Glutera News

Awas! Zona Nyaman Anda Bisa Jadi Tempat Paling Berbahaya

Kamis, 28 Juni 2018 - 19:04 | 634.59k
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Semua orang pasti setuju bahwa tempat paling aman adalah tempat dimana tidak terdapat bahaya dan resiko didalamnya. Untuk beberapa kasus memang ada benarnya. Tapi berbeda dengan persoalan karir, inovasi, dan dunia usaha. Ternyata, apa yang sering kita sebut zona nyaman itu justru merupakan tempat paling berbahaya di dunia.

Bagaimana itu bisa terjadi?
Manusia cenderung terlena dengan keberhasilan yang didapatkan. Ibaratnya, kita sedang tertidur pulas di atas tempat tidur yang sangat nyaman sehingga kita terlambat untuk bangun.

Advertisement

Kita ambil contoh, misalnya ada seseorang yang bercita-cita untuk menjadi seorang manager. Dengan sekuat tenaga orang itu bekerja dengan giat. Dia belajar, dia berinovasi, dia disiplin, hingga tiba satu saat dia diangkat menjadi manajer. Tapi, setelah menjadi manajer dia kurang belajar, tidak berinovasi, dan tidak disiplin dikarenakan dia sudah merasa puas dan nyaman dengan apa yang sudah dia dapatkan.
Apakah keadaan ini baik? tentu tidak. Keadaan ini akan membuat dia jalan ditempat atau malah terpuruk. Itulah salah satu alasan mengapa zona nyaman adalah tempat yang sangat berbahaya.

Kita sebagai manusia butuh motivasi, butuh tantangan, butuh sedikit bahaya untuk memacu kreatifitas kita dalam mengembangkan diri. Seperti sepeda, agar melaju dengan seimbang maka sepeda harus dikayuh agar tetap bergerak maju. Begitupun manusia, kita harus tetap bergerak maju. Jangan mudah puas, karena kepuasan kita bisa menjadi bomerang untuk kita nantinya.

Jadi, carilah tantangan baru, cari permasalahan baru yang nantinya akan dapat di selesaikan, tetap belajar dan jangan pernah merasa puas. Dan ingat jangan terlena dengan zona nyaman yang sudah Anda dapatkan.

Kapal diciptakan untuk berlayar, bukan untuk berlabuh! Kita jangan pernah terjebak dalam zona nyaman. Perubahan terus terjadi, kita juga harus ikut berubah. Jika tidak, kita akan tenggelam oleh perubahan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES