Perpaduan Menakjubkan antara Seni dan Sains dalam Recombination di Labyrinth Dome

TIMESINDONESIA, BALI – Labyrinth Collective secara resmi meluncurkan Recombination, mahakarya fulldome terbaru dari seniman fractal visioner Julius Horsthuis.
Pertunjukan yang revolusioner ini mengajak Anda dalam perjalanan imersif melalui musik, ruang, dan matematika, ditampilkan dengan kejernihan yang memukau di dalam kubah dan akan tayang perdana pada 4 Juli 2025 di Labyrinth Dome, Nuanu Creative City.
Advertisement
Pertunjukan ini akan diproyeksikan setiap akhir pekan, dari Jumat hingga Minggu, selama periode 3 bulan, dengan dua sesi per hari.
Tiket tersedia mulai dari 118K melalui situs web: labyrinth art. Ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan mahakarya yang telah menarik ratusan ribu penonton di seluruh dunia dan kini untuk pertama kalinya hadir di Asia, dengan Indonesia sebagai negara pilihan sang seniman.
“Fitur teknis dari dome itu sendiri dilengkapi dengan teknologi visual dan suara terbaik ditambah dengan visi Labyrinth yang menggabungkan teknologi dan seni di tempat seperti Nuanu, di mana setiap detail dipikirkan secara matang dalam hal lingkungan, budaya, seni, dan identitas lokal, membuat keputusan untuk hadir dan menjadi bagian dari visi masa depan ini menjadi hal yang mudah,” ungkap Julius, Kamis (3/7/2025).
Julius Horsthuis adalah sosok terdepan di dunia seni digital imersif. Dikenal melalui karyanya di sinematografi fractal, Julius telah tampil di berbagai festival dan institusi global seperti TEDx, Art Basel, dan MUTEK. Ia juga telah berkolaborasi dengan nama-nama besar seperti Android Jones, Beeple, dan Max Cooper.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |