Pelestarian Budaya di Mata Best Performance Duta Wisata Sulsel 2024 Nakhidatul Makhira

TIMESINDONESIA, BULUKUMBA – Dalam pandangan Best Performance Duta Wisata Sulsel 2024, Nakhidatul Makhira, bahwa menjaga warisan budaya lokal merupakan tanggung jawab bersama, terutama di tengah arus globalisasi yang semakin pesat.
Pemilik akun media sosial Instagram @nahii_mahira menyatakan, ia merasa memiliki kewajiban untuk tidak hanya mempromosikan destinasi wisata, tetapi juga menjaga kelestarian budaya, salah satunya kain tenun Bira.
Advertisement
Dalam hal ini menurutnya, bahwa kain tradisional dari Sulawesi Selatan tersebut bukan hanya sekadar tekstil, melainkan memiliki nilai sejarah dan identitas yang kuat bagi masyarakat luas.
"Kain tenun Bira merupakan salah satu karya budaya yang kaya akan makna dan filosofi. Namun sayangnya, semakin tergerus oleh modernitas dan tren global yang lebih praktis dan instan," katanya kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Senin (14/10/2024).
Sebagai mahasiswi S1 Keperawatan dan juga duta wisata, ia menyadari bahwa perannya adalah menjembatani masa lalu dan masa kini, mengajak generasi muda untuk lebih peduli dan terlibat dalam pelestarian budaya lokal agar tetap terjaga.
"Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah menumbuhkan minat masyarakat khususnya generasi muda terhadap kain tenun Bira, yang semakin lama kian memudar," ungkapnya menjelaskan.
Lebih jauh kata Nahi, banyak dari mereka lebih memilih produk modern yang dianggap lebih praktis dan mudah dijangkau. Padahal, setiap helai kain tenun Bira menyimpan cerita, kebanggaan, dan identitas budaya yang tak ternilai harganya.
"Kain ini bukan sekadar benda mati, tetapi lambang dari kerja keras, kreativitas, dan warisan nenek moyang kita yang seharusnya terus dipertahankan," ujar anak ketiga dari tiga bersaudara tersebut.
Dalam upaya memperkenalkan kembali kain tenun Bira kepada masyarakat, ia fokus pada pendekatan yang lebih interaktif dan edukatif. Melibatkan generasi muda dalam berbagai kegiatan yang mempromosikan nilai budaya lokal adalah salah satu caranya untuk membangkitkan kembali rasa memiliki terhadap warisan budaya kita.
"Saya juga sering berupaya dengan berbicara di berbagai forum, baik tingkat lokal maupun regional, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan kain tenun ini," imbuhnya.
Dirinya berharap di masa depan, kain tenun Bira tidak hanya dikenal di Sulawesi Selatan, tetapi juga dapat diakui secara nasional bahkan internasional sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan.
Pelestarian budaya menurutnya, bukan hanya soal menjaga peninggalan masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang berkelanjutan dan lebih bermakna.
"Budaya adalah jati diri semua, dan dengan melestarikannya, kita tidak hanya menghormati sejarah, tetapi juga memastikan bahwa generasi mendatang memiliki warisan yang bisa mereka banggakan," tuturnya.
Secara khusus perempuan cantik yang hobi membaca buku ini mengajak semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya.
"Dengan begitu, kain tenun Bira dan warisan budaya lainnya akan terus hidup dan diwariskan kepada generasi yang akan datang," tandasnya menutup penyampaian dengan nada penuh semangat.
Sebagai tambahan informasi berikut prestasi yang telah diraih oleh Nahi yaitu:
1. Winner Duta Kampus Stikes Panrita Husada 2021
2. RU 2 Duta Genre Kabupaten Bulukumba 2022
3. The Best Intelegencia Duta Wisata Kabupaten Bulukumba 2023
4. The Best Performance Duta Wisata Sulawesi Selatan 2024. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |