Tampilkan Sejarah yang Terlupakan, Innside by Melia Yogyakarta Rangkul Seniman Wulang Sunu

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sebagai Hotel yang mengusung konsep Lifestyle, INNSiDE by Melia Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dari seni.
Berbagai gambar dan mural banyak menghiasi dinding Hotel yang terletak di sisi timur kota Yogyakarta ini. Hal ini yang akhirnya mendorong INNSiDE by Melia Yogyakarta kembali berkolaborasi dengan seniman lokal bernama Wulang Sunu.
Advertisement
Wulang Sunu memiliki hobi gambar sedari kecil, melanjutkan kuliahnya di ISI Yogyakarta hingga bergabung dengan Papermoon Puppet Teather.
Dari situlah banyak pengalaman yang akhirnya menempa Wulang Sunu hingga berbagai kesempatan akhirnya terbuka lebar. Wulang Sunu sendiri dikenal dengan berbagai karyanya mulai dari gambar, lukisan, video mapping, sampul buku dan juga animasi.
Kolaborasi INNSiDE By Melia Yogyakarta dan Wulang Sunu terbilang cukup unik, dikarenakan ada negosiasi pada awalnya. INNSiDE by Melia Yogyakarta memberikan ide untuk mengusung tentang budaya.
Hal itu disambut antusias oleh Wulang Sunu, namun dirinya tak ingin sesuatu yang biasa dalam kolaborasi ini sehingga akhirnya tercetuslah kedua gambar yaitu mengenai ‘Rampogan Macan dan Kalpataru Tree’.
Bagi Masyarakat awam pasti asing dengan kedua hal diatas dan bertanya-tanya cerita di balik gambar tersebut. Menjadi menarik karena ternyata Rampogan Macan sendiri merupakan cerita seremoni yang sempat terjadi di Pulau Jawa, khususnya di era kolonial Belanda.
Suasananya pun terasa seperti menonton pertunjukan gladiator. Macan merupakan hewan yang menarik dalam tata sosial masyarakat Jawa dikarenakan memiliki banyak simbol yang melekat. Misal dalam Rampogan Macan ini, macan disimbolkan sebagai perwakilan entitas penjajah.
Raja yang menampilkan seremoni ini berusaha menampilkan resistensi yang simbolik kepada penjajah dengan tidak pernah membiarkan macan yang digunakan dalam upacara hidup.
Semua macan pasti akan mati atau kalah, kira-kira pesan tersebut yang ingin disampaikan oleh Raja yang mengadakan upacara tersebut.
Selain Rampogan Macan, Wulang Sunu juga membuat sebuah gambar lain yaitu ‘Kalpataru Tree’, Kalpataru Tree ini merupakan symbol pohon Kehidupan. Pohon Kalpataru memiliki bentuk fisik dahan rimbun sehingga menjadi tempat tinggal oleh berbagai macam hewan, seperti burung.
Karena itu, pohon Kalpataru disebut sebagai pohon kehidupan karena menjadi tempat untuk bertahan hidup oleh beragam satwa. Hal itulah yang kembali ingin ditekankan oleh Wulang Sunu melalui gambarnya.
“Bahwa manusia harus selalu menghargai alam melalui tumbuhan yang ada. Bayangkan apabila pohon terakhir yang ada di bumi ini juga harus ditebang, maka kehidupan di bumi ini tak akan lagi sama karena ekosistemnya pun sudah rusak,” jelas Wulang Sunu, Senin (7/10/2024)
Kedua karya dari Wulang Sunu tersebut dapat dibeli dalam bentuk merchandise T-Shirt yang tersedia di Merchandise Corner yang terletak di Lobby Level INNSiDE by Melia Yogyakarta.
Melalui kolaborasi ini, INNSiDE by Melia Yogyakarta ingin menunjukkan bahwa mereka selalu punya ruang untuk seniman, baik itu seniman lokal maupun nasional dan internasional.
"Kami berharap ke depannya akan semakin banyak kerjasama yang dapat terjalin sehingga melalui seni, pariwisata di Yogyakarta pun dapat terangkat karena banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung dan ingin menikmati karya seni tersebut.” papar Stevy Yola, Marcomm Manager INNSiDE by Melia Yogyakarta. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |