TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketika kita berpikir tentang kanker, kita cenderung memikirkan bahan kimia, atau radiasi beracun sebagai pengobatannya. Tetapi, penelitian baru yang menjanjikan yang diterbitkan dalam jurnal Phytomedicine menunjukkan bahwa kita mungkin ingin memberikan pertimbangan serius pada jamur cordyceps yang banyak ditemukan di hutan-hutan.
Jamur jenis ini memang tidak tumbuh di derah kita, namun sudah diketahui sejak lama jamur ini sering digunakan dalam pengobatan.
Advertisement
Cordyceps (Cordyceps militaris) juga dikenal sebagai jamur ulat dan telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan China, sebagai obat untuk paru-paru dan ginjal tonik serta untuk mengatasi kehilangan stamina, kelelahan, napas yang dangkal, mengi, dan sebagai afrodisiak.
Menurut penelitian Phytomedicine pada sel leukemia manusia, senyawa yang ditemukan dalam Cordyceps, yang dikenal sebagai Cordycepin tampaknya memiliki efek toksik pada sel-sel kanker.
Senyawa tersebut, menyebabkan sel kanker bunuh diri (proses yang dikenal sebagai apoptosis), tanpa memiliki efek toksik pada sel-sel yang sehat.
Studi ini meneliti sifat anti-kanker pada teh yang terbuat dari jamur dan menemukan bahwa keduanya memiliki aktivitas anti-kanker tetapi jamur Cordyceps yang sebenarnya memiliki aktivitas lebih kuat dibandingkan teh.
Ada berbagai jenis produk di pasar termasuk: bubuk, teh, ekstrak alkohol (tincture), dehidrasi Cordyceps, ekstrak gliserin (glycerite), dan kapsul.
Hingga kini, cordyceps telah melalui beberapa penelitian dan proses pengembangan di laboratorium yang kemudian diolah menjadi suplemen. Cordyceps sendiri diketahui mengandung beragam nutrisi, seperti:
• Protein
• Asam amino esensial
• Peptida
• Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B12, vitamin E, dan vitamin K
• Asam lemak
Penelitian sebelumnya, dalam jurnal Jepang Fitoterapia juga menunjukkan bahwa Cordyceps bekerja melawan kanker dengan berbagai cara, termasuk diantaranya berikut ini:
• Memblokir kemampuan tumor untuk tumbuh (anti-tumor)
• Memblokir kemampuan sel kanker untuk berkembang biak (anti-proliferasi)
• Menghentikan kanker dari menyebar ke berbagai bagian tubuh (anti-metastasis)
• Meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker (imunomodulator)
• Menyerang radikal bebas sebelum mereka dapat merusak sel-sel dan jaringan, yang tidak akan membuat mereka rentan terhadap kanker (antioksidan).
Penelitian di jurnal Toksikologi Lingkungan dan Farmakologi menunjukkan bahwa Cordyceps juga efektif melawan kanker prostat. Sebuah studi dalam jurnal Food and Chemical Toxicology menemukan Cordyceps menyebabkan sel-sel kanker paru-paru menjadi mati.
Sedangkan penelitian lain menemukan bahwa Cordyceps mengurangi pertumbuhan sel dari jenis kanker kulit yang dikenal sebagai melanoma.
Menurut ahli mikologi, herbalis, dan penulis The Fungal Pharmacy, Robert Rogers, cordyseps juga memiiki beberapa manfaat lainnya, seperti :
1. Meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuh
2. Bantu meningkatkan metabolisme saat beraktivitas fisik
3. Jamur cordyceps militaris dapat digunakan untuk mengurangi reaksi peradangan
4. Menurunkan risiko penyakit pada saluran pernapasan
5. Membantu menangani diabetes
6. Menjaga kesehatan jantung. (*)
Be Everlasting with Glutera
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |