Depresi Setelah Liburan? Kenali Sindrom Post Holiday Blues

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siapa yang tidak suka dengan liburan. Pasalnya, hanya di waktu liburan Anda bisa memaksimalkannya untuk bersantai dan beristirahat. Namun, ada satu hal yang paling tidak menyenangkan dari liburan. Ya, saat liburan harus berakhir. Anda bisa jadi murung dan uring-uringan, bahkan depresi setelah liburan. Jika Anda mengalami hal ini, bisa jadi Anda terkena sindrom post holiday blues. Tidak percaya? Simak ulasan berikut.
Sindrom post holiday blues adalah kondisi emosional yang dirasakan setelah menikmati liburan. Yang menjadi penyebab Anda merasa murung bisa jadi karena dua hal, yaitu merasa liburan Anda sangat menyenangkan atau Anda hanya ingin ada di masa liburan daripada kembali bekerja.
Advertisement
Sindrom ini mirip dengan seasonal affective disorder (SAD), yaitu gangguan emosional yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, sama halnya dengan sindrom setelah menikah yang merasa ‘kaget’ saat euforia pernikahan berakhir. Maka, tak heran banyak dari Anda yang merasakan murung atau depresi setelah liburan.
Dikutip dari The New Daily, menurut Dr. Melissa Weinberg, seorang psikolog dari San Fransisco, saat Anda mengalami liburan yang menyenangkan, sebenarnya itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh otak. Seburuk apapun pengalaman liburan Anda, otak hanya akan merekam bagian yang Anda nikmati ketimbang pengalaman buruk.
Entah Anda menikmati atau tidak masa liburan Anda, otak Anda akan tetap menerima bahwa liburan sudah Anda lewati. Pasalnya, otak dirancang untuk merekam berbagai kegiatan yang dilakukan secara konsisten, seperti kebiasaan bekerja yang sehari-hari Anda lakukan. Termasuk saat berlibur, kondisi emosional Anda akan terbiasa untuk menikmati istirahat.
Jadi, saat kembali menghadapi pekerjaan, otak Anda akan ‘kaget’ dan kembali menyesuaikan setelah keadaan setelah berubah. Apa yang Anda alami ini merupakan normalisasi pasca liburan.
Apa Tanda Depresi Setelah Liburan?
Gejala sindrom post holiday blues sebenarnya mirip dengan depresi biasa, di antaranya:
• Sakit kepala
• Insomnia
• Gelisah
• Penambahan atau penurunan berat badan
• Agitasi, aktivitas motorik yang berlebih akibat ketegangan
Untungnya sindrom ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Sebab, sindrom ini tidak berlangsung lama, hanya di minggu awal pasca liburan. Namun bagi sebagian orang, ini bisa berlangsung lama hingga membutuhkan konseling dan dukungan keluarga untuk mengatasinya.
Cara Mengatasi Murung dan Depresi Setelah Liburan.
1. Istirahat
Merasa lelah usai liburan membuat Anda memandang kenyataan sebagai hal yang suram. Nah, Anda bisa mengatasinya dengan meluangkan waktu untuk santai dan melakukan me-time dengan membaca buku atau menonton film. Hal ini bisa memberikan udara segar sebelum menjalani hari baru pasca liburan.
2. Latihan pernapasan
Menurut Anna Hamer, seorang psikolog, tekanan untuk memulai kebiasaan baru dapat diminimalisir dengan olah pernapasan. Tarik napas dalam-dalam dengan pernapasan perut, lepaskan napas panjang sambil mengucapkan mantra positif. Anda juga bisa sambil membayangkan tempat liburan favorit Anda. Hal ini akan membantu Anda kembali ke keadaan yang tenang dan penuh energi untuk memulai aktivitas.
3. Perhatikan asupan makanan
Cara lain mengatasi depresi setelah liburan adalah memperhatikan asupan makanan. Selama liburan, biasanya Anda makan terlalu banyak sesuka hati Anda. Menurut Dr. Eric Hollander, Direktur Program Compulsive, Impulsive, and Anxiety Disorder dari Mount Sinai School of Medicine di New York, menyarankan agar kembali menjaga pola hidup sehat usai liburan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rochmat Shobirin |