak kerjasama untuk mendampingi jika ada kucing liar yang ingin direlokasikan atau diserahkan kepada komunitas pecinta kucing. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |