Gaya Hidup

Komunitas Sakuba UB Tebar Kepedulian terhadap Kucing

Kamis, 27 Juni 2024 - 02:32 | 40.84k
SAKUBA berkumpul dengan mahasiswa yang ingin melakukan Program pemberian makan bersama di sekitar UB. (FOTO: Tim Sakuba for TIMES Indonesia)
SAKUBA berkumpul dengan mahasiswa yang ingin melakukan Program pemberian makan bersama di sekitar UB. (FOTO: Tim Sakuba for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGSakuba UB atau Sahabat Kucing Brawijaya, merupakan komunitas pecinta kucing dalam lingkup Universitas Brawijaya (UB). Komunitas ini terbentuk karena kepedulian mahasiswa UB terkait kucing-kucing di sekitar kampus yang memiliki keterbatasan dalam mendapatkan makanan disaat pandemi covid, tahun 2020 lalu. 

Karena tidak adanya perkuliahan secara offline, M. Rifki Fauzi, Founder komunitas Sakuba berinisiatif untuk melakukan pemberian makanan kepada kucing-kucing disekitar UB. Banyaknya dukungan, dengan rasa peduli dan tanggung jawab, akhirnya komunitas ini terbentuk.

Advertisement

Namun, karena keterbatasan dana, komunitas ini juga mengajak seluruh warga UB dan masyarakat di sekitar untuk berkontribusi melalui penyediaan pakan kucing yang dapat didonasikan melalui uang maupun penyerahan makanan kucing langsung kepada Sakuba.

Tak hanya untuk pakan kucing saja, salah satu anggota dari komunitas ini memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Misal kita menemui ada kucing yang sakit, donasi yang ada juga kita pakai untuk membeli obatnya,” ujar Mustika Ningtias, salah satu anggota Sakuba.

Selain pemberian pakan secara rutin, komunitas ini juga melakukan “Open Adopt”. Hal ini dilakukan jika anggota komunitas ini menemukan kucing di sekitar kampus yang sekiranya perlu perawatan dari manusia.

SAKUBA-Malang2.jpgProgram SAKUBA, yaitu Sunmofeed atau pemberian pakan bersama di sekitar Universitas Brawijaya (UB). (FOTO: Komunitas SAKUBA for Times Indonesia)

Adapun kriteria-kriteria untuk kucing yang akan di lepas untuk adopsi, yaitu merupakan kucing yang masih kecil dan rentan tetapi tidak ditemukan induknya atau ditemukan sendirian.

“Dari kita sendiri kan tidak bisa mengawasi semua kucing, kalau bisa ada yang merawat itu jauh lebih baik daripada terlantar,” ujar Mustika.

Pada akhir wawancara, ia menekankan bahwa komunitas ini berniat untuk dapat membangun kesadaran seluruh masyarakat untuk dapat lebih peduli lagi terhadap makhluk hidup disekitar (khususnya kucing), melalui komunitasnya maupun diluar komunitas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES