Glutera News

7 Penyakit Kronis Akibat Kekurangan Antioksidan

Kamis, 27 Oktober 2022 - 09:00 | 177.40k
Image: Glutera for Times Indonesia
Image: Glutera for Times Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Antioksidan adalah senyawa yang memiliki fungsi untuk memerangi efek negatif yang berasal dari radikal bebas. Namun, pernahkah Anda mendengar tentang radikal bebas?

Radikal bebas merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan makanan menjadi energi. Selain itu, Anda dapat terpapar radikal bebas dari makanan, udara, bahkan dari reaksi tubuh Anda terhadap sinar matahari.

Advertisement

Nah, dengan alasan itulah tubuh manusia membutuhkan antioksidan. Jenis antioksidan ada dua, yaitu endogenous yang dihasilkan oleh tubuh, serta exogenous yang didapat dari luar tubuh terutama dari makanan.

Meskipun dapat menghasilkan antioksidan sendiri, tubuh cenderung lebih bergantung pada antioksidan yang berasal dari luar. Senyawa ini akan bekerja dengan cara memberikan elektron pada molekul radikal bebas sehingga menetralkan sifat buruknya.

Bagaimana antioksidan bekerja terhadap tubuh? 

Cara kerja antioksidan berhubungan dengan cara kerja radikal bebas. Radikal bebas dalam tubuh berupa molekul yang memiliki elektron bebas, di mana seharusnya elektron berpasang-pasangan.

Elektron bebas ini membuat radikal bebas menjadi sangat reaktif sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sel di sekitarnya.

Karena sifat elektron yang berpasang-pasangan, elektron bebas yang terdapat pada molekul radikal bebas ini dapat mendonorkan elektron atau menerima elektron dari molekul sel tubuh yang sehat.

Molekul sel tubuh yang sehat kemudian akan bersifat sama seperti radikal bebas sehingga menimbulkan banyak radikal bebas lainnya.

Radikal bebas yang reaktif kemudian mempengaruhi membran hingga inti sel dan merusak komponen-komponen yang terdapat di dalam suatu sel, memicu sel untuk menghancurkan dirinya sendiri.

Meskipun dapat menyerang semua jenis sel, radikal bebas terutama menyerang sel lemak, sel asam nukleat, dan protein.

Nantinya, antioksidan akan mendonorkan elektron pada elektron tidak berpasangan yang ada dalam molekul radikal bebas. Dengan begitu, antioksidan akan mencegah elektron bebas untuk menarik elektron dari sel tubuh yang sehat.

Yang istimewa dari kerjanya adalah setelah memberikan elektron, antioksidan tidak akan berubah menjadi radikal bebas seperti jika sel lain yang memberi elektron. Sehingga sifatnya seperti penetralisir sifat reaktif molekul radikal bebas.

antioksidan-kronis.jpg

Penyakit kronis akibat kekurangan antioksidan yang disebabkan radikal bebas 

Banyaknya radikal bebas bisa membuat tubuh kewalahan untuk mengelolanya sehingga timbul kondisi yang disebut dengan stres oksidatif (oxidative stress). Pada akhirnya, stres oksidatif membuat tubuh berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan berikut ini:

1. Diabetes

Stres oksidatif akibat radikal bebas dapat meningkatkan risiko diabetes. Diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 adalah penyakit kronis yang memengaruhi tubuh dalam memproses glukosa. Glukosa sangat dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan sumber energi untuk sel-sel yang membentuk otot dan jaringan.

Pada diabetes tipe 1, sel-sel dalam pankreas mengalami kerusakan yang membuat produksi insulin menurun. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak mampu mendapatkan glukosa dari darah dan kadar gula darah meningkat. Sementara pada diabetes tipe 2, sel-sel tubuh kurang sensitif terhadap insulin sehingga tidak bisa menggunakannya secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah juga meningkat.

2. Aterosklerosis

Arteri adalah pembuluh darah yang berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Kandungan kolesterol yang tinggi lama kelamaan dapat menumpuk dan menempel pada dinding arteri. Pada akhirnya, plak kolesterol ini mengeras dan menyebabkan penyempitan arteri. Nah, kondisi ini lah yang disebut aterosklerosis. Dalam hal ini, lemak lah yang menjadi sumber radikal bebas.

3. Inflamasi

Peradangan atau inflamasi adalah proses dimana sel darah putih bekerja melindungi tubuh dari infeksi seperti bakteri dan virus. Nah, kandungan radikal bebas yang terlalu tinggi dalam tubuh juga dapat merespon proses ini.

4. Hipertensi

Tekanan darah adalah kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Nah, ketika aliran ini menjadi terlalu kencang, artinya individu tersebut mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi. Namun, seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 milimeter merkuri (mmHG). Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena jarang menimbulkan gejala yang signifikan.

5. Penyakit kardiovaskular

Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah. Salah satu pemicu utama penyakit kardiovaskular adalah penumpukan timbunan lemak di dalam arteri (aterosklerosis) dan peningkatan risiko pembekuan darah. Kondisi ini juga dapat dikaitkan dengan kerusakan arteri di organ seperti otak, jantung, ginjal, dan mata.

6. Penyakit neurodegeneratif

Kondisi yang satu ini mampu mempengaruhi berbagai aktivitas tubuh, seperti keseimbangan, gerakan, berbicara, bernapas, dan fungsi jantung. Banyak dari penyakit ini bersifat genetik. Terkadang penyebabnya adalah kondisi medis seperti alkoholisme, tumor, atau stroke. Penyebab lain mungkin termasuk racun, bahan kimia, dan virus. Contoh penyakit neurodegeneratif adalah penyakit alzheimer dan penyakit Parkinson.

7. Penyakit kanker

Kanker terjadi ketika sel-sel abnormal di dalam tubuh tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Penyakit ini dimulai hampir di mana saja di tubuh manusia. Kanker disebabkan oleh perubahan (mutasi) pada DNA di dalam sel. Nah, mutasi DNA ini lah yang bisa disebabkan oleh radikal bebas.

Antioksidan adalah senyawa yang berfungsi untuk mencegah dan memperbaiki kerusakan sel-sel di dalam tubuh, khususnya yang disebabkan oleh paparan radikal bebas. Antioksidan bisa ditemukan di dalam berbagai jenis makanan, minuman, serta suplemen.

Bila jumlahnya normal, radikal bebas sebenarnya tidak akan membahayakan kesehatan. Sebaliknya, bila jumlahnya berlebih, radikal bebas bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, seperti penuaan dini, penyakit jantung, diabetes, dan demensia, serta masalah kesuburan, terutama spermatogenesis.

Untuk mencegah kerusakan sel akibat paparan radikal bebas, tubuh membutuhkan asupan antioksidan yang cukup. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES