Glutera News

Hati-Hati Psikosomatis, Pikiran yang Menyebabkan Penyakit Fisik

Jumat, 31 Januari 2020 - 21:10 | 505.35k
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)
Ilustrasi (FOTO: Gluteranews)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menggambarkan penyakit fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor mental, seperti stres dan kecemasan. Gangguan psikosomatis diartikan sebagai penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh. Dalam banyak kasus, pikiran mampu memengaruhi tubuh seseorang hingga memicu penyakit atau memperparah suatu penyakit.

Pada orang yang memiliki gangguan psikosomatis, setiap penyakit fisiknya pasti ada pengaruh dari sisi mental. Hal ini terjadi karena bagaimana tubuh bereaksi dan mengatasi suatu penyakit sangat bervariasi pada setiap orang.

Advertisement

Bagaimana Pikiran Bisa Mempengaruhi Kesehatan Tubuh?

Misalnya ketika Anda merasa takut atau cemas umumnya akan memunculkan tanda-tanda seperti, jantung berdebar-debar (palpitasi), denyut jantung menjadi cepat, mual atau ingin muntah, gemetaran (tremor), berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut, napas menjadi cepat, nyeri otot, atau nyeri punggung.

Nah, serangkaian gejala fisik tersebut muncul karena meningkatnya aktivitas impuls saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh. Pelepasan hormon adrenalin (epinefrin) ke dalam aliran darah juga bisa menyebabkan gejala fisik di atas. Selain itu, beberapa bukti mengatakan bahwa otak mampu memengaruhi sel tertentu dari sistem kekebalan tubuh, yang terlibat dalam berbagai penyakit fisik.

Sebenarnya sampai saat ini para ahli masih belum mengetahui bagaimana pikiran bisa memunculkan gejala dan penyakit fisik. Meski begitu, para ahli meyakini jika stres bisa merusak kesehatan seseorang tidak hanya secara mental tapi juga secara fisik. Hal inilah yang memungkinkan seseorang jatuh sakit atau sakitnya semakin parah ketika stres.

Cara Mengatasi Psikosomatis

Gangguan psikosomatis dapat diatasi atau diringankan dengan beberapa metode terapi dan pengobatan, seperti:
• Psikoterapi, salah satunya dengan metode terapi kognitif perilaku.
• Latihan relaksasi atau meditasi.
• Teknik pengalihan.
• Akupunktur.
• Hipnosis atau hipnoterapi.
• Terapi listrik, yaitu dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).
• Fisioterapi.
• Obat-obatan, seperti antidepresan atau obat penghilang rasa sakit yang diresepkan dokter.

Dalam metode terapi kognitif perilaku, penderita gangguan psikosomatis akan diminta untuk mencari tahu hal apa saja yang dapat memperburuk gejala. Terapi ini bisa membantu meredakan pikiran yang berlebihan, serta menangani perasaan dan perilaku yang berkaitan dengan gejala penyakit yang dialami.

Gangguan psikosomatis adalah jenis gangguan yang sebaiknya ditangani oleh psikiater, dan tak jarang gangguan psikosomatis memerlukan perpaduan antara psikoterapi dengan obat-obatan medis. Meski tidak terlihat secara fisik, keluhan psikosomatis ini menimbulkan permasalahan yang nyata bagi penderitanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES