Gaya Hidup

Wakil Ketua PBNU Jelaskan 4 Ciri Ahlussunnah yang Diajarkan NU

Kamis, 26 September 2024 - 14:31 | 49.18k
Wakil Ketua PBNU, Dr. (HC) KH Zulfa Musthofa saat menajdi narasumber dalam Halaqoh Diniyah yang digelar Unisma, Kamis (26/9/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Wakil Ketua PBNU, Dr. (HC) KH Zulfa Musthofa saat menajdi narasumber dalam Halaqoh Diniyah yang digelar Unisma, Kamis (26/9/2024). (Foto: Achmad Fikyansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Dr. (HC) KH Zulfa Musthofa, dalam sebuah ceramah di Universitas Islam Malang (Unisma), menjelaskan tentang empat ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dianut oleh Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, meskipun banyak organisasi Islam mengklaim mengikuti Ahlussunnah wal Jamaah seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, NU memiliki pedoman khas dalam menjalankan ajaran tersebut.

Advertisement

KH Zulfa Musthofa menjelaskan bahwa empat ciri utama Aswaja yang diajarkan oleh NU adalah:

1. Moderasi

Menurut KH Zulfa, NU mengajarkan Islam yang moderat, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. “Nabi dan sahabat itu moderat, maka umat Nabi juga harus moderat,” tegasnya.

Salah satu ciri orang yang moderat adalah mampu menghargai perbedaan. Dia menyebut, seorang bisa menghargai perbedaan adalah karena yang bersangkutan memiliki ilmu dan wawasan yang luas.

"Jika seseorang memiliki wawasan yang luas, maka hatinya juga luas, dan kecil kemungkinannya untuk bersikap ingkar atau tidak menghormati orang lain,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa di Unisma, para dosen dan guru tidak akan mengajarkan sikap intoleran kepada para mahasiswanya.

2. Anti Kekerasan

KH Zulfa menjelaskan bahwa NU tidak pernah mengajarkan kekerasan kepada umatnya, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks negara.

“NU tidak akan melakukan pemberontakan jika itu hanya akan menimbulkan korban jiwa. NU selalu menggunakan jalur-jalur konstitusional dalam menyelesaikan masalah,” ungkapnya.

3. Akomodatif terhadap Kearifan Lokal

NU dikenal akomodatif terhadap budaya dan kearifan lokal, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. “Kiai-kiai NU tidak pernah melarang jamaahnya untuk menggunakan bahasa daerah dalam beribadah,” katanya. Hal ini, menurutnya, menunjukkan fleksibilitas NU dalam mengakomodasi nilai-nilai lokal tanpa harus meninggalkan prinsip-prinsip agama.

4. Cinta Agama dan Tanah Air

Ciri keempat dari Aswaja yang diajarkan NU adalah kecintaan terhadap agama dan tanah air yang berjalan seiring. “NU mengajarkan kita untuk mencintai agama dan negara dalam satu nafas. Mencintai negara adalah sebagian dari iman,” jelasnya.

KH Zulfa menekankan bahwa mencintai negara sama pentingnya dengan mencintai agama, dan tidak perlu dipertentangkan satu sama lain. “Tanpa keamanan negara, kita tidak akan bisa bersekolah, bekerja, atau beribadah dengan tenang.”

Selain keempat ciri utama tersebut, KH Zulfa juga menambahkan beberapa prinsip penting lain yang diajarkan oleh NU, yaitu keseimbangan dalam memahami nas dan maqasidunnas (tujuan syariat), yang membuat NU terhindar dari sikap ekstrem kanan maupun ekstrem kiri. NU selalu menjaga posisi tengah, tidak radikal dan tidak liberal.

“NU juga mengajarkan toleransi dan berlaku adil. Berlaku adil artinya memberikan sesuatu sesuai dengan hak dan tempatnya. Orang yang berbeda pendapat juga memiliki hak untuk dihormati, sebagaimana kita menghormati orang yang lebih tua,” imbuhnya.

Dia menegaskan bahwa berlaku adil juga berarti mengakui kebaikan orang lain, bahkan jika berbeda pandangan, serta tidak takut untuk mengkritisi kelemahan diri sendiri maupun organisasi.

Melalui penjelasan ini, KH Zulfa Musthofa berharap agar mahasiswa Unisma dan warga NU pada umumnya dapat terus menegakkan nilai-nilai Aswaja yang moderat, toleran, dan cinta damai dalam kehidupan berbangsa dan beragama. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES