Selamatkan Diri Sendiri Dulu sebelum Menolong Orang Lain

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Bagi yang sering naik pesawat, ada standar baku yang diberikan flight attendant. Kira-kira begini; ”……. Apabila tekanan udara di dalam kabin berkurang secara tiba-tiba, masker oksigen akan keluar secara otomatis dari tempatnya sehingga terjangkau. Tetaplah duduk dan kenakan sabuk pengaman. Tarik masker ke arah Anda untuk mengalirkan oksigen. Pasang masker menutupi mulut dan hidung, kalungkan talinya di kepala dan bernafaslah seperti biasa. Bagi Anda yang bepergian bersama orang tua dan atau anak-anak, pakailah masker Anda terlebih dahulu sebelum Anda menolong yang lainnya.”
Nah,familiar bukan dengan pesan ini. Terkesan egois banget! Para penumpang diminta untuk menyelamatkan dirinya sendiri!
Mengapa? ’’Intinya, dalam kondisi darurat seperti itu, kemungkinan paling buruk adalah kadar oksigen di dalam kabin menurun drastis. Jika itu terjadi, dalam waktu singkat seseorang bisa mengalami kesulitan bernafas. Akibatnya, ia tidak mampu melakukan aktivitas normal,’’ ujar kata Andri Ariestianto, maestro Glutera Indonesia.
Advertisement
Dalam kondisi seperti itu, bayangkan bila seseorang mendahulukan menolong orang lain yang kondisinya juga lemah (anak-anak dan atau orang tua). Dikhawatirkan orang yang berniat baik itu justru kehabisan oksigen dan orang yang ditolong tidak mampu menyelamatkannya.
Orang yang ditolong mungkin bisa selamat. Tetapi keselamatan dirinya sendiri terancam. Bahkan mungkin kedua duanya tidak bisa terselamatkan.
’’Itulah sebabnya, ia harus menolong dirinya sendiri, agar mampu menolong orang lain!’’ ujarnya.
Dalam hidup ini, banyak cara juga untuk menolong orang lain. Terutama orang tidak mampu. Namun menurut Andri, manusia harus menolong diri sendiri dulu dengan tidak menjadi orang miskin. ’’Kan ya susah orang tidka mampu bantu orang tidak mampu. Artinya, tolonglah diri sendiri dulu, baru orang lain,’’ ujar Andri.
Di dunia Glutera pun sama. Andri mencontohkan, Anton Widianto (direktur maerketing dan juga master Glutera. ’’Pada awal perjuangan Glutera, Mas Anton melakukan lebih dari 50 kali, bahkan 100 kali presentasi glutera dalam acara besar selama beberapa bulan. Setelah melakukan sebanyak mungkin presentasi, barulah beliau mengajarkan banyak member untuk di latih menjadi presenter. Nah, kurang lebihnya, kita lakukan terlebih dahulu baru kita ajarkan,’’ tuturnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |
Sumber | : Glutera News |