GSH Gluthatione, Peran Pentingnya pada Recovery setelah Latihan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Statistik menunjukan kepada kita kehidupan yang tidak berubah tanpa adanya olahraga dapat menimbulkan efek gangguan kesehatan dan sama halnya dengan mengkonsumsi satu batang rokok setiap hari. Penelitian yang tidak terbilang telah menunjukan kesehatan yang signifikan diisi oleh kegiatan aktivitas fisik yang teratur. Penelitian terakhir menunjukan bahwa latihan yang cukup namun konsisten lebih berarti daripada latihan.
Pusat bedah umum di Amerika bahwa 75% remaja Amerika kegiatan fisik yang tidak begitu aktif dan 25%nya tidak beraktifitas secara sebenarnya. Orang-orang menunjukan peningkatan resiko penyakit ringan dan menyebabkan kematian pada waktu bersamaan. Gaya hidup dengan aktivitas yang kurang menyebabkan penyakit jantung, kegemukan, tekanan darah tinggi, diabetes, osteoporosis, stroke, depresi dan bermacam kanker.
Advertisement
Untungnya, pada dekade terakhir ketertarikan pencegahan penyakit telah mengalami peningkatan. Banyak orang telah menemukan kegunaan dari latihan yaitu: mengontrol BB, kekuatan otot, massa tulang dan kekuatannya, meningkatkan energi, mengurangi stress, daya tahan tubuh yang baik, menghargai diri sendiri dan umur panjang. Salah satu yang pertumbuhannya meningkat adalah indusri yang bergerak dalam bidang olahraga dan fitness.
Pendaftaran pada gymnastik dan kelas aerobik dan penjualan produk-produk suplement, sepeda, sepatu roda dan sepatu roda dan sepatu lancar telah mencapai yang tertinggi. Ini menimbulkan beberapa pertanyaan baru, terutama mengenai berapa banyak latihan yang cukup dan yang mana berlebihan.
Apa yang dilakukan untuk mendorong batas-batas latihan yang aman? Dan tentu saja atlet amatir dan profesional ingin mengetahui bagaimana mereka dapat mempertinggi prestasinya. Seri latihan yang cukup kemungkinan berakibat terhadap kesehatan dan umur panjang.
Peneliti dari Norwegia, G. Errikson mengikuti perkembangan pasien diatas usia 22 tahun dan menemukan pada laki-laki paruh baya melakukan peningkatan latihan dan menurunkan resiko kematian dari semua penyebab. Dan tidak secara ekstrim untuk meningkatkan kebugaran.
DR Rozen Lemauitre dari Universitas Washington baru-baru ini menunjukan bahwa berjalan selama satu jam perminggu mengurangi resiko serangan jantung sebesar aktifitas fisik secara intensif. Tiga sampai lima kali selama satu jam perminggu pada setiap hari, secara teratur atau dengan giat segala usaha semua dibutuhkan.Kegiatan diluar ruangan dapat meningkatkan fungsi yang sama seperti suatu kekuatan yang lama.
Berjalan kaki ringan selama satu jam, bermain bola volley, berkebun, pelemasan otot-otot dan bermain, base ball, 30-60 menit berjalan cepat, bersepeda, menyapu halaman, berenang dan menari atau selama 20-30 menit jogging, aerobik, bermain volley, basket, atau berdansa meningkat kesehatan secara bersamaan.
Penuaan dan latihan
Proses penuaan berhubungan dengan perubahan komposisi di tubuh dan toleransi latihan. Kepadatan otot, daya tahan tubuh, fungsi antioksidant dan penurunan kadar GSH secara keseluruhan. Seperti usia sistem immunitas kita, latihan olahraga akan membebani tubuh kita lebih dan lebih lagi. Keadaan menderita yang membuat kita mampu untuk mencegahnya. Wanita tua dan lalu tua yang turut serta dalam latihan yang biasa dengan demikian membutuhkan lebih banyak antioksidant secara menyeluruh dan GSH khususnya.
Latihan dan sistem immun
Olahraga memunculkan kekuatan sistem imun, namun bila berlebihan dapat menimbulkan efek yang berlawanan, kebanyakan atlit-atlit terkenal jatuh dengan penyakit virus bilamana mereka latihan secara intensif. Penyebaran virus menghinggapi kumpulan atlit-atlit sebelum olimpiade Atlanta tahun 1996, menimbulkan kebingungan yang memerlukan kerja keras. Namun demikian beberapa dari kita dapat mendorong sumber imunitas kita kepada batasnya. Dengan kadar yang baik latihan dapat mendukung pertahanan tubuh kita melawan penyakit.
Penelitian statistik menunjukan bahwa orang-orang dewasa yang melakukan latihan seringkali dapat mengalami penyakit daripada yang tidak melakukan kegiatan latihan sama sekali. Mekanisme peningkatan daya tahan ini sangat membuka pikiran. Banyak study telah menunjukan aktivitas peningkatan bermacam sel darah putih, pertahanan awal menghadapi berbagai infeksi. Orang-orang yang sehat mempunyai kemampuan alamiah sel-sel pembunuh, makrofag dan lymfosit T sel yang berperan penting dalam system imun dan meningkatkan kadar faktor imunitas yang tinggi untuk menghadapi virus didalam darah.
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa air liur/saliva dari atlit mengandung kadar tinggi virus anti body, memberikan resistensi yang baik bagi penyakit. Bagian terpenting ini sangat relevant sejak banyak infeksi nafas bagian atas masuk ke dalam mulut. Tim DC.Niemann, ahli fisiology dari Department of Health and exercise Applachian State University telah mengadakan berbagai penelitian yang telah didesain dengan baik dan menunjukan bahwa orang-orang yang berolahraga mempunyai kemampuan dua kali resistensi terhadap penyakit yang diakibatkan oleh virus.
Meskipun dengan jelas diketahui bahwa sistem imun berespon positif terhadap aktivitas yang cukup berat, yang secara cepat menunjukan kemampuan terhadap immunosupressi, suatu proses yang berbelit dari sistem imun.
Setelah beberapa periode waktu faktor peningkatan sistem imun dan aktivitas sel darah putih dimulai oleh latihan yang menjadikannya tumpul. Periode ini bergantung pada intensitas aktifitas dan kondisi tubuh dari si atlit. Berbagai artikel telah melaporkan bahwa penurunan sistem imun sementara diikuti oleh latihan yang mendalam.
Test menunjukan pada pelari marathon yang melakukan latihan berlari sepanjang 60 mil/minggu mengalami influenza dua kali daripada yang berlari sepanjang 30 mil. Berbagai efek dapat dihindari dengan adanya keseimbangan dan masukkan nutrisi dan kadar latihan.
Sindrome over training
Disamping kemungkinan yang nyata dari luka fisik, secara terus menerus para atlit mempunyai resiko mengidap penyakit. Respon tubuh mereka yang menjadi lemah diikuti latihan yang mendalam hanya mungkin satu aspek dari “Syndrome Over Training”.
Istilah seperti ”Burn Out”, ”Staleness” dan ”Plateaung” sering digunakan oleh atlit untuk menggambarkan keadaan sensasi tubuh.Beberapa respon atlit keras kepala dengan meningkatkan latihan secara keras dengan meningkatkan efek negatif yang ditimbulkan.
Beberapa ahli kedokteran olahraga telah menunjukan bahwa dengan menurunkan intensitas latihan., para atlit secara aktual meningkat performancenya. Berdasarkan pengalaman dari atlit-atlit yang melakukan sampai overtrained mengalami efek fisik yang berperan terhadap penampilan yang buruk dan timbulnya berbagai penyakit.
Mereka mengalami fase turun naik termasuk dalam penggunaan sekresi insulin, perubahan glucokortikoid dan kadar hormon, penghambatan peningkatan glukosa ke dalam jaringan, proses katabolik yang berakibat menurunnya protein dan eksresi nitrogen serta overproduksi asam urat.
Stress oksidatif
Ketika latihan, atlit mungkin menggunakan >10-15 kali oksigen daripada biasanya, jadi sangat besar kemungkinan bahwa stress oksidatif merupakan faktor utama dalam latihan, aktifitas oksigen meningkatkan konsumsi O2 dan beberapa proses metabolik meningkat secara intensif menimbulkan akibat dan sirkulasi oksidatif bebas yang menurunkan produksi radikal bebas. Beberapa ahli percaya bahwa radikal bebas berperan dan secara signifikan menimbulkan inflamasi pada obat dan terjadinya kerusakan.
Banyak dan lebih banyak bukti lagi yang medukung teori ini.Bila sel membutuhkan energi,mitokondria bekerja keras. Dalam penambahannya dalam meningkatkan energi, hanya untuk meningkatkan produk yang tidak sehat oleh produk hasil dan mengakibatkan peroksidasi lipid, suatu bentuk berbahaya oksidasi lemak.
Konsekwensi lain dari meningkatnya aktivitas mitokhondria adalah perubahan transpost elektron, suatu reaksi berantai dari atom menangkap elektron dengan yang lain dan secara berangsur-angsur menyebabkan tidak stabilnya struktur sel.
Ada dua cara pengobatan yang dapat menghambat keduanya dengan derivat antioksidant exogen, seperti vitamin C dan E dari sumber makan makanan dan antioksidant endogen yang diproduksi oleh tubuh.Antioksidant yang paling penting dosis adalah GSH. Tubuh tidak sama sekali kehilangan pertahanan olahraga juga meningkatkan kadar dan aktifitas dari banyak antioksidant.
Dengan olahraga yang baik tubuh dapat meningkatkan adaptasinya terhadap stress oksidatif dengan meningkatkan kemampuan mekanisme fisik namun mengatur untuk penampilan yang baik didapat dari adaptasi dan menimbulkan peningkatan kelelahan otot, perlukaan dan masa penyembuhan. Dan antioksidant dapat berkurang dengan olahraga yang berlebih. Kita dengan demikian menganjurkan dengan sungguh-sungguh penggunaan suplement antioksidant secara peroral.
GSH dan prestasi atlet
Karena antioksidant sangat berperanan penting pada mereka yang melakukan olahraga,para ahli telah menghabiskan waktu untuk mengobservasi dan meneliti para atlit. Penelitian ini menghasilkan dua tujuan,yaitu menghindari potensi negatif, akibat overtraining dan menyelidiki kemungkinan meningkatnya prestasi.
Kesepakatan telah diambil mengenai peran penting dari antioksidant dalam olahraga fisik. Anda dapat membayangkan, banyak dari penelitian ditujukan pada tubuh yang banyak mengandung antioksidant endogen yaitu glutathione. Peningkatan kadar glutathione meningkat lebih baik dari sistem imun dan mengurangi kemungkinan terkena penyakit-penyakit infeksi. Mereka membantu mengurangi masa penyembuhan akibat dari olahraga, mengurangi kelelahan otot dan rasa sakit dan meningkatkan prsetasi.
L.L .Ji, C.Leeuwenbirgh dan kelompok pada Universitas Illinois memuat beberapa studi pada perlukaan otot yang dipengaruhi oleh pembentukan radikal bebas. Penelitian mereka dari kandungan GSH yang tidak berguna dalam sel. Sangatlah tidak mudah untuk menguji tubuh merubah respon terhadap olahraga. Terdapat 2 proses metabolik khusus yang telah bisa diprediksi. Yang satu kadar GSH yang berubah pada bagian yang khusus. Yang lain berhubungan dengan transport GSH diantara jaringan.
Meski demikian kadar GSH dapat terlihat berubah-ubah dalam kadar perbandingan penggunaannya, kesehatan individu dan status gizi orang tersebut. Ukuran kadar GSH sebelumnya, segera sesudah itu, setelah beberapa jam dan sesudah beberapa hari dari subyek telah lengkap setelah berlari dengan jarak jauh, experimen Dufau’x menyatakan secara signifikan pengosongan glutation.Pemulihan kadar GSH berubah-ubah membutuhkan masa dari jam ke hari. Subyek tetap rentan terhadap penyakit selanjutnya atau perlukaan.
Studi yang sama telah menunjukan pada atlit balap sepeda dan atlit-atlit lainnya. Pada semua kasus, kadar GSH pada jaringan otot akan menurun dengan latihan. Peneliti telah menunjukan bahwa kadar glutathione lebih efisiensi terkumpul pada atlit yang elit daripada yang latihannya kurang baik. Kebugaran tubuh secara umum mendorong pembentukan GSH dan lebih efisien pelepasan dari jaringan.
Beberapa peneliti lebih jauh selangkah, menunjukan bahwa latihan memperlambat proses penuaan dengan meningkatkan kemampuan seseorang untuk memproduksi dan mendistribusikan GSH sesuai dengan permintaan. Diketahui bahwa khusus penderita diabetes dapat manfaat dari kegiatan olahraga. Ini diyakini bahwa akibat dari peningkatan GSH pada tubuh yang sehat. Ini sangat membantu penderita diabetes yang diakibatkan stress oksidatif yang berat yang mana penderitaan penyakitnya sangat khas. Tindakan pelatihan yang baik menstimulasi cadangan GSH dan meningkatkan kemampuan seseorang mendetoksifikasi substansi asing.
Pengujian menunjukan bahwa binatang yang melakukan aktivitas latihan yang baik terhindar dari keracunan asetaminofen daripada hewan yang tidak aktif. Berbagai teoritis yakin bahwa mempertinggi metabolisme glutahtione diikuti dengan latihan menjelaskan makanya kenapa badan yang sehat terhindar dari kanker. Dari kesemuanya itu, sangat penting untuk menggunakan antioksidant atau GSH, mempertinggi lebih dulu pemakaian suplement untuk melakukan latihan secara intensif.
J.sate dan kelompoknya dari University Valencia di Spanyol menguji pemikiran ini dengan menggunakan vitamin C,NAC dan GSH pada hewan-hewan percobaan. Hasilnya sangat berhasil dimana mengurangi kerusakan akibat stress oksidatif dan menjaga kekurangan glutation dalam cadangan didarah. Kelompok lain dari University of California (Berkeley) yang dipimpin oleh C.K. Sen membuktikan akibat wajar dimana jika kadar yang baik ditingkatkan respon antioksidantnya, kadar yang rendah menjadikannya lebih rendah. Mereka menekan kadar GSH dengan obat-obatan dan kemampuan subyek penelitian untuk memikul latihan mendalam jatuh sampai 50%.
Ketika penelitian terhadap peranan penting respon imun GSH terhadap latihan yang mendalam, ahli fisiology menunjukan peningkatan GSH bertambah dan meningkatkan aktifitas sel darah putih. Penelitian lainnya menunjukan bahwa pemberian NAC sebelum latihan mengurangi stress oksidatif dalam sel darah putih. Study yang lebih jauh telah dilakukan pada Baylar College of Medicine di Texas, pertama kali pada binatang pengerat dan selanjutnya pada manusia. Mereka menunjukan pada pemberian NAC secara intravena meningkatkan kadar GSH, memungkinkan melakukannya pada subyek lebih lama dan pengujian yang mendalam pada otot.
Contoh dramatis peningkatan kekuatan otot datang dari Dr.Larrylands di University McGill, Montreal. Pemikiran bahwa stress oksidatif memberikan kontribusi terhadap terjadinya kelelahan otot, tim yang terdiri dari orang-orang muda diberi Whey sebagai dasar dari GSH sebagai prekursor Immunocal selama tiga bulan. Selama masa ini mengukur tenaga tertinggi dan kapasitas kerja sebagai sebagai indikator kekuatan dan dinyatakan. Mereka menemukan bahwa kemampuan prestasi dapat ditunjukan dengan sepuluh sampai limabelas persen.
Sekelompok tim dari pada Peak Wellness laboratorium in Conecticut menguji efek dari whey isolate protein pada atlit. Mereka menunjukan suplement makanan protein ini dapat menjaga kadar sel darah putih. (CD4 T Lymfosit dan Neutrofil) yang sebaliknya jatuh selama latihan keras secara intensif. Whey protein mengandung kandungan biological protein yang luar biasa dan efektif secara ekstrim dalam kebutuhan atlit, yang untuk alasan ini, yang mana membutuhkan 2-3 kali lebih banyak digunakan pada latihan yang berat untuk meningkatkan masa tubuh.
Manfaat olahraga bagi kesehatan tubuh tidak dapat dipaksa. Pada tubuh seseorang yang sehat secara statistik lebih resisten terhadap penyakit dan hidup lebih lama. Mereka juga menunjukan peningkatan kemampuan antioksidatif. Pandangan ini menggambarkan metabolisme glutathione.
Meskipun demikian pandangan moderate sangat krusial. Olahraga bukan tanpa resiko. Latihan berlebih mendukung terjadi defisiensi imun,lelah berkepanjangan dan pengurangan antioksidant khususnya GSH.
Pemulihan fisiologis terhadap olahraga, peningkatan kadar GSH menunjukan peningkatan fungsi immunitas,membantu resistensi terhadap infeksi, mengurangi kerusakan otot, mengurangi masa pemulihan penyakit, meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan serta membantu mempercepat perubahan metabolisme lemak kepada pertumbuhan otot. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |