Gaya Hidup

Lima Tradisi Lebaran di Pacitan yang Masih Lestari

Jumat, 04 April 2025 - 14:33 | 37.77k
Tradisi lebaran di Pacitan dimanfaatkan untuk badan. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Tradisi lebaran di Pacitan dimanfaatkan untuk badan. (Foto: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PACITAN – Lebaran selalu menjadi momen spesial bagi umat Islam. Tak hanya jadi ajang silaturahmi, perayaan Idulfitri di Pacitan juga diwarnai berbagai tradisi unik yang masih bertahan hingga kini.

Berikut lima tradisi khas Lebaran di Pacitan yang terus dijaga oleh masyarakat.

1. Prepekan, Pasar Ramai Jelang Lebaran

Advertisement

Menjelang hari raya, pasar-pasar di Pacitan selalu dipenuhi warga yang berbelanja kebutuhan Lebaran. Tradisi ini disebut Prepekan.

Mulai dari bahan makanan, kue Lebaran, hingga pakaian baru, semua diburu menjelang hari kemenangan. "Setiap tahun pasti ramai. Ibu-ibu cari bahan makanan, anak-anak cari baju baru," kata warga Pacitan, Siti Masrifah.

2. Bakda Kupat, Syukuran Setelah Puasa Syawal

Setelah Idulfitri, warga Pacitan merayakan Bakda Kupat. Tradisi ini dilakukan setelah umat Islam menyelesaikan puasa Syawal.

Ketupat menjadi menu wajib yang disajikan bersama opor ayam dan sayur lodeh. "Setelah puasa Syawal, keluarga besar berkumpul dan makan ketupat bersama," ujar Ustaz Zaenal Musta'in tokoh masyarakat Pacitan. 

3. Badan, Silaturahmi Sekaligus Berburu Angpao

Lebaran juga identik dengan tradisi Badan, yaitu berkunjung ke rumah saudara dan kerabat. Tradisi ini berlangsung sepanjang bulan Syawal.

Anak-anak paling antusias karena mereka biasanya mendapat uang saku dari orang tua, paman, hingga kakek-nenek. "Paling ditunggu anak-anak, karena mereka bisa dapat uang jajan tambahan," ujar Rahmad, warga Pacitan.

4. Rabi, Bulan Favorit untuk Menikah

Banyak pasangan di Pacitan memilih bulan Syawal untuk melangsungkan pernikahan, atau dalam bahasa Jawa disebut Rabi.

Selain dianggap bulan penuh berkah, momen ini juga pas karena keluarga besar sudah berkumpul. "Lebih mudah mengundang saudara kalau nikah setelah Lebaran," kata seorang penghulu di Pacitan, Mungid.

5. Halal Bihalal, Jaga Kekompakan

Halal bihalal menjadi agenda wajib setelah Idulfitri. Acara ini digelar di berbagai komunitas, mulai dari keluarga, kantor, hingga instansi pemerintah.

Dalam acara ini, warga berkumpul, saling bermaafan, dan menikmati hidangan bersama. 

Halal bihalal ini penting untuk menjaga hubungan baik. 

Meski zaman terus berubah, tradisi Lebaran di Pacitan tetap lestari. Kebersamaan dan nilai kekeluargaan yang terkandung dalam setiap tradisi menjadi warisan budaya yang terus dijaga. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES