Gaya Hidup

Pameran ''Nonalog'' hadirkan Suara Perempuan dalam Seni Rupa Kontemporer

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 15:03 | 29.90k
Karya Seni Candrani Yulis Blinded by The Light Of Faith, Jum'at (11/10/2024). (FOTO: Taqiyya Azzahra/TIMES Indonesia)
Karya Seni Candrani Yulis Blinded by The Light Of Faith, Jum'at (11/10/2024). (FOTO: Taqiyya Azzahra/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Galeri seni kontemporer, Baik Art, menggelar pameran seni "Nonalog" yang menampilkan 20 karya dari sembilan seniman perempuan dari berbagai daerah di Indonesia.

Pameran ini dari tanggal 12 September hingga 19 Oktober menghadirkan beragam karya seni rupa, mulai dari lukisan, instalasi, hingga sketsa, yang mengeksplorasi tema seputar perempuan, pernikahan, dan pengalaman hidup.

Advertisement

Nonalog dipilih untuk menyoroti perspektif unik yang dimiliki oleh perempuan.

"Karya-karya yang dipamerkan menyajikan beragam sudut pandang mengenai isu-isu sosial yang seringkali dialami oleh perempuan, seperti pernikahan dini, tekanan sosial, dan pencarian jati diri," kata Aan, mewakili Baik Art.

Salah satu karya yang menarik perhatian adalah karya Candrani Yulis "Blinded by the light of faith". Candrani Yulis, seorang seniman Muslim, mengkritik pemahaman sempit terhadap kitab kuning Qurratul Uyun. Melalui instalasinya, ia menyoroti bagaimana kitab ini, yang seharusnya menjadi panduan, malah memperkuat ketidaksetaraan gender dalam Islam.

Pameran-Nonalog-a.jpgBaik Art menggelar Pameran Nonalog menampilkan 20 karya dari 9 seniman di Jakarta Selatan, Jum'at (11/10/2024). (FOTO: Taqiyya Azzahra/TIMES Indonesia)

Candrani berpendapat bahwa pemahaman literal terhadap kitab ini, terutama terkait pernikahan dini dan seksualitas perempuan, bertentangan dengan nilai-nilai kesetaraan.

Instalasinya menampilkan simbol-simbol seperti tempat tidur anak, kitab, dan cahaya lampu untuk menggambarkan bagaimana agama dan pendidikan seringkali digunakan untuk mengontrol kehidupan perempuan, terutama dalam konteks pernikahan dan seksualitas. Ia menyuarakan pentingnya membaca teks-teks keagamaan secara kritis dan tidak membatasi perempuan pada peran tradisional.

Selain itu ada karya karya Restu Ratnaningtyas “Jupiter on Her Lap” bercerita tentang beban ganda perempuan yang seakan dituntut untuk mengurus segalanya. Ia harus bekerja mencari nafkah, tetapi di saat yang sama tetap menjalankan kewajiban domestik. Tidak jarang jika identitas seorang perempuan tenggelam dalam tokoh “ibu” setelah menikah dan berkeluarga.

Pameran-Nonalog-b.jpgKarya Seni Restu Ratnaningtyas "Jupiter on Her Lap", Jum'at (11/10/2024). (FOTO: Taqiyya Azzahra/TIMES Indonesia)

Tujuan utama dari pameran "Nonalog" adalah untuk memberikan ruang bagi seniman perempuan untuk mengekspresikan diri dan menyuarakan pengalaman mereka. Selain itu, pameran ini juga bertujuan untuk memperkaya apresiasi masyarakat terhadap seni rupa kontemporer dan mendorong diskusi mengenai isu-isu gender.

Melalui pameran ini, Baik Art berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk menghargai karya seni dan memahami bahwa seni dapat menjadi media yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan sosial, dan berharap bahwa pameran ini dapat membuka mata masyarakat tentang kompleksitas pengalaman perempuan dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES