GSH Glutathione, Peran Pentingnya pada Penyakit Multiple Sclerosis
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Multiple sclerosis adalah gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang. Multiple sclerosis dapat menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.
Saat terjadi multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf (mielin).
Advertisement
Hal ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, multiple sclerosis dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan saraf permanen.
Multiple sclerosis menyerang korban pada awal kehidupan mereka (dewasa muda) dan satu dari berbagai penyakit degeneratif yang menyerang sistem syaraf paling menakutkan.
Gejala-gejala MS sungguh bervariasi , bergerak dari satu atau dua serangan yang melemahkan tungkai dan lengan atau mengaburkan pandangan kepada keadaan hilangnya rasa belas kasihan, kemunduran kemampuan berbicara, pergerakan dan fungsi dasar lainnya.
MS merusak berbagai bagian dari sistem syaraf dengan merusak myelin, lapisan jaringan lunak yang menyekat serat-serat saraf lebih baik dari plastik yang menyekat kabel. Kerusakan ini meninggalkan jaringan parut atau plak dengan kontak pendek arus listrik yang melalui serat serat saraf. Proses pembentukan jaringan parut disebut sclerosis.
Bergantung dari lokasi/tempat rusaknya saraf, pasien dan menderita kelemahan setempay atau kekauan, gannguan penglihatan, gangguan berkemih atau pencernaan dan gangguan persarafan lainnya. Serangan bisa ringan dalam beberapa hari kemudian berkurang tetapi banyak yang kembali kambuh setelah beberapa bulan atau tahun.
Beberapa pengalaman menunjukan adanya pertunbuhan yang cepat dari penyakit ini dan menjadi kecacatan. Penyebab dari multiple sklerosis masih belim jelas, meskipun banyak teori yang telah dikemukakan di depan.
Beberapa menyebabkan penyebabnya adalah lingkungan dan faktor genetik dan beberapa peneliti berkeyakinan beberapa jenis virus dapat menyebabkan keadaan ini atau MS termasuk penyakit autoimun yang ringan. Yang lain meneliti hubungan penyakit ini dengan faktor diit atau terpapar racun seperti merkuri, pestisida, dan karbon monoksida. Namun beberapa teori lainnya menganggap faktor alergi berperan. Pengobatan medis konvensional hanya mengobati tetapi tidak menyembuhkan.
Meskipun beberapa obat-obatan baru menjanjikan pengurangan kekambuhan. Diet berbagai jenis telah diteliti secara luas. Segala sesuatu mengenai penyakit ini seperti sulit untuk dipelajari. Karena beragamnya gejala/keluhan ,pasien seringkali sembuh secara spontan. MS adalah salahs satu dari kelompok penyakit yang menyerang sistem saraf yang disebut gangguan/ kekacauan saraf.
Dalam Grup ini termasuk alzheimer, parkinson dan ALS (amyotropik lateral sclerosis). Walaupun penyebab khusus dari penyakit ini belum diketahui beberapa penelitian baru-baru ini menggunakan pendapat bahwa yang berperanan penting adalah peran derivasi formasi oksigen radikal bebas atau kekurangan pertahanan antioksidan secara memadai.
Proses oksidasi dan multiple sklerosis
Sarung myelin dirusak oleh MS melalui lipid, substansi lemak yang sensitif untuk dihancurkan dengan proses peroksidase lipid. Salah satu bentuk oksidasi yang agresif. Kunci pertahanan metabolisme adalah GSH dan SOD.
Ini telah menunjukan peningkatan sistem pertahanan tubuh yang mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh stress oksidatif. Penelitian khusus menurunkan produksi oksidasi telah diungkap secara bermakna peningkatan kadarnya pada pasien penderita MS. Prodig dan Edwin Zarling dari University Loyola Chicago, selangkah lebih jauh dari penelitian mereka.
Mereka menyatakan kadar stress oksidatif sesuai dengan kepelikan dari serangan MS. Beberapa penulis termasuk SM Levre dari University of Kansas menunjukan proses patologi penyebab demyelinisasi saraf sangat mungkin karena sistem ini bergabung dengan radikal bebas dengan sarung myelin.
Penjelasan ini dikombinasikan dengan 2 hipotesa yang menggambarkan MS yang merupakan penyakit auto imun, dan disebabkan juga oleh stress oksidatif. Ia melukiskan berapa lama terjadinya proses demyelinisasi ,makrofag yang merusak myelin, melepaskan kekuatan kimiawi (lipase, proteinase, H2O2 dan lainnya). Biokimia ini mengakibatkan kadar stress oksidatif yang besar.
Beberapa hipotesa membuat kita yakin bahwa menumpulkan kemampuan respon imun atau mengurangi stress oksidatif sangat terbatas keberhasilannya. Ini menggerakan peneliti untuk mencari jalan meningkatkan proteksi antioksidan, modulasi glutathione yang memberikan harapan kepada penderita.
Glutathione dan Multipel sklerosis
Banyak penelitian yang membandingkan kelompok penderita MS dengan yang sehat. Diantaranya ada yang diberi tambahan kadar zat reaktif metabolis,e dan enzim pelindung teristimewa GSH.
Kelompok Italia yang dipimpin oleh Vince Calabase mengambil sampel cairan otak (LCS) melalui lubang spinal. Penganalisaan CSF adalah indikator yang tepat untuk metabolisme otak. Mereka menemukan bahwa kadar peroksidase GSH didalam cairan otak terus menerus rendah. Mereka berkesimpulan bahwa pada kasus MS. Aktivitas anti oksidan abnormal dan berperannya stress oksidatif.
Penelitian lain terhadap CSF yang dilakukan oleh ahli Swedia G.Ronguist dan G.Fritzhe yang menguji cairan otak dari jumlah besar pasien termasuk yang terkena stroke, seizures, tumor otak dan MS.
Cairan otak penderita MS ditemukan sama sekali sangat kekurangan GSH. Bukti selanjutnya melibatkan fungsi radikal bebas dan penipisan kadar GSH pada penderita MS.Helen Langeman dari Swiss mengukur kadar GSH dengan plak yang ada pada MS itu sendiri dan tanpa pengecualian juga habis.
Penelitian yang dipimpin oleh I.Singh pada Universitas South Carolina menguji keabnormalan jaringan dasar pada MS. Myelin yang sebenarnya menjadi rusak menjadi besar karena pelepasan dari zat kimiawi yang berperanan dalam proses inflamasi disebut : Cytokine.
Selenium dan MS
Beberapa penelitian menunjukan kadar selenium yang rendah berhubung kepada perkembangan MS. Selenium adalah satu bagian yang penting dalam GSH peroksidase dan kadar selenium rendah tentu saja menurunkan efektifitas GSH. Sean A Dannish yang dipimpin oleh J.Mai memberikan dosis tinggi antioksidan suplemen ke pasien MS dengan beberapa selenium, 2g vit C, 480 mg Vit E.Pasien-pasien ini menunjukan beberapa efek samping dan aktivitas glutathione perosidase meningkat oleh 5 faktor dalam 5 minggu.
MS adalah penyakit yang sukar untuk dipelajari karena bersifat remisi spontan dan timbulnya sukar diprediksi. Oleh karena itu sangat sukar untuk menghubungkan keadaan intervensi dengan perubahan kondisi pasien. Meskipun demikian, beberapa penemuan yang terbaru menunjukan
Oksidatif menimbulkan jumlah banyak dan kadar formasi radikal bebas dapat disamakan dengan hebatnya serangan. Selanjutnya aktivitas glutation sangat jelas mengganggu penyakit ini. Juga pada individu yang menderita kerusakan jaringan diberikan pengobatan antioksidan meskipun tidak menyembuhkan.
Banyak penulis juga menganjurkan dalam mereduksi kerusakan akibat oksidatif dapat membantu pasien dengan MS dan menunjukan peranan peningkatan kadar GSH. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |