Glutera News

Autophagy, Proses Detoks Tubuh Bikin Sehat dan Panjang Umur

Rabu, 13 Juli 2022 - 12:08 | 415.96k
Image: Glutera for Times Indonesia
Image: Glutera for Times Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mungkin sebagian masyarakat Indonesia tidak begitu mengenal sistem autophagy. Istilah autofagi mungkin masih terdengar asing di telinga anda ?

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan autophagy? Autophagy berasal dari kata auto yang artinya sendiri dan phagy yang memiliki arti makan. Dengan kata lain, autophagy adalah proses ketika sel-sel pada tubuh kita mengeluarkan racun dan menggantikan racun-racun dengan memperbaiki diri mereka sendiri. Ya, dalam sistem autophagy, pemeliharaan tubuh digunakan untuk mengidentifikasi dan membuang bagian sel yang rusak. 

Advertisement

Kurangnya tubuh dalam melakukan autophagy ternyata bisa menjadi penyebab penumpukan sel yang rusak, sehingga membuat kita mengalami penuaan dini. Nah, jika kamu suka makan sembarangan dan tidak memperhatikan waktu makan, tubuh kamu akan kurang melakukan autophagy. Enggak mau kan mengalami penuaan dini?

Pada 2016, penghargaan Nobel medis diberikan pada seorang peneliti dari Jepang dan penelitiannya mengenai autophagy. Yoshinori Ohsumi melakukan eksperimen terhadap ragi yang memiliki pertahanan terhadap diri sendiri dan mendaur ulang diri mereka. 

Ingin mencoba autophagy? Atur pola makan

Ya, jika kamu ingin tubuh kamu sering melakukan autophagy, sebaiknya yang kamu lakukan adalah mengatur pola makan kamu. Tidak hanya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kamu, waktu makan pun perlu kamu jadwalkan dan ikuti jadwal tersebut. Saat hari-hari kamu sibuk, kamu boleh makan pada jam normal seperti biasa.

Namun, saat kamu memiliki waktu yang tidak terlalu padat, cobalah untuk mencoba autophagy. Caranya adalah kamu harus berhenti makan pada pukul 8 malam. Lalu pada pagi hari, kamu bisa melewati sarapan dan menggantinya saat kamu makan siang. 

Memang dibutuhkan usaha dalam menjalankan autophagy. Namun, jika kamu berhasil melakukannya, kamu akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Saat kamu berpuasa dari makan malam hingga makan siang, tubuh kamu mengaktifkan sistem autophagy pada tubuh kamu. Dengan begitu, sel-sel yang ada dalam tubuh kamu mendapatkan jeda untuk mengembalikan dan mengganti sel-sel yang lama dengan yang baru. Namun, jika kamu mencuri-curi makan pada saat waktu puasa kamu, itu justru bisa menghentikan proses autophagy pada tubuh kamu, meskipun nutrisi yang masuk hanya sedikit.

Apakah perbedaan autophagy dengan proses diet lainnya?

Saat kamu menginginkan sistem autophagy terjadi pada tubuh kamu, kamu tidak perlu menghindari atau menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang telah kamu lakukan sebelumnya. Selain mengatur jadwal makan, kamu juga perlu membuat sedikit perubahan, seperti memperhatikan waktu tidur kamu dan bagaimana kamu rajin berolahraga. Dengan kamu melakukan autophagy, sel tubuh kamu akan membersihkan racun-racun yang akan membuat kamu terlihat lebih awet muda.

Puasa bisa memicu autophagy

Saat berpuasa, tubuh Anda tidak mendapatkan asupan makanan selama belasan jam. Hal ini terus berlangsung selama berhari-hari sehingga tubuh Anda lambat laun terbiasa dengan asupan kalori dan nutrisi yang menurun.

Penurunan asupan kalori ketika puasa membuat sel tubuh mengalami stres. Padahal, sel tubuh memerlukan kalori untuk berfungsi normal. Sel tubuh pun beradaptasi dengan cara mengurangi kalori yang digunakannya untuk menjalani fungsi tersebut.

Pada kondisi minimnya energi, sel tubuh harus bekerja secara lebih efisien. Caranya, sel-sel tubuh membuang molekul sampah dan bagian sel yang sudah rusak, lalu mendaur ulang zat-zat tersebut menjadi bagian sel yang berfungsi dengan baik.

Dengan cara ini, sel tubuh dapat bekerja normal walaupun tidak mendapatkan asupan energi yang cukup. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti mengapa sel-sel tubuh bereaksi demikian, tapi yang jelas, proses ini membantu tubuh bertahan hidup.

Manfaat autophagy 

Beberapa penelitian telah membahas manfaat autofagi. Mekanisme ini termasuk proses dalam sel yang sangat rumit sehingga manfaatnya mungkin tidak bisa dirasakan secara langsung. Meski demikian, di bawah ini sejumlah manfaat yang telah dirangkum dari berbagai studi.

1. Mencegah penuaan dini dan membuat panjang umur

Manfaat utama autofagi adalah meremajakan sel tubuh dan mencegah penuaan dini. Selain itu, sel-sel baru yang terbentuk dari proses autofagi juga melindungi tubuh Anda dan secara teknis, membuat Anda lebih panjang umur.

2. Menjaga fungsi tubuh dalam kondisi minim energi

Mekanisme ini menjaga fungsi tubuh tetap normal sekalipun kekurangan sumber energi ketika puasa. Kondisi ini memang tidak bisa berlangsung selamanya, tapi tubuh Anda setidaknya mendapatkan waktu lebih lama untuk mendapatkan energi kembali.

3. Mencegah pertumbuhan sel kanker

Pembentukan sel kanker berawal dari adanya sel-sel yang rusak atau bermutasi. Tubuh mengenali sel-sel yang tidak beres ini dan membuangnya melalui proses autofagi. Ini sebabnya mekanisme ini mungkin dapat membantu mengurangi risiko kanker.

4. Menjaga kesehatan hati

Autofagi kerap dihubungkan dengan kesehatan organ hati. Sebuah studi dalam jurnal Food and Chemical Toxicology menyebutkan bahwa proses ini berpotensi melindungi sel hati dari kerusakan akibat konsumsi obat-obatan dan alkohol.

Tidak hanya itu, autofagi pun diyakini dapat menghambat keparahan beberapa penyakit hati, antara lain:
• Penyakit Wilson,
• Gagal hati akut,
• Penyakit hati terkait konsumsi alkohol jangka panjang. Serta
• Perlemakan hati non-alkohol.

5. Manfaat bagi sel

Mekanisme autofagi ketika puasa memberikan manfaat lainnya bagi sel-sel tubuh. Beragam manfaat di bawah ini mungkin hanya berpengaruh pada tingkat seluler, tapi tetap tidak boleh dianggap sebelah mata.
• Mendaur ulang protein sisa yang sudah tidak terpakai.
• Membuang zat racun yang meningkatkan risiko penyakit saraf seperti penyakit Parkinson atau penyakit Alzheimer.
• Menyuplai energi dan sisa zat yang bisa dirombak menjadi sel baru.
• Merangsang regenerasi dan pembaruan sel.

Namun, perlu diingat, proses autofagi yang dipicu dengan melakukan puasa tidak dianjurkan pada beberapa orang, misalnya penderita diabetes, berusia tua, wanita yang sedang hamil, atau orang dengan riwayat gangguan makan.

Oleh karena itu, agar lebih sehat, hindari melakukan puasa tanpa terkendali hanya untuk memicu autofagi, tetapi terapkanlah cara sehat lain, misalnya dengan mengatur diet atau pola makan, kebutuhan nutrisi yang lengkap dan seimbang, serta berolahraga secara teratur. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES