TIMESINDONESIA, JAKARTA – Branched-chain amino acids (BCAA) adalah jenis asam amino esensial yang terdiri dari leusin, isoleusin, dan valin. BCAA sangat diperlukan oleh tubuh dalam proses pembentukan protein otot dan menghasilkan energi.
Manfaat BCAA dalam mengurangi resiko penyakit sudah banyak di uji dalam berbagai penelitian. Salah satu bukti nyatanya adalah suplementasi BCAA untuk pengidap penyakit hati. Tapi tidak hanya itu, ternyata suplementasi BCAA juga bisa dimanfaatkan sebagai terapi pada penyakit lainnya.
Advertisement
BCAA untuk mempercepat pemulihan tubuh
Nutrisi penting dalam BCAA berperan dalam proses pemulihan tubuh dan proses sintesa protein. Ketiga asam amino yang ada dalam BCAA memiliki peran dan fungsi berbeda dalam membantu proses pemullihan tubuh.
Leucine memiliki peran dalam penyembuhan luka pada kulit, tulang dan otot. Isoleucine berperan untuk membantu produksi energi dan proses terbentuknya hemoglobin. Valine akan membantu keseimbangan nitrogen yang penting untuk membantu berkembangnya otot.
Oleh karena itu, BCAA akan sangat penting dalam membantu tubuh ketika jaringan yang lainnya mengalami kerusakan atau dalam masa pemulihan, dan juga menjaga jaringan otot dari katabolisme ataupun pemecahan ketika ada kegiatan fisik atau olahraga intensif. Selain itu, manfaat positif BCAA dalam menangani gangguan kesehatan antara lain adalah:
1. Penyakit Hati
BCAA telah terkenal dalam keampuhannya dalam merawat penderita liver. Menurut para peneliti, suplemen BCAA sangat ampuh dalam meningkatkan kembali kinerja hati, dan meningkatkan kualitas hidup para penderita penyakit hati kronik. Suplemen BCAA pun berperan penting dalam menjaga kadar albumin serum untuk para pasien tersebut.
2. Kanker
Umumnya, para penderita kanker mengalami penurunan kemampuan sintesa glutamin dan protein sehingga mempengaruhi proses kekebalan tubuhnya. Kondisi tersebut akan memperparah penderita kanker pasca menjalani terapi. Para peneliti menemukan bahwa suplementasi BCAA mampu meningkatkan sintesa glutamine dan otot mereka.
3. Kelelahan
Triptofan merupakan asam amino yang biasanya ada dialiran darah dan berhubungan dengan plasma protein darah, yaitu albumin. Tapi, saat sedang melakukan kegiatan fisik yang terlalu lama, maka triptofan akan terlepas dari ikatannya dan berubah menjadi zat kimia bernama serotonin yang memicu rasa lelah hingga menurunnya performa. Lalu para peneliti mengungkapkan bahwa mengonsumsi BCAA akan menurunkan kadar triptofan bebas di dalam darah hingga akhirnya bisa meningkatkan performa fisik dan mengurangi rasa lelah.
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Para peneliti menyebutkan bahwa suplemen whey protein soy dan BCAA mampu meningkatkan anabolisme atau pembentukan protein pada pasien pengidap penyakit paru obstruktif kronis.
5. Cedera Otak
Para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen BCAA mampu memperbaiki skor Disability Rating Scale atau DRS dengan tanpa adanya efek negatif pada triptofan dan tirosin. DRS menjadi kunci parameter yang sering digunakan dalam menjelaskan prognisa cedera kepala.
6. Luka Bakar dan Sepsis
Pada luka bakar setiap pasien akan terjadi proses hipermetabolisme yang meningkatkan resiko terjadinya katabolisme protein berlebihan serta ekskresi nitrogen urin yang tinggi. Oleh karenanya, BCAA akan mampu menyeimbangkan kadar nitrogen serta mencegah laju katabolisme proten tubuh.
Disisi lain, leucine pun telah dipelajari efeknya terhadap sintesis protein pada luka bakar dan sepsis. Hasilnya, pasien yang selamat dari sepsis ternyata memiliki kadar BCAA dalam darah yang tinggi.
Dengan melihat manfaat-manfaat BCAA di atas, rasanya sayang untuk melewatkan asam amino ini di dalam asupan nutrisi Anda. Kebutuhan BCAA yang perlu dikonsumsi setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada tujuan konsumsinya.
Rata-rata orang dewasa perlu mendapatkan asupan BCAA minimal 9–12 gram setiap harinya. Ini kira-kira setara dengan 100 gram daging sapi ditambah 100 gram dada ayam.
Sementara untuk orang yang ingin membangun otot, BCAA yang dibutuhkan adalah sekitar 10–20 gram per hari. Selain dari makanan, asupan BCAA untuk membentuk otot juga bisa didapatkan dari suplemen. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |