
TIMESINDONESIA, JAKARTA – (Bacaan bagi Anda yang saat ini sedang karantina mandiri wabah virus Corona)
James Stockdale (lahir pada 23 Desember 1923 dan meninggal dunia pada 5 Juli 2005) adalah seorang perwira tinggi dari Angkatan Laut Amerika Serikat berpangkat Laksamana Madya yang juga penerbang dan mendapatkan bintang penghargaan Medal of Honor dalam Perang Vietnam, dimana saat itu ia pernah menjadi tahanan perang.
Advertisement
James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam. Ditangkap dalam perang vietnam, disiksa selama 8 tahun, sampai cacat, pincang dari tahun 1965-1973 di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya.
Tawanan Perang
Stockdale ditawan tanpa hak tawanan dan tanpa tahu kapan dia keluar. Dia juga tidak tahu apakah bisa keluar bertemu keluarganya atau tidak, dan tidak ada kepastian bahwa dia akan tetap hidup. Komando yang diterimanya adalah untuk melakukan segala hal agar lebih banyak tawanan hidup tanpa patah semangat.
Stockdale berbuat banyak dengan keyakinannya ini. Ia pernah memukul diri sendiri dengan bangku dan menyilet wajahnya agar tidak dapat direkam video sebagai contoh tawanan yang diperlakukan dengan baik.
Ia juga membuat aturan siksaan agar para tawanan bertahan terhadap siksaan dengan cara mengelak setelah siksaan ke x menit. Stockdale juga membuat aturan komunikasi antar tawanan menggunakan sandi agar tidak diketahui penjaga. Kisah heroik Stockdale dalam tawanan dapat dibaca dalam buku In Love and War
Ketika dibebaskan dan ditanya kok bisa bertahan, dia jawab "Saya tidak pernah kehilangan harapan bahwa akhirnya saya akan bebas".
Kemudian ditanya lagi "Siapa yang tidak bertahan?" Sungguh mengejutkan dijawab oleh Jim Stockdale "mereka yang optimis". Mereka mati dulu karena kecewa dan patah semangat.
Sang Jendral menjelaskan “mereka orang-orang yang optimis mengatakan kita akan dikeluarkan dibebaskan 1 bulan lagi 2 bulan lagi, namun ternyata pada tetap tidak bebas juga selama bertahun-tahun. Mereka meninggal bukan karena penyiksaan tapi karena kekecewaan dan broken heart oleh dirinya sendiri”.
Paradox Stockdale
Stockdale Paradox adalah istilah yang digunakan Jim Collins dalam menerangkan isi bukunya Good To Great, yang terinspirasi kisah James Stockdale.
Bahagia: Menerima keadaan dengan bersyukur.
Positif: Menerima keadaan dengan bersyukur dan tetap mau maju.
Pesimis: Merasa kenyataan yang buruk tidak akan berakhir.
Positif: Berani menatap kenyataan yang buruk tanpa kehilangan harapan.
Optimis: Pasti. Ketika terjadi yang tidak diharapkan sering kecewa.
Positif: Siap akan kedtidakpastian, apapun yang terjadi orang positif terus mau maju.
Menjadi Orang Positif
Orang positif berani menatap kenyataan yang paling buruk tanpa kehilangan harapan akhir yang indah. Orang positif bukan hanya bersyukur sehingga bahagia naif dan tidak mau maju. Orang positif tetap bersyukur dan tetap terus mau maju berjuang.
Mungkin ada teman-teman yang sekarang sedang mengalami tantangan berat dalam kehidupan. Beranilah menghadapi tantangan ini, karena akan berlalu. Bukan hanya naif menerima saja. Namun terus berusaha untuk maju dan maju.
Tenang, badai pasti berlalu dan datanglah badai berikutnya lebih dahsyat ha ha ha. Dan tenang semua badai berikutnya pun akan berlalu. Amin
Ambil pelajaran. Syukuri Allah pasti menginginkan kita jadi Lebih baik karena tantangan tersebut. Tanya sama diri sendiri dan orang bijak atau ahlinya ahli.
"Apa yang harus saya pelajari dari atau karena kejadian ini yang akan membuat saya menjadi lebih siap, lebih kuat, lebih kaya, lebih sehat, dan lebih-lebih lainnya, yang jelas lebih baik di kemudian hari".
Menjadi Lebih Baik
Dua tahun yang lalu ada cowok member baru di Glutera, bilang ke saya lagi bingung milih diantara 5 calon pacarnya. Kenapa bingung? Karena tidak ada yang mau sama sekali sama dia. Ha..ha..ha..
Nah saya tanya apa yang dia bisa pelajari dan harus belajar apa dari kejadian itu supaya jadi lebih baik?
Nah dari belajarnya dia simpulkan, Wanita secara umum suka laki-laki yang menonjol, pintar, baik, badannya ideal, mau maju, pemimpin, pemenang, semangat, ceria, tangguh, perhatian, positif, dan bisa kaya.
Akhirnya, cowok ini terus berubah menjadi lebih baik. Lebih sering konsumsi Glutera, rutin olah raga, rajin mengikuti training, lebih percaya diri saat presentasi, dsb. Dan beberapa waktu yang lalu ketemu saya saat acara Glutera di kota Malang, dia memperkenalkan pacarnya. Dan member glutera ini badannya tidak krempeng lagi, lebih berotot dan tampak lebih segar bugar. Yang jelas dia juga sudah bisa membeli dan mencicil mobil baru, walaupun sepeda motor bututnya yang “dicintai” ke 5 pacarnya masih ada. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |