TIMESINDONESIA, JAKARTA – Healing crisis pada dasarnya berbeda dengan efek samping, karena healing crisis hanya terjadi pada sebagian atau beberapa orang tertentu saja. Sementara efek samping berarti akan terjadi pada semua orang yang mengkonsumsi produk herbal.
Biasanya yang langsung merasakan adanya healing crisis adalah mereka yang mengidap suatu penyakit tertentu sejak lama.
Advertisement
Asal teori healing crisis
Pada akhir 1800-an / awal 1900-an, dua dokter memperhatikan bahwa ketika mereka merawat pasien yang memiliki penyakit sifilis, banyak dari penderita penyakit tersebut memperhatikan gejala yang memburuk sebelum mereka sembuh.
Gejala-gejala ini dimulai beberapa jam setelah injeksi antibiotik pertama dan berlangsung hingga satu hari.
Dua dokter tersebut menduga healing crisis ini disebabkan oleh racun yang dilepaskan ketika spirochetes sifilis mati. Nama-nama dokter tersebut adalah Adolf Jarisch dan Karl Herxheimer.
Krisis penyembuhan/ healing crisis
Adalah saat tubuh kita mengalami penyesuaian fisiologis terhadap proses-proses seperti detoksifikasi (pembuangan racun), pengenceran darah yang semulanya kental, meningkatnya laju metabolisme, meningkatnya oksigen dalam darah.
Ini bisa diikuti oleh rasa pusing, rasa kurang enak di dada mengantuk, tidur yang lebih panjang dari biasanya, dan gejala lain di tubuh kita.
Gejala yang biasanya muncul dalam proses kesembuhan antara lain: diare, sakit kepala, lemah, letih, lesu sulit tidur, mual, nafsu makan berkurang dan lain sebagainya.
Gejala tersebut timbul sebagai reaksi alamiah tubuh. Reaksi timbul disebabkan karena tubuh sedang melakukan detoksifikasi atau pengeluaran racun-racun dan sampah-sampah yang bertumpuk dan hanya membebani tubuh akibat dengan tidak sengajanya tubuh kita mengkonsumsi 6P (pewarna, pengawet, pemanis, perasa, pestisida dan polusi udara) bertahun-tahun sejak kita lahir, yang memicu penyakit-penyakit berat.
Pada reaksi pemakaian luar, pemakai mengalami Gatal / Timbul bentol, kulit terasa panas, kulit wajah terasa kebas dan bengkak, kulit mengelupas, jerawat bertambah, rasa kesemutan (Tingling) / Nyeri pada kulit, Warna Pigmentasi / Flex semakin nyata, itu semua wajar.
Proses penyembuhan bisa kita ibaratkan sebagai anak tangga. Anak tangga yang paling tinggi adalah sehat, yaitu kondisi tubuh semuanya dalam keadaan seimbang. Bila kesehatan kita mulai menurun, ia bagaikan sedang menuruni anak tangga. Pada setiap anak tangga yang dituruninya, akan mengalami tanda-tanda tertentu
Misalnya, anak tangga pertama ia mulai kekurangan tenaga, pada anak tangga selanjutnya, ia mulai merasa kembung dan mual, berikutnya pening dan sakit kepala & seterusnya. Ketika tubuhnya mulai membaik, maka ia bagaikan sedang menaiki anak tangga itu lagi. Ia pun kembali mengalami hal-hal yang pernah terjadi pada setiap tingkat anak tangga yang dilaluinya.
Bila memang reaksi yang ditimbulkan teramat sangat mengganggu memang adakalanya kita harus menyesuaikan pengobatan yang sedang kita jalani. Dengan mengonsumsi air minum lebih banyak diharapkan pengeluaran toksin dan sampah-sampah yang selama ini membebani tubuh bisa lebih maksimal.
Mengingat obat-obatan paliatif yang umumnya hanya meredam gejala penyakit, seperti obat-obatan penghambat rasa sakit. Maka kalau tidak terpaksa, sebaiknya penggunaan obat-obat tersebut dihindari kecuali bila terpaksa, dengan dosis minimal.
Handstand healing crisis yang bisa terjadi dan penyebabnya
Healing crisis merupakan bagian dari proses penyembuhan dimana dengan sendirinya produk tersebut akan memperbaiki sistem metabolisme dalam tubuh dan kemudian menyembuhkannya
• Mengantuk, letih di tangan dan kaki: menunjukkan kondisi tubuh asam, fungsi hati yang lemah, olahraga/aktivitas berlebihan, konsumsi obat-obataan berkala (jangka panjang), gula darah tidak normal.
• Demam ringan atau tubuh terasa panas: terjadinya peningkatan peredaran darah yang akhirnya berakibat pada meningkatnya proses metabolisme tubuh sehingga hawa tubuh yang dilepaskan membawa dampak meningkatnya suhu tubuh.
• Buang air kecil dan buang angin terus menerus, perut terasa kembung: menunjukan perbaikan di pencernaan dan maag.
• Badan terasa panas, flu, energi berlebihan, susah tidur: menunjukan tubuh sedang membakar lemak dan mengubahnya menjadi energi (ini reaksi yang paling normal).
• Pusing, merasa lemah dan lapar: menunjukan tekanan darah rendah, (terutama untuk penderita anemia).
• Muntah, mual, diare, sembelit, sendawa: menunjukkan pencernaan tidak baik. Masalah di perut & hati, asam lambung di perut terlalu berlebihan.
• Susah BAB, tidak BAB, sembelit: menunjukkan kerak usus sedang dibersihkan atau di lepas.
• Jerawat, gatal, kemerahan di kulit, keringat berlebih, air seni yang bau: menunjukan racun di tubuh, konstipasi / sembelit, hati lemah, alergi, cairan tubuh yang kurang.
• Berat badan bertambah untuk yang kelebihan berat badan atau overweight: air tertahan sementara karena fungsi ginjal yang lemah, peningkatan otot setelah larutnya lemak.
• Meningkatnya rasa sakit bagian tubuh tertentu seperti sakit kepala: menunjukan perbaikan ulser (sariawan) pd usus/ pencernaan, rematik, asam urin tinggi, pasien migrain/ vertigo, gangguan syaraf dan rematik.
• Menstruasi tidak teratur, tekanan darah menurun: menunjukan penyesuaian hormon, darah rendah, anemia.
• Batuk kering, sariawan, bau mulut: menunjukkan proses detoksifikasi, kurang cairan.
• Batuk berdahak: menunjukkan fungsi paru paru lemah, alergi, sinusitis, hipertensi, astma, anemia.
• Peningkatan sementara pada gula darah, tekanan darah & detak jantung: menunjukkan penderitaan diabetes, darah tinggi, darah kental, kolesterol tinggi.
• Muka & kaki sedikit membengkak, tensi darah yang menurun: menunjukkan lemahnya fungsi ginjal.
• Sedikit bercak darah saat pembuangan menunjukkan gejala yang normal pada orang yang mengalami haemorrhoid (dianjurkan utk mengkonsumsi lebih banyak minum air putih ), adanya pertumbuhan abnormal di dalam organ tubuh seperti kanker, tumor.
Tidak mengalami gejala/reaksi apapun menunjukkan kesehatan yang baik/reaksi tubuh yang lambat (reaksi penyembuhan bisa terjadi nanti). Tiap orang mengalami reaksi yang berbeda beda ada juga yang tidak mengalami reaksi apapun.
Berapa lama proses healing crisis?
Healing ciris umumnya berlangsung sekitar tiga hari, tergantung pada individu dan tingkat keparahan situasi mereka. Semakin parah toksisitasnya, semakin kuat krisis penyembuhannya.
Ketika tubuh Anda mulai mengeluarkan racun, energi Anda mungkin berkurang dan Anda mungkin mulai merasa sakit. Jika itu terjadi, anggap itu sebagai tanda bahwa tubuh Anda sedang bekerja untuk mengeluarkan racun dan limbah.
Bagaimana cara mengatasi healing crisis?
Untuk proses penyembuhan atau healing crisis yang disebabkan oleh pembersihan atau detoksifikasi, penting untuk tetap terhidrasi dengan air minum yang bertujuan untuk mendorong tubuh Anda mengeluarkan racun.
Selain itu, tubuh kita akan selalu berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri karena naluri bertahan hidup alami kita. Dokter terbaik selalu tubuh kita dan obat terbaik selalu makanan yang kita makan.
Lebih lanjut lagi, untuk mengatasi healing crisis, bahwa tubuh membutuhkan nutrisi yang cukup, sistem endokrin yang berfungsi dengan baik dan sumber daya untuk memanfaatkan untuk memperbaiki dirinya sendiri. (*)
Be everlasting with glutera
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |