Egg Freezing Bekukan Sel Telur di Suhu Minus 150 Derajat Celcius, Tersimpan Sampai Siap Digunakan

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Mendapatkan buah hati merupakan impian setiap pasangan suami istri. Begitu pula bagi mereka yang kerap menunda pernikahan cukup lama bahkan ketika usia perempuan sudah dikategorikan memasuki pra menopause. Karena pada usia 35 tahun ke atas, risiko kualitas sel telur semakin menurun.
Menurut Dokter Obgin Morula IVF Surabaya, dr. Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS, FESICOG, FIICOG, harapan untuk memiliki momongan akan lebih besar ketika seorang wanita berinisiatif menyimpan sel telur ketika masih usia muda atau sekitar umur 33-35 tahun.
Advertisement
"Semakin tua usia wanita, maka kualitas dan jumlah sel telur menurun juga pada pria. Tetapi pada wanita ini kan sel telurnya sangat terbatas," kata dr Benediktus, Jumat (9/5/2025).
Terlebih jika melihat tren saat ini, wanita cenderung mengutamakan karir sebelum benar-benar siap untuk berkeluarga. Hal itu kerap memicu kekhawatiran apakah kualitas sel telur mereka masih akan sama ketika menikah nanti.
Artis Luna Maya misalnya, ia sudah melakukan pembekuan sel telur di Morula IVF sejak jauh hari untuk mengantisipasi penurunan kualitas sel telur tersebut.
Sel telur ini tersimpan dalam inkubator dan akan diinjeksikan ketika ia siap hamil. Seperti diketahui pula, Luna Maya baru saja menikah dengan Maxime Bouttier. Ia menikah di usia 41 tahun.
Ada kemungkinan, Luna Maya akan menggunakan sel telur yang ia simpan untuk merencanakan kehadiran buah hati.
Egg Freezing disebut merupakan solusi untuk mempertahankan kualitas sel telur ketika perempuan belum merencanakan pernikahan di usia 35 tahun ke atas sehingga memberikan kemungkinan hamil yang lebih besar.
Sel telur saat muda itu, dibekukan dengan suhu -150 derajat Celcius dan akan dipertemukan dengan sperma suami yang sebelumnya juga dilakukan pengecekan untuk mengoptimalkan pembuahan.
Dokter Benediktus menjelaskan, bahwa selama mulai usia awal haid sampai menopause, wanita kurang lebih hanya mempunyai 400 ribu sel telur. Setiap satu kali ovulasi, 1.000 sel telur akan mengalami regresi atau mati.
Dengan kata lain, wanita hanya mengalami 300-400 kali haid dan di saat masa subur itulah wanita bisa dihamili. Ketika sudah habis masa subur, wanita memasuki masa-masa menopause.
"Oleh karena itu, selama siklus awal haid sampai menopause itu kurang lebih berlangsung 400 kali haid. Usia 33-35 tahun adalah waktu yang penting untuk wanita memikirkan masa kesuburannya," jelas dr Benediktus.
"Telur paling baik kita simpan sebelum usia 35 tahun, tapi kalau 'terpaksa' sebelum usia 38 tahun untuk disimpan," tandasnya.
Ketahanan penyimpanan sel telur beku disebut tanpa batas waktu. Namun di Indonesia, sel telur ini hanya boleh digunakan dengan sperma pasangan resmi atau suami dan dimasukkan ke dalam rahim. Berbeda dengan di luar negeri yang kerap didonorkan secara bebas.
"Sebenarnya secara laboratoris tidak ada batasan waktu penyimpanan, kita bisa simpan lima tahun, sepuluh tahun, lima belas tahun, tiga puluh tahun," kata dr Benediktus.
Ia mengaku ada sejumlah tantangan dalam prosesnya. Dokter harus mengambil sel telur sebanyak mungkin untuk menemukan kualitas terbaik. Namun demikian, beberapa pasien datang saat usianya sudah di atas 38 tahun sehingga jumlah sel telur mereka cenderung menurun.
"Nah, mumpung masih muda usia 35 tahun atau kurang itu kita sarankan sehingga telur yang didapatkan banyak, otomatis bisa disimpan lebih banyak karena biayanya sama," imbaunya.
Biaya Egg Freezing dikatakan dokter cukup terjangkau dibandingkan dengan metode penanganan fertilitas lain seperti program bayi tabung. Karena hanya ada dua tahapan. Yaitu hanya biaya stimulasi menumbuhkan sel telur dan pengambilan sel telur untuk kemudian disimpan. Tingkat keberhasilan atau survival rate Egg Freezing saat ini disebut mencapai 80 persen.
"Umumnya biaya tidak sampai lebih dari Rp50 juta karena tidak ada biaya-biaya lainnya. Tetapi sekali lagi, ini tergantung dari kondisi pasien, di Morula kita sudah sering melakukan baik kasus Social Indication Egg Freezing yang ingin menyimpan karena masih hamilnya nanti atau yang medical indicated," katanya.
Medical indicated itu misalnya pasien yang ingin menyimpan sel telur karena harus menjalani terapi medis seperti kemoterapi yang dapat mengganggu reproduksi.
Selain Egg Freezing sel telur, prosedur pembekuan juga bisa dilakukan pada sel sperma.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |