Glutera News

70% Komponen Sistem Imun Tubuh, Terdapat pada Jaringan Usus atau Pencernaan 

Selasa, 31 Agustus 2021 - 14:05 | 142.83k
Image: Glutera for TIMES Indonesia.
Image: Glutera for TIMES Indonesia.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pandemi Covid-19 membuat semakin banyak orang sadar akan perlunya hidup sehat guna meningkatkan imunitas tubuh. Sebab, imunitas memainkan peran penting dalam melawan infeksi virus corona.

Sistem imun tubuh ternyata sangat dipengaruhi oleh kesehatan saluran pencernaan. Artinya semakin sehat saluran pencernaan maka daya tahan tubuh akan semakin baik. Sebaliknya, jika saluran pencernaan tidak sehat maka daya tahan tubuh pun menurun.

Menjaga kesehatan saluran pencernaan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Pasalnya, pencernaan yang sehat dapat membuat Anda terhindar dari berbagai macam penyakit, mulai dari GERD, tukak lambung, hepatitis, batu empedu, irritable bowel syndrome, penyakit Celiac, wasir, hingga kanker.

Selain mencegah terjadinya penyakit pencernaan, sistem pencernaan yang sehat juga diketahui mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah banyak masalah kesehatan lainnya.

Kaitan antara kesehatan saluran pencernaan dan daya tahan tubuh. 

Saluran cerna yang sehat adalah cerminan daya tahan tubuh yang baik. Mengapa demikian? Karena hampir 70% komponen sistem kekebalan tubuh terdapat pada jaringan usus.

Selain itu, di dalam usus, hidup bakteri baik atau probiotik yang berfungsi untuk melindungi dan memelihara kesehatan sistem pencernaan. Bakteri ini juga diketahui dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh melalui beberapa mekanisme.

Ditambah lagi, jika saluran cerna dalam keadaan sehat, penyerapan nutrisi akan lebih maksimal, sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menunjang kerja sistem kekebalan tubuh juga tercukupi dan daya tahan tubuh pun menjadi lebih kuat.

Nah, jika saluran cerna bermasalah dan jumlah bakteri baik menurun, proses penyerapan nutrisi akan terganggu. 

Begitu juga dengan kerja berbagai komponen sistem kekebalan tubuh di usus. Hal ini tentu bisa melemahkan daya tahan tubuh dan membuat tubuh lebih mudah terserang penyakit.

Organ-organ dalam sistem pencernaan manusia 

Agar bisa diolah menjadi energi dan berbagai macam nutrisi, seperti asam amino, glukosa, dan asam lemak, makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh perlu diproses terlebih dahulu. Proses tersebut berlangsung di dalam sistem pencernaan.

Gluera-GSHH.jpg

Berikut ini adalah beberapa organ tubuh yang termasuk dalam sistem pencernaan manusia beserta fungsinya:

1. Mulut

Proses pencernaan manusia dimulai dari waktu makanan digigit, dikunyah, dan dihaluskan di dalam mulut. Makanan yang bercampur dengan air liur akan dipecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil oleh gigi sehingga menjadi lunak dan mudah ditelan.

Lidah pun juga berperan dalam mengarahkan makanan di dalam mulut agar tergigit oleh gigi dan mendorongnya ke dalam kerongkongan untuk ditelan.

2. Kerongkongan (esofagus)

Makanan dan minuman yang ditelan akan melewati kerongkongan (esofagus). Kerongkongan adalah saluran yang panjangnya sekitar 25 cm dan berfungsi untuk menyalurkan makanan dan minuman dari mulut ke dalam lambung.

Di saluran ini, terdapat otot-otot khusus menyerupai katup yang disebut lower esophagael sphincter. Katup ini berfungsi untuk memastikan makanan atau minuman yang sudah mencapai lambung tidak kembali naik ke kerongkongan atau mulut.

3. Lambung

Setelah menerima makanan dan minuman, lambung akan mengeluarkan zat asam dan enzim untuk melanjutkan proses pencernaan. Selain memecah makanan, lambung juga akan membunuh mikroorganisme yang mungkin terdapat pada makanan atau minuman.

Di dalam lambung, makanan akan dibuat menjadi cairan pekat atau berupa pasta dan selanjutnya akan didorong ke usus halus.

4. Pankreas

Tak hanya berfungsi untuk menghasilkan insulin, pankreas juga bertugas menghasilkan enzim pencernaan, seperti lipase, protease, dan amilase. Enzim tersebut akan dilepaskan oleh pankreas dan ikut bercampur dengan enzim pencernaan dari lambung.

Enzim lipase berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak, protease untuk mencerna protein menjadi asam amino, sedangkan amilase untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.

5. Kandung empedu

Hati atau liver akan menghasilkan cairan empedu, kemudian menyimpannya di dalam kandung empedu. Cairan empedu terdiri dari kolesterol, garam empedu, bilirubin, air, serta mineral, seperti kalium dan natrium. Cairan ini berfungsi untuk mencerna lemak menjadi asam lemak. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, cairan empedu akan dialirkan ke dalam usus halus.

Glutera-Noxx.jpg

6. Usus halus

Makanan yang sudah menjadi pasta atau kimus (chyme) di dalam lambung akan didorong ke usus halus. Gerakan yang disebut peristaltik usus ini terjadi karena kontraksi dan relaksasi jaringan otot di dinding usus halus.

Usus halus sendiri terdiri atas 3 bagian, yaitu duodenum (usus 12 jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (bagian terakhir dari usus halus). Ketiga bagian usus halus ini memiliki tugas masing-masing dalam memproses makanan.

Duodenum bertanggung jawab untuk melanjutkan proses pemecahan makanan, sedangkan jejunum dan ileum bertanggung jawab untuk proses penyerapan nutrisi ke dalam aliran darah.

7. Usus besar

Setelah diolah menjadi berbagai nutrisi yang terserap oleh tubuh, makanan yang sudah dicerna akan meninggalkan sisa atau limbah yang disebut tinja (feses). Usus besar akan mendorong limbah makanan tersebut ke dalam rektum, yaitu perhentian terakhir pada saluran pencernaan.

Ketika rektum sudah terisi penuh dan tinja di dalamnya siap dikeluarkan melalui anus, Anda akan merasakan mulas dan muncul dorongan untuk buang air besar.

Proses pengolahan dan pencernaan makanan hingga menjadi tinja umumnya memerlukan waktu kurang lebih 30–40 jam.

Cara menjaga kesehatan pencernaan untuk meningkatkan daya tahan tubuh 

Karena memiliki peranan yang begitu penting dalam menjaga daya tahan tubuh, kesehatan pencernaan tidak boleh diabaikan, ya. Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk memiliki sistem pencernaan yang sehat adalah dengan menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus.

Agar jumlahnya tetap terjaga, bakteri baik di dalam usus perlu diberi asupan makanan yang disebut dengan prebiotik. Prebiotik bisa diperoleh dari buah dan sayuran yang tinggi serat, misalnya apel, pisang, atau asparagus. Selain itu, prebiotik juga bisa didapat dari bawang putih, bawang merah, oat, biji rami, biji kakao, dan rumput laut.

Untuk memperoleh saluran cerna yang sehat dan daya tahan tubuh yang kuat, yuk, coba terapkan tips di atas. Jangan lupa juga untuk selalu mengonsumsi makanan sehat lainnya, memperbanyak minum air putih, rutin berolahraga, tidur yang cukup, mengelola stres dengan baik. (*)

Be Everlasting with Glutera 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES