Diaspora UIUC Kenalkan Potluck: Botraman ala Warga AS

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah budaya individualis dan serba cepat khas Amerika Serikat, tersembunyi satu tradisi yang justru sarat nilai kebersamaan dan kekeluargaan: potluck. Potluck sendiri merupakan acara bersama mirip botram ala Sunda, atau bancakan ala Jawa.
Setiap orang membawa makanan dari rumah untuk disantap bersama. Tradisi inilah yang menjadi jembatan budaya dalam acara Halal Bihalal Diaspora Indonesia di University of Illinois Urbana-Champaign (UIUC) (5/4/2025).
Advertisement
Secara harfiah, potluck berarti keberuntungan dari panci atau apa pun yang tersedia di panci. Namun lebih dari sekadar makan-makan, potluck mencerminkan semangat kebersamaan, gotong royong, dan keterbukaan budaya.
UIUC sediakan Kids Corner saat acara Halal Bihalal. (Foto: UIUC)
Dalam masyarakat Amerika, potluck sering diadakan saat perayaan komunitas, pertemuan keluarga, acara gereja, atau bahkan sekadar kumpul santai antarteman. Masing-masing tamu membawa makanan khas buatannya sendiri, menciptakan meja penuh ragam rasa dan cerita.
Potluck dalam Halal Bihalal UIUC: Paduan Rasa dan Rasa Kangen
Semangat potluck inilah yang diadaptasi oleh Komunitas Pengajian dan PERMIAS UIUC dalam menyelenggarakan Halal Bihalal Diaspora tahun ini. Diadakan di kota kembar Champaign dan Urbana, acara ini berhasil mengumpulkan sekitar 80 peserta dari berbagai daerah di Midwest, termasuk diaspora dari Bloomington.
Tak hanya menjadi ajang saling memaafkan dan mempererat silaturahmi, kegiatan ini juga menjadi momen penting untuk menghadirkan nuansa Indonesia di tanah rantau.
Potluck menjadi highlight acara, di mana masing-masing keluarga dan mahasiswa membawa sajian khas Idul Fitri seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, lontong, hingga jajanan seperti kue lapis dan nastar.
Suasana hangat pun tercipta. Makanan menyatukan perbedaan usia, latar belakang, hingga budaya. Tak sedikit tamu asing yang hadir dan terpukau oleh cita rasa makanan Indonesia.
“Ada beberapa orang asing yang hadir dalam acara ini, dan respon mereka sangat positif,” ujar Abrory, salah satu panitia acara. “Mereka terkesan dengan makanan yang sangat enak dan merasakan kehangatan suasana yang tercipta selama kegiatan," tambahnya.
Tradisi yang Menyatu dalam Kehidupan Diaspora
Potluck dalam Halal Bihalal bukan sekadar strategi logistik untuk menyajikan makanan. Ia juga menjadi simbol integrasi budaya: warga Indonesia yang merantau di Amerika mengenalkan kekayaan kulinernya, sementara tetap mengadopsi nilai-nilai lokal seperti kesetaraan dan partisipasi kolektif.
Tari Ratoh Jaroe dari Aceh dibawakan saat halal-bihalal UIUC. (Foto: UIUC)
Pada kegiatan tersebut UIUC ini juga turut memperkenalkan Tari Ratoh Jaroe sebagai simbol budaya Aceh yang memikat. Anak-anak bermain di Kids Corner, para pelajar mengikuti kuis Kahoot Islami, sementara tawa dan cerita berbaur di tengah hidangan yang menggoda selera.
Menyulam Silaturahmi di Negeri Orang
Dalam konteks diaspora, Halal Bihalal bukan hanya ritual tahunan pasca-Ramadan. Ia menjadi pelepas rindu akan suasana kampung halaman dan penguat identitas di tengah arus globalisasi.
Potluck menjadi bagian penting dari pengalaman itu—karena dalam sepotong rendang dan segelas es buah, tersimpan cerita, harapan, dan cinta dari tanah air.
Acara ini diharapkan dapat mempererat hubungan antaranggota komunitas Indonesia di Urbana-Champaign serta menjadi jembatan interaksi antarbudaya.
Bukan hanya untuk menikmati makanan, tapi untuk membangun komunitas yang saling memahami dan menghargai keberagaman—seperti cita rasa dalam potluck yang beragam namun berpadu harmonis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khodijah Siti |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |