Glutera News

10 Kondisi Orang Tak Boleh Olahraga

Minggu, 25 September 2022 - 16:48 | 318.77k
Image: Glutera for Times Indonesia
Image: Glutera for Times Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Olahraga merupakan salah satu cara agar tubuh tetap fit. Meski olahraga banyak manfaatnya, terkadang Anda tak boleh berolahraga sama sekali. Bagi beberapa orang dengan kondisi tertentu, olahraga justru bisa memperburuk kondisi tersebut atau memperparah rasa nyeri yang Anda alami. 

Lantas, kondisi apa saja yang membuat Anda tidak boleh olahraga dulu? Cari tahu jawabannya dalam artikel ini.

Advertisement

Penyakit dan kondisi yang tidak boleh berolahraga dulu

Olahraga dan aktivitas fisik bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Mengutip Mayo Clinic, rutin olahraga juga bermanfaat meningkatkan daya tahan tubuh, membantu menurunkan berat badan, hingga meningkatkan kepercayaan diri.

Namun, jangan lupa agar tidak memaksakan diri untuk tetap berolahraga saat tubuh sedang tidak bugar, kelelahan, juga mengalami penyakit tertentu.

Beberapa rasa sakit dan nyeri juga membuat olahraga menjadi aktivitas yang sebaiknya tidak dilakukan. Berikut adalah beberapa penyakit serta kondisi yang membuat Anda tidak boleh olahraga, seperti:

1.    Demam

Jangan berolahraga jika Anda merasa tak enak badan, bahkan jika hanya demam sekalipun. Demam terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras melawan infeksi. Sementara itu, olahraga juga dapat memberikan tekanan yang lebih banyak pada sistem imun. Ini sebabnya, berolahraga ketika demam justru akan memperburuk penyakit Anda.

Berolahraga ketika demam juga seringnya jadi penyebab utama cedera, karena dalam kondisi ini Anda jadi lebih sulit berkonsentrasi.

2.    Pilek dan flu

Selain demam, Anda juga tidak disarankan untuk berolahraga ketika sedang pilek dan flu. Dalam keadaan normal, olahraga memang akan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda, namun keadaan berbalik saat Anda sedang pilek atau flu. 

Pasalnya, olahraga justru akan membuat tubuh Anda jadi semakin lemah sehingga sulit untuk pulih. Terlebih jika flu yang Anda alami juga disertai demam, kondisi Anda jelas akan makin buruk jika ditambah dengan berolahraga.

3.    Asma

Jika serangan asma disebabkan oleh infeksi pernapasan, sebaiknya Anda tidak olahraga dulu selama beberapa hari dan periksa ke dokter jika gejala terus berlangsung. 

Jika dokter melihat asma Anda sudah mulai dapat dikendalikan dengan baik, maka barulah Anda boleh olahraga.

Namun, jangan langsung melakukan olahraga yang berintensitas tinggi. Ada baiknya Anda memulai olahraga secara perlahan dengan melakukan pemanasan selama 10 menit. Segera hentikan olahraga jika Anda tidak dapat mengatur napas atau merasa lelah dan lemah. Yang terpenting, selalu bawa inhaler atau obat lainnya untuk berjaga-jaga apabila asma Anda kambuh sewaktu-waktu.

4.    Cedera lama yang kumat kembali

Apabila cedera lama Anda tiba-tiba kambuh lagi, Anda harus segera menunda olahraga dan temui dokter. Pasalnya, gangguan ini biasanya bukan pertanda baik, terutama jika rasa sakit terus dialami selama Anda beraktivitas. Dalam banyak kasus, nyeri yang muncul tiba-tiba memerlukan perhatian medis dengan segera, terlebih bila sumber nyeri berada di tempat yang memang sebelumnya pernah mengalami cedera.

5.    Kurang tidur dan kelelahan 

Jika semalam Anda sudah tidak tidur cukup, atau bahkan sudah tidak tidur dua-tiga hari ke belakang karena mengejar proyek kantor, Anda tidak boleh olahraga dulu sekarang. 

Tubuh yang sudah stres dan kelelahan akan makin nge-drop ketika diajak berolahraga. Istirahatlah sejenak sebelum mulai rutinitas gym Anda kembali.

Jika perlu, temui dokter dulu. Pasalnya, kelelahan yang ekstrem bisa jadi pertanda adanya sebuah penyakit.

6.    Hamil

Tanyakan kepada dokter mengenai program olahraga yang aman dilakukan saat hamil. Yoga, berenang, berjalan, dan olahraga intensitas rendah dapat sangat bermanfaat selama kehamilan. Pastikan untuk tetap mencukupi asupan air, istirahat yang cukup, dan hindari panas. Hindari olahraga yang menekan punggung dan perut.

7.    Setelah bayi lahir

Berapa banyak selebriti yang membual bahwa mereka langsung 400 sit up per hari usai satu hari melahirkan? Anda tak harus mempercayainya.  

Apabila Anda baru melahirkan, tunggu enam minggu sebelum Anda bisa memulai berolahraga dengan pelan atau 11 minggu apabila Anda memiliki c-sectio.  Setelah waktu ini, Anda perlahan-lahan bisa mulai secara bertahap latihan rutin. Selain itu mintalah nasihat dari profesional tentang latihan perut yang seharusnya dilakukan setelah memiliki anak.

8.    Gegar otak

Baru saja mengalami gegar otak? Ini juga menjadi salah satu kondisi yang membuat Anda tidak boleh olahraga terlebih dahulu.

Perlu Anda ketahui bahwa gegar otak adalah cedera otak traumatis. Untuk itu, Anda perlu benar-benar sembuh sebelum berolahraga, walaupun merasa sudah tidak apa-apa.

Jika mengalami cedera kepala lagi akibat berolahraga hal ini bisa meningkatkan risiko pembengkakan dan kerusakan besar pada otak.

9.    Sakit punggung dan nyeri otot kronis

Kedua hal ini juga menjadi penyakit atau kondisi yang membuat Anda tidak boleh berolahraga.

Perhatikan dulu, apa yang membuat rasa sakit lebih baik atau malah semakin buruk. Misalnya, membungkuk atau memutar anggota tubuh yang membuat Anda kesakitan.

Berikan jeda terlebih dahulu sebelum berolahraga kembali. Apabila rasa sakit memburuk dan mengganggu aktivitas, segera temui dokter.

10.    Keadaan lainnya

Selain hamil, Anda juga tidak boleh olahraga apabila Anda baru saja menjalani operasi atau cedera berat. Dalam keadaan tersebut, tubuh Anda butuh waktu untuk pulih. Sedangkan melakukan olahraga justru akan memberikan tekanan pada tubuh yang pada akhirnya bisa memperburuk kondisi Anda.

Tidak hanya itu, beberapa orang yang memiliki penyakit kronis juga tidak disarankan untuk berolahraga. Namun jika ingin tetap melakukan olahraga, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu ke dokter agar mendapatkan pilihan jenis olahraga yang tepat sesuai dengan keadaan Anda.

Apakah penderita penyakit kronis tidak boleh olahraga 

Penderita penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes, arthritis, kanker, sakit punggung, hingga demensia direkomendasikan untuk melakukan olahraga, karena bermanfaat untuk kesehatan.

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar mengetahui jenis olahraga sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.

Penting untuk diketahui bahwa olahraga teratur bagi pemilik kondisi kronis dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kesehatan.

Sebagai contoh, latihan aerobik dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung, daya tahan tubuh, serta membantu menjaga keseimbangan berat badan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES