Glutera News

4 Cara Cepat Sembuh dari Demam Berdarah

Senin, 15 November 2021 - 11:56 | 208.99k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Demam berdarah adalah penyakit akibat gigitan nyamuk (Aedes aegypti) pembawa virus dengue. Penyakit ini menyebabkan gejala demam tinggi dan flu. Jika tidak ditangani dengan tepat, demam berdarah berisiko mengancam nyawa.

Demam berdarah merupakan salah satu penyakit dengan jumlah kasus yang cenderung meningkat setiap tahun. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2020, terdapat 95.893 kasus demam berdarah di seluruh Indonesia, dengan 661 kasus di antaranya berakhir dengan kematian.

Advertisement

Demam berdarah terbagi menjadi 2 jenis, yakni demam dengue (Dengue Fever) dan demam berdarah dengue (Dengue Hemorrhagic Fever). Perbedaan antara kedua jenis demam berdarah tersebut adalah adanya kebocoran pembuluh darah pada demam berdarah dengue, sedangkan pada demam dengue tidak.

Demam berdarah umumnya menyerang anak-anak berusia kurang dari 15 tahun, tetapi juga bisa terjadi pada orang dewasa.

Glutera-Noxx.jpg

Gejala demam berdarah 

Berdasarkan tingkat keparahan gejalanya, demam berdarah dapat dibagi menjadi demam dengue (dengue fever) dan demam berdarah dengue (dengue hemorrhagic fever). Berikut ini adalah penjelasannya:

Demam dengue (Dengue fever)

Demam dengue adalah bentuk ringan dari infeksi virus Dengue. Gejalanya hampir menyerupai demam pada umumnya dan umumnya dimulai sejak hari ke-4 sampai ke-7 setelah digigit nyamuk (masa inkubasi DBD). Gejala demam ini umumnya mereda kurang dari 1 minggu, tetapi bisa juga berlangsung sampai 10 hari. Gejala demam dengue antara lain:

• Demam 40°C atau lebih
• Sakit kepala berat
• Nyeri pada sendi, otot, dan tulang
• Hilang nafsu makan
• Nyeri di bagian belakang mata
• Mual dan muntah
• Pembengkakan kelenjar getah bening
• Ruam kemerahan (muncul sekitar 2–5 hari setelah demam)

Gluera-Coll.jpg

Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan kondisi ketika demam dengue yang dialami oleh penderitanya mengalami perburukan (fase kritis). Biasanya, fase ini terjadi antara hari ke-3 hingga hari ke-7 setelah gejala muncul.

Pada fase ini, penderita demam dengue dapat mengalami penurunan suhu demam (dibawah 38°C) selama 1 hari, kemudian suhu tubuhnya akan kembali naik di hari berikutnya. Pola ini disebut sebagai saddleback fever (demam pelana).

Banyak yang mengira bahwa penurunan demam ini adalah tanda kesembuhan. Padahal, justru di fase ini penderita harus diawasi lebih ketat. Hal ini karena pada fase ini penderita dapat mengalami perdarahan dan kebocoran pembuluh darah. Berikut ini merupakan tanda bahaya demam berdarah dengue yang harus diwaspadai:

• Sakit perut tak tertahankan
• Muntah terus menerus (3 kali atau lebih dalam 24 jam)
• Perdarahan, seperti gusi berdarah atau mimisan
• Terdapat darah pada urine, tinja, atau muntah
• Perdarahan di bawah permukaan kulit yang tampak seperti memar
• Napas yang pendek atau cepat
• Lemas atau lelah
• Gelisah

Gluera-GSHH.jpg

Pengobatan demam berdarah agar lekas sembuh. 

Berdasarkan tingkat keparahan demam berdarah, pengobatan yang diberikan kepada pasien dapat dibagi menjadi 2, yakni:

Pengobatan demam dengue

Tidak ada metode khusus untuk menangani demam dengue. Pengobatan yang dilakukan adalah untuk meredakan gejala dan mencegah infeksi virus semakin memburuk. Selain hindari gigitan nyamuk untuk mengurangi risiko penularan lebih lanjut.

Dokter akan menganjurkan pasien untuk melakukan beberapa hal berikut:

1. Cukupi cairan tubuh dengan banyak minum untuk menghindari dehidrasi.
2. Penuhi kebutuhan asupan nutrisi dengan makanan yang sehat untuk mendukung proses penyembuhan.
3. Istirahat yang cukup.
4. Konsumsi paracetamol untuk meredakan demam. Namun, hindari penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), terutama pada anak-anak, karena dapat memperparah perdarahan atau memicu sindrom Reye.

Pengobatan demam berdarah dengue

Apabila demam dengue berkembang menjadi demam berdarah dengue, pasien perlu dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Dokter akan memberikan cairan infus dan memantau pasien dengan ketat, mulai dari denyut nadi, tekanan darah, hingga jumlah urin yang dikeluarkan oleh pasien. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES