Gaya Hidup

18 Perupa Gresik Pamerkan Karya dalam Pameran Seni Rupa di Sualoka

Senin, 28 April 2025 - 20:23 | 14.20k
Pengunjung saat melihat pameran seni rupa di Sualoka Gresik. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Pengunjung saat melihat pameran seni rupa di Sualoka Gresik. (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, GRESIK – Sebanyak 18 perupa Gresik memamerkan karya-karya terbaik mereka dalam pameran seni rupa yang digelar Gerakan Seni Rupa Gresik (Gasrug) di Sualoka Hub, Kelurahan Pakelingan, Kabupaten Gresik.

Pameran ini menjadi ajang unjuk kreativitas sekaligus ruang apresiasi seni bagi masyarakat. Pameran ini menjadi momen yang merayakan satu dekade kiprahnya di dunia seni. 

Advertisement

Setelah berpameran di berbagai kota, Gasrug memilih "pulang" ke kampung halaman, menghidupkan kembali denyut seni rupa di tanah sendiri.

Dibuka mulai 26 April hingga 26 Mei 2025, pameran "Pomah" menghadirkan karya dari 18 perupa handal, di antaranya Aam Artbrow, Aly Waffa, Aris Daboel, A. Feri, Didik Triyoko.

Kemudian ada Joko Iwan, Kak Komang, Mujib Darjo, Mufid, Riyanto, Rachmad Basuki, Rezzo Masduki, Yoni, Sahlul Fahmi, Subeki, Sugihartono, Loyong Budi, dan Dimas Prayogo.

Tak hanya dari Gresik, pengunjung datang dari berbagai kota seperti Sidoarjo, Mojokerto, hingga Pasuruan untuk menyaksikan pameran ini.

Hal ini membuktikan bahwa geliat seni rupa di Gresik masih bertahan kuat, bahkan menarik perhatian dari luar kota.

Dewi Musdalifah, seorang pengajar sekaligus sastrawan, menjadi penulis pameran Pomah. 

Dia menuturkan bahwa melalui beragam karya yang ditampilkan, Gasrug menunjukkan bahwa atmosfer seni rupa di Gresik tetap hidup.

"Berhadapan dengan karya-karya ini membuat kita menyadari, memformulasi perasaan, dan membangun gagasan baru melalui pengalaman artistik," ungkap Dewi Musdalifah.

Senada dengan itu, Aris Daboel, salah satu perupa Gasrug, dalam sambutannya menegaskan makna pameran ini. 

"Setelah berpameran di berbagai kota, saatnya kami pulang. Pulang ke Gresik, rumah kami. Senyaman-nyamannya tempat, tetap rumah sendiri," ujarnya.

Pameran Pomah tidak sekadar menjadi ajang nostalgia, melainkan juga wujud rekonstruksi makna pulang sebagai perenungan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES