Glutera News

Wortel Terlezat

Jumat, 17 Juli 2020 - 11:37 | 15.12k
(FOTO: Glutera.com)
(FOTO: Glutera.com)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Suara letusan peluru dari sebuah pistol, tanda pertandingan dimulai pun terdengar. Hari ini adalah hari pertandingan para kelinci memperebutkan sebuah piala wortel terbesar dan terlezat di kota kelinci.

Sebuah alat peledak kecil menempel di pinggang setiap pemain. Itu adalah bom waktu, yang akan meledak pada saat waktu yang diberikan kepada setiap pemain telah habis. Hmm.. benar-benar pertandingan yang penuh resiko.

Advertisement

Little rabitpun ikut dalam pertandingan itu. Dia kelihatan berlari begitu penuh semangat. Sekali-sekali dia melirik ke arah penonton. Wah… banyak sekali kelinci yang datang. Ada yang berteriak memberi dia semangat, ada yang mengejeknya, dan berusaha menjatuhkan semangatnya. ”Aku pasti menang,” katanya.

Tapi tiba-tiba, “Ups… apa ini ?” Oh..ternyata dia jatuh di dalam sebuah lubang jebakan yang dalam. Dia sangat sedih.

Tiba-tiba dia mendengar suara, “Ayo little rabit, bangunlah kamu harus terus berlari”.

“Suara apa itu?” tanya little rabbit. 

Ia berusaha mengingat suara itu. Little rabbit ingat. Ternyata itu adalah suara sahabatnya.

”Terima kasih sobat, aku akan terus berlari,” katanya pelan. Diapun bangun, dan berlari lagi.

Tapi tak beberapa lama kemudian…Ups..dia jatuh lagi ke sebuah lubang yang lebih dalam lagi. Dia melirik ke bom waktunya. Oh.. masih ada waktu untukku. Tapi…dilihatnya peserta-peserta lomba yang lain telah mendahuluinya. “Apakah aku akan menang? Ataukah semuanya telah percuma untuk diteruskan ?” 

“Ayo... little rabbit, jangan berhenti karena jebakan itu. Kau harus menang!”

Suara itu kembali terdengar. Dia pun bangkit dan meneruskan perlombaan.

Tapi untuk yang ketiga kalinya, dia jatuh, dan kali ini, dia benar-benar putus asa. Didengarnya orang-orang mulai mentertawakan dia.

“Wah... benar-benar kelinci yang bodoh!” kata mereka.

Diapun menangis, menyalahkan diri sendiri. Dia sudah mulai menyerah dan pasrah jika bom waktunya meledak.

”Tidak... aku tidak bisa lagi... aku telah kalah dan bom waktu di pinggangku ini pasti akan meledakkan tubuhku. Dan oh sahabatku, apakah dia juga telah pergi meninggalkan aku, apakah dia juga ikut mengejekku seperti yang lainnya karena kebodohanku?” bisik little rabbit. 

Tapi tiba-tiba ia mendengar suara, “Hai little rabbit, aku masih di sini! Ayo cepat bangun, aku telah menunggu untuk memberimu selamat atas kemenanganmu. Kau harus menang. Bangkit, terus maju, dan menanglah. Jangan biarkan dirimu tertipu lagi oleh jalan-jalan berlubang ini. Ini jebakan yang harus kau lewati”.

“Ya…kau benar. Inilah yang dinamakan perlombaan. Masalahnya bukan pada lubang-lubang jelek itu, tapi masalahnya ada pada kita sendiri. Aku harus melaluinya. Terima kasih sahabatku," ujar little rabbit. 

Nah... kali ini little rabbit melangkah dengan penuh hati-hati. Dia berlari secepat mungkin sambil berhati-hati dengan lubang-lubang jebakan itu. Dia berlari, terus berlari melewati yang lainnya. Dan, yes... diapun memenangkan pertandingan itu.

Sambil memegang piala wortel yang besar, dia berkata “Hidup ini adalah sebuah perlombaan, dengan banyak sekali jebakan di dalamnya. Dan pada saat kau jatuh, tak peduli untuk yang ke berapa kalinya, kamu harus bangkit, berlari terus, dan menangkan perlombaanmu.” (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES