GSH Gluthatione, Peran Pentingnya pada Penderita Penyakit Parkinson's

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Disebut juga penyakit lumpuh yang disertai getaran. Penyakit Parkinson's adalah salah satu penyakit yang menimbulkan kelumpuhan. Penyakit ini seringkali diperkirakan sebagai penyakit pada orang tua, satu diantara 100 orang akan mengalaminya pada usia pensiun, tetapi setengah dari mereka mulai mengalaminya pada usia 40.
Penyakit parkinson's berkembang secara progresif, sel-sel saraf mengalami degenerasi dari bagian tengah otak yang mengatur pergerakan (substansia nigra pada basal ganglia).
Advertisement
Pada keadaan normal, pesan yang diterima oleh motor kortex ke bagian retikular untuk memulai pergerakan bebas dan sel-sel neurotransmiter dibebaskan dari bangsal ganglia basalis untuk merespon pesan yang sama secara pelan atau mengurangi gerakan, memperkuat gerakan yang lemah dan ketrampilan yang kita gunakan sebagaimana adanya. Ada 2 jenis neurotransmiter seperti dopamine, yang menstimulasi efek samping dan asetylkolin yang mencegahnya.
Gejala dan penyebab parkinson's
Secara pasti penyebab belum diketahui, tapi penyakit parkinson mempunyai karakteristik dengan kerusakan sel pada ganglia basalis. Penurunan produksi dopamin dan menunjukan gejala yang khas.
Yang dimulai dengan kelemahan atau kekakuan disertai dengan sedikit tremor (getaran) pada tangan atau kepala. Selanjutnya getaran meningkat, otot-otot menjadi kaku dan ada gangguan deteorisasi pada penglihatan, keseimbangan dan koordinasi.
Pada tahap berikutnya, termasuk kekakuan secara umum, mengeluarkan air liur, kehilangan nafsu makan, sikap badan yang membungkuk, jalan dengan kaki diseret atau ekspresi wajah yang kaku.
Faktor genetik sangat memainkan peranan tapi penyebab lainnya yang menambah masalah termasuk diantaranya: obat-obat medis, pestisida, karbon monoksida, sianida, mangan, heroin, virus-virus spesifik dan trauma yang berulang-ulang pada kepala yang diderita oleh petinju Muhammad Ali (dementia pugilistica).
Peneliti dari National Institute of Health in Bethesda telah mengidentifikasi suatu program gen yang memproduksi protein yang disebut: alpha synclein.Ini adalah sebuah harapan yang memberi petunjuk yang akan membuka jalan lebih jauh terhadap penemuan obat-obat untuk penyakit parkinson's dan jalan inovatif untuk mengobatinya.
Pengobatan parkinson's
Sejauh ini tidak ada pengobatan definitif untuk penyakit parkinson's namun usaha ini sangat efektif pada permulaannya. Oleh karena itu diagnosis dini sangat tepat. Selama ini, pengobatan konvensional termasuk obat-obatan yang dicoba untuk menyimpan keseimbangan neurochemical dengan penempatan atau menambah produksi dopamin didalam tubuh.
Teknik operasi bedah syaraf (neurosurgical) dan teknik mengimplan (menanam) jaringan bayi telah sukses. Beberapa ahli telah mengembangkan teknik mengimplantasi elektroda kedalam otak untuk menstimuli jalan saraf.
Obat-obatan seperti selegiline banyak menjanjikan. Sekelompok tim yang dipimpin oleh ahli P.Jenner dan CW Olanov dari Neurogenerative Disease Research Centre di London telah membuktikan bahwa selegiline mampu meningkatkan kadar keaktifan GSH. Baru-baru ini obat-obatan baru seperti pramixole dan ropenerole muncul sebagai pengobatan efektif.
Penyakit Parkinson dan Gluthatione
Penelitian terbaru menyatakan dua temuan penting, pertama: analisa pengaruh biokimia terhadap jaringan otak menunjukan secara konsistent dengan stress oksidatif yang luas dan sirkulasi (peredaran) radikal bebas yang menyertainya. Kedua: kadar GSH terutama pada jaringan ini rendah. Ciri-ciri yang mencolok pada Parkinson adalah penurunan kira-kira 40% selama tingkatan awal/permulaan penyakit.
Sekelompok peneliti dari Universitas Southern California yang dipimpin oleh JD Adem Jr, telah menunjukan pada perkembangan selanjutnya penyakit Parkinson kadar glutathione jatuh ke 2% dari jumlah normal. Apakah penyebab penurunan kadar glutathione atau gejala kerusakan yang ditimbulkannya tetap tidak jelas?
Namun ada berita baik peningkatan GSH memperlambat kerusakan jaringan saraf, bahkan beberapa gejala dapat kembali fungsinya. Sejak kerusakan diketahui disebabkan oleh radikal bebas yang termasuk komponen invariable pada penyakit Parkinson, peneliti telah melakukan percobaan dengan bermacam anti oksidan dosis tinggi.
Di dalam penambahannya therapy antioksidan dengan glutathion dengan baik telah banyak digunakan. Tidak hanya GSH sebagai antioksidan luar biasa terutama substansia nigra pada pasien penderita Parkinson mengalami defisiensi kadar GSH, jadi penderita ini sangat membutuhkannya.
Tim peneliti dari Israel M Gabby’s menunjukan bahwa peningkatan GSH sangat efektif dalam mengurangi kadar enzim dopamin daripada antioksidant lain seperti vitamin C dan E. Berlawanan fungsinya dimana sel-sel otak membutuhkan dopamin dalam, menjalankan fungsinya, dopamin pada waktu tertentu bersifat toksik pada jaringan yang sama. Ini kemungkinan kenapa dengan meningkatnya kadar L dopa seperti sinemet hanya bekerja untuk beberapa hari sebelum efek samping pemakaian dihentikan dan setelah itu keadaan pasien memburuk.
Dr.P Jenner dan timnya pada Parkinson Disease Experimental Research Laboratories di London telah melakukan penelitian secara ekstensif mengenai peran GSH dalam perkembangan progresif penyakit ini.
Mereka menemukan bahwa peningkatan kadar glutathion secara konsisten pada awal perkembangan penyakit Parkinson dan kemungkinan peningkatan kadar GSH dapat membantu mencegah kerusakan sel-sel syaraf.
D.Offen beserta timnya pada Beillinson Medical centre di Israel melakukan experiment pada neuron yang memang terlibat pada metabolisme dopamin. Mereka memeriksa hubungan sel-sel mati dengan menurunnya dopamin pada Parkinson, untuk memperlambat penurunan mereka menggunakan antioksidant dan menemukan bahwa thiol (campuran sulfur) antioksidan GSH, NAC dan dithioleitol bekerja dengan baik.
Dengan hati-hati dalam bahasa medis mereka lukiskan sebagai ”Markedly Protective” sel-sel otak. Ini menguatkan penemuan dari M.Gabby, dukungan lebih lanjut terhadap teori yang mengatakan bahwa GSH dapat mencegah atau memperlambat dopamine yang memperlambat kematian sel.
Sechi dan timnya di Italy mengamati penderita Parkinson yang tidak mendapat pengobatan pada stadium awal penyakit yang menerima therapy GSH IV 2X sehari selama sebulan. Semua pasien menunjukan peningkatan signifikan dengan peningkatan lebih dari 40% ketidakmampuan mereka.
Kesembuhan berangsur pulih setelah 2 atau 4 bulan pengobatan dengan GSH. Penulis lain melukiskan perhatiannya terhadap peran GSH dengan mempertingginya dalam pengobatan penyakit ini. Banyak faktor-faktor yang mendukung kegunaan peningkatan kadar GSH.
Penyakit Parkinson mempunyai karakteristik yaitu kehilangan sel-sel otak yang mengatur dopamin. Bukti-bukti nyata peran stress oksidatif dan penurunan kadar GSH sangat penting dalam memperbesar kerusakan.
Penelitian telah menunjukan bahwa melindungi sel dari kerusakan dan kematian sel dengan meningkatkan GSH berhasil dilakukan pada laboratorium dan sangat diterima pada pemakaian obat-obatan medis. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |