Gaya Hidup

Pakaian Bekas Bisa Picu Penyakit Kulit, Ini Saran Dokter Kulit UGM agar Tetap Aman

Jumat, 09 Mei 2025 - 04:25 | 11.40k
Ilustrasi pakaian bekas. (FOTO: Humas UGM for TIMES Indonesia)
Ilustrasi pakaian bekas. (FOTO: Humas UGM for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Tren thrifting atau membeli pakaian bekas kini menjadi gaya hidup populer, terutama di kalangan generasi muda. Selain karena harganya ramah di kantong, pilihan model yang unik dan vintage menjadi daya tarik tersendiri. Namun, di balik tren ini, tersimpan potensi risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Adissa Tiara Yulinvia, Sp.DV., mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan pakaian bekas sebelum dikenakan. Menurutnya, baju bekas yang tidak dibersihkan secara optimal bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit kulit.

Advertisement

“Pakaian bekas bisa membawa mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, hingga parasit. Selain itu, bahan kimia yang tertinggal juga bisa memicu iritasi atau alergi pada kulit,” jelas dr. Adissa dalam keterangannya, Kamis (8/5/2025).

Beberapa penyakit kulit yang rentan ditularkan melalui pakaian bekas antara lain infeksi jamur, kudis (scabies), kutu, hingga dermatitis kontak. Umumnya, penularan terjadi melalui kontak langsung antara kulit dan kain yang telah terkontaminasi.

Tips Aman Mengenakan Baju Bekas ala Dokter UGM

Agar tetap aman saat mengenakan pakaian hasil thrifting, dr. Adissa membagikan langkah-langkah pencegahan berikut:

Pertama, Rendam dan cuci dengan air hangat
Rendam pakaian selama 2–3 jam dalam air bersuhu sekitar 60°C yang sudah dicampur deterjen atau disinfektan pakaian.

Kedua, Pisahkan dari cucian lain
Hindari mencampur pakaian bekas dengan cucian lainnya agar tidak terjadi kontaminasi silang.

Ketiga, Setrika setelah kering
Proses menyetrika sangat penting karena suhu panas bisa membantu membunuh kuman dan parasit yang masih tertinggal di serat kain.

Keempat, Simpan di tempat kering dan bebas lembap
Lingkungan lembap dapat mempercepat pertumbuhan mikroorganisme. Pastikan tempat penyimpanan pakaian Anda bersih dan memiliki ventilasi baik.

Jika setelah memakai baju bekas muncul keluhan seperti gatal, ruam, atau iritasi, dr. Adissa menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter kulit.

“Jangan menyepelekan gejala awal. Penanganan dini bisa mencegah infeksi menjadi lebih parah,” tegasnya.

Dengan penerapan kebiasaan bersih dan pengetahuan yang cukup, tren thrifting tetap bisa menjadi gaya hidup yang hemat, modis, dan aman bagi kesehatan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES