Gaya Hidup

Matjan Multiverse Kenalkan Seni Kolase di Semeru Art Gallery

Minggu, 15 September 2024 - 13:15 | 27.89k
Billyanjing, seniman asal Bandung yang menetap di Bali disamping karyanya yang berjudul 'Bonceng Tiga' di Semeru Art Gallery, Sabtu (15/09/2024) (Foto: Cheta Abrar Adyatma/TIMES Indonesia)
Billyanjing, seniman asal Bandung yang menetap di Bali disamping karyanya yang berjudul 'Bonceng Tiga' di Semeru Art Gallery, Sabtu (15/09/2024) (Foto: Cheta Abrar Adyatma/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANGMatjan Multiverse (IG: @matjan.multiverse), komunitas seniman dari Bali mendatangkan seni kolase kepada para penikmat seni di Semeru Art Gallery Kota Malang dari tanggal 14 September sampai 18 September 2024. Matjan Multiverse mengangkat tema ‘Post Mortem’ yang dibuat oleh Billy (@billyanjing).

Seni kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Seni kolase ini mulai terkenal di Indonesia pada awal tahun 2000an yang secara perlahan mulai digemari oleh para seniman. Selain seni rupa, pameran ini menunjukkan seni kolase yang mana sang artis menggabungkan beberapa bunyi untuk dijadikan satu kesatuan.

Advertisement

Matjan memilih seniman-seniman yang kurang dilihat atau yang biasa dibilang sebagai ‘underrated’ tapi bagus untuk mereka ajak keluar untuk menunjukkan bakatnya. Sebelumnya, Matjan Multiverse sudah mengadakan pameran di Jakarta, Malang, dan Yogyakarta. Ini merupakan kali kedua mereka ke Kota Malang dan Matjan berharap untuk lebih terfokuskan lagi.

Semeru-Art.jpgPintu masuk Semeru Art Gallery yang menyambut pengunjung dengan merch dan seni kolase. (Foto: Cheta Abrar Adyatma/TIMES Indonesia)

“Kami berpikir seharusnya lebih dipusatkan biar lebih intens dan lebih bisa membuat pamerannya lebih bagus karena selain dekat dengan Bali, ekosistem seni rupa yang hidup juga menjadi alasan kami," ujar Dewa Ketha, salah satu organizer dalam acara ini. Dewa juga menyatakan bahwa Matjan Multiverse sudah mempersiapkan pameran ini sejak awal tahun. 

Alasan mengapa Billy, seniman asal Bandung yang menetap di Bali di balik seni rupa maupun bunyi kolase mengangkat ‘seni potong tempel’ adalah karena seni kolase masih dianggap sebagai seni rupa yang tak serius atau yang dikenal sebagai ‘lowbrow art’.

Billy bertujuan untuk membuat seni yang dianggap remeh ini menjadi lebih besar lagi. Pameran ini dibuat dan diangkat sebagai satu tema besar yaitu ‘Post Mortem’ dengan membedah ke-Bali-an melalui karya kolase. Billy menunjukkan salah satu karya favoritnya yang berjudul “Bonceng Tiga”.

Semeru-Art-2.jpgMeja dan speaker untuk mengkomposisi seni bunyi kolase. (Foto: Cheta Abrar Adyatma/TIMES Indonesia)

“Untuk orang-orang Bali tetap jalan terus tapi tetap membonceng kebudayaannya,” ujar Billy.

Ia juga meneruskan bahwa karya-karyanya mengangkat tema yang dari permukaan terlihat remeh yang tidak terlalu terlihat di Bali.

“Saya mencoba ambil soal hal-hal remehnya seperti membonceng tiga- membonceng patung itu lumayan berat dan mungkin orang Bali akan lebih ‘relate’ dengan ini.Kebudayaan mereka harus dibawa terus walaupun pasti melaju kedepan," ujar Billy.

Seni kolase merupakan salah satu seni yang paling mudah diakses karena hanya membutuhkan media sehari-hari seperti majalah, gunting, dan juga lem. Billy berharap dengan kemudahan akses untuk berkarya ini menggerakkan para kalangan muda untuk berkarya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES