Glutera News

GSH Glutathione, Peran Pentingnya pada Penyakit Acquieed Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Minggu, 19 Maret 2023 - 09:49 | 103.01k
glutera news.
glutera news.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Penyebaran AIDS merupakan suatu kondisi kritis yang serius pada masalah kesehatan sekarang ini dan sebagai masalah epidemik yang telah menjangkau seluruh dunia.

Dibanyak kota di Amerika dan beberapa kota lainnya didunia telah menyebabkan kematian pada usia 25-45 tahun. Penelitian terhadap penyebaran AIDS, menurut para peneliti telah mempelajari virus penyebab dan sistem imun beberapa tahun belakangan sebelum era sembilan puluhan.

Human Immuno Deficiency Virus (HIV)

AIDS berhubungan dengan HIV, yang terutama sekali merusak sel T limfosit salah satu bentuk sel darah yang dibutuhkan untuk mengefektifkan respon immun. Ada 3 jenis sel, sel T killer, sel T helper dan sel T suppresor/penindas. Sel T penolong yang menerima tanda kehadiran antigen yang mana tubuh dapat melawan bibit penyakit dirusak oleh virus HIV, yang lebih dulu memiliki sel pembunuh killer yang biasanya melawan virus. Berakibat terjadinya defisiensi terhadap faktor-faktor immun.

Virus AIDS tidak langsung membunuh, tetapi membiarkan korban kehilangan kemampuan melawan sekalipun penyakit tersebut merusak organ. Harapan pengobatan jangka panjang terhadap penderita terhadap sangat lambat/lama dan kebanyakan menggunakan jangka pendek. 

glutera996cb738864d2b77.jpg

Dengan perawatan yang baik gejala yang sangat buruk dapat dihindari untuk beberapa tahun dan pasien dapat hidup produktif lagi. Selama diketahui penyakitnya dan penyebarannya saja, banyak pengobatan yang efektif juga muncul. Sangat jauh diharapkan untuk pengobatan yang lebih baik pada dekade yang akan datang.

Banyak obat-obatan farmakologi dan pengobatan alamiah dipromosikan ndapat menyembuhkan AIDS yang  digunakan sebagai penyembuhan dan pencegahan. Dengan berbagai variasi tingkatan keberhasilan, tetapi kebanyakan obat farmakologi mengandung racun dan sementara mereka mencari cara untuk mengatasi penyakit, mereka dipastikan menjadi korban (menderita) baik secara fisik dan keuangan.

Mereka dipastikan tidak mempunyai penyembuhan secara gaib. Ada beberapa therapi yang menolong sedang yang lain beresiko. Tak satupun pengobatan dengan kombinasi  mempunyai efektivitas satu dengan yang lainnya, jadi kebanyakan penderita AIDS memakai satu dari beberapa cara yang diketahui seperti obat yang dibuat dalam bentuk cocktail (dicampur). 

Aspek sekunder terburuk dari penyakit ini adalah HIV itu sendiri. Karena sistem immun sudah sangat membahayakan, tidak dapat berespon secara adekwat terhadap berbagai jenis infeksi. Infeksinya bukan oleh karena HIV-nya tetapi disebabkan oleh penyakit.

Peran GSH dalam AIDS.

Berbagai perhatian digunakan untuk mengetahui peran GSH pada pasien AIDS. Diatas segalanya penyakit-penyakit disebabkan perubahan peradangan kronik dan stress oksidatif.aktivitas ini menggunakan GSH dan berperanan penting terhadap disfungsi sel CD4 penolong.

Sekali sel T kehilangan efisiensinya membuat pasien rentan terhadap infeksi seperti beberapa tipe pneumonia, diare, infeksi kandida dan penyakit kanker yang mana kesehatan individu kebal.

Defisiensi immun menyebar menjadi secara umum ke seluruh tubuh dan berperanan penting mengakibatkan malnutrisi, merusak akhirnya kematian. 

Para peneliti telah menemukan bahwa diantara perubahan biokimia lainnya pasien dengan AIDS mengalami penurunan konsenterasi. GSH secara luar biasa. 

Beberapa laporan menyebutkan  bahwa kadar GSH didalam darah turun 30% dari yang normal. Ini memberi kesan bahwa keadaan defisiensi  ini menambah kesan infeksi HIV, bertambah  lemahnya sistem imunitas. Ketentuan lain menyebutkan GSH berperan secara proaktif yang menyebutkan bahwa sitokin yang mengalami inflamasilah yang menghambat petumbuhan virus HIV oleh peningkatan konsenterasi GSH.

Mereka mendemonstrasikan efek ini dengan meningkatkan kadar GSH dengan obat-obatan seperti NAC. Tim yang sama di tahun 1991 menunjukan kehilangan CD4 dan sel T CD 8 GSH dengan perkembangan penyakit.

Pada tahun 1992, di Universitas McGill Montreal yang dipimpin oleh Dr. Gustavo Buonous menyelidiki khasiat pemisahan protein susu. Mereka mengembangkan suatu metode ekstraksi dengan mempertinggi GSH.

Dr.Buonous dan para koleganya telah mengetahui bahwa dengan meningkat kadar GSH menunjukan peningkatan sistem imun pada manusia. Dengan mempelajari hubungan antara perkembangan HIV dan kadar GSH yang rendah, mereka telah mempelajari efeknya terhadap pasien AIDS protein susu yang diisolasi cenderung sebagai suplement kesehatan. 

Hal ini seringkali mengakibatkan berkurangnya dan kadang-kadang berbalik menjadi kerusakan sebagai efek dari AIDS. Ketersediaan prekursor GSH secara alami telah dikabarkan dari komunitas penelitian AIDS.

AIDS menyerang sistem immun dan ditandai dengan penurunan kadar GSH dan secara umum kekurangan kemampuan melawan patogen. Pada kenyataannya defisiensi glutathione berhubungan dengan penurunan kemampuan hidup pada penyakit HIV.

Penelitian para ahli telah menunjukan /membuktikan pemberian suplement bertujuan mempertahankan  kadar GSH seperti mengurangi dan kadang berbalik menjadi kerusakan sebagai efek dari AIDS. Para pasien yang diteliti pada eksperimen ini juga seringkali memperlihatkan penurunan jumlah sel limfosit CD4 dan  penurunan kadar virus. 

Pada beberapa banyak penelitian , penelitian yang luas akan menetapkan suplement glutathione sebagai jalan/alur utama pengobatan cuma-cuma. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES