Tangan-Tangan Mulia yang Pernah Dicium Rasulullah SAW
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Mencium tangan merupakan kultur sopan santun yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan menunjukkan rasa cinta pada seseorang. Budaya ini sangat lekat di keseharian masyarakat Indonesia.
Murid mencium tangan gurunya, anak kepada orang tuanya, cium tangan pada yang lebih tua, atau mencium tangan kiai dan seorang alim. Mencium tangan dengan demikian merujuk pada kedudukan baik orang yang dicium tersebut.
Advertisement
Maka betapa istimewa orang yang tangannya pernah dicium sosok mulia Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana jika tangan kita dicium oleh kekasih Allah, manusia paling mulia baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Tentu tak bisa dibayangkan betapa bahagianya hati kita.
Sungguh beruntung orang yang tangannya dicium oleh Rasulullah. Mereka yang dicium oleh Rasulullah bukan karena harta, tahta, ataupun kedudukan.
Tetapi mereka adalah sahabat-sahabat yang dikenal pekerja keras dalam hidup mereka. Inilah salah satu hikmah betapa Islam mencintai kerja keras. Inilah sahabat yang tangannya dicium oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
1. Sa'ad Bin Mu'adz radhiyallahu 'anhu
Sutau ketika Rasulullah shallalahu 'alaihi wasallam bertemu dengan Sa'ad Bin Mu'adz Al-Anshary dan bersalaman, Beliau merasakan telapak tangan Sa'ad yang kasar dan kering. Rasulullah bertanya apa sebabnya. Sa'ad menjawab: "Saya membajak tanah untuk keluarga ya Rasulullah".
Mendengar jawaban itu, Rasulullah mencium tangan Sa'ad bin Mu'adz dan berkata: "Inilah tangan yang tak akan disentuh api neraka". Sa'ad Bin Mu'adz Al-Anshari memang tidak begitu dikenal. Namanya tidak sepopuler Abdurrahman bin 'Auf, saudagar kaya yang dermawan. Juga tak setenar Salman Al-Farisi, ahli strategi perang dari Persia.
Tetapi nama Sa'ad dikenang sebagai sahabat pemilik tangan kasar yang dicium oleh Rasulullah. Beliau memeluk Islam pada Tahun 622 M (1 Hijriyah) ketika Rasulullah tiba di Madinah. Sa'ad Bin Mu'adz wafat di usia 37 tahun karena luka parah saat perang Khandaq Tahun 5 Hijriyah. Beliau mengembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Nabi. Dalam riwayat Hadis Al-Bukhari dan Muslim disebutkan, kematian beliau membuat 'Arsy bergetar.
2. Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu
Orang kedua yang tangannya pernah dicium Rasulullah adalah Mu'adz bin Jabal. Suatu ketika Rasulullah pernah merasakan tangan sahabat Mu'adz bin Jabal begitu kasar dan tebal ketika bersalaman.
Rasullullah bertanya kepada Mu'adz dan ia menjawab bahwa tangannya kasar karena ia gunakan untuk bekerja keras mencari nafkah. Tangan yang kasar dan keras itu kemudian dicium oleh Rasulullah dan bersabda: "Kedua tangan ini tidak akan disentuh api neraka!" Mu'adz Bin Jabal adalah sahabat Nabi dari kaum Anshar yang berbai'at kepada Rasulullah sejak pertama kali. Selain pekerja keras, Mu'adz terkenal sebagai cendekiawan karena menguasai ilmu fiqih dan paling mengerti mana yang halal dan yang haram.
3. Sayyidah Fathimah az-Zahra radhiyallahu 'anha
Sayyidah Fathimah az-Zahra adalah putri kesayangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tangannya juga kasar dan keras. Dengan penuh cinta, Rasulullah mencium tangan putrinya tersebut.
Nabi mencium tangan mulia itu karena beliau bekerja keras menggiling gandum di rumahnya, menyiapkan makanan bagi kedua putranya dan sang suami Sayyidina Ali Bin Abi Thalib. Sayyidah Fathimah tidak pernah mengeluh mengerjakan pekerjaan rumah meskipun tangannya melepuh.
Lihatlah betapa Rasulullah sangat menghargai orang-orang yang bekerja keras untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarganya. Rasulullah mencium tangan sahabat sebagai penghargaan atas kerja keras mereka, bukan karena ibadah ritual mereka.
Riwayat-riwayat di atas menggambarkan betapa Islam sangat menghargai orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi. Orang yang bekerja dapat dikatakan sebagai jihad fi sabilillah, seperti sabda beliau: "Siapa yang bekerja keras untuk mencari nafkah keluarganya, maka ia adalah Mujahid fi Sabilillah." (HR. Ahmad)
Rasulullah juga bersabda: "Barangsiapa yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapatkan ampunan." (HR ath-Thabrani dan Al-Baihaqi).
Seperti halnya Sa'ad yang hitam dan melepuh tangannya karena bekerja, maka tatkala seseorang merasa kelelahan bekerja akan dibalas oleh Allah dengan ampunan-Nya. Saat itu juga dikategorikan sebagai orang yang berjihad di jalan Allah. Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya agar kita termasuk pekerja keras dan orang-orang yang berjihad di jalan-Nya.
Bekerja membuat kita bernilai. Susah payah yang dialami dalam kerja sejatinya adalah kenikmatan, karena Allah memang mengatur mekanisme rasa puas dan nikmat seseorang setelah ia menempuh upaya serta lelah kerja. Untuk bertahan hidup, bertanggung jawab pada keluarga, hingga tugas kekhalifahan berupa memakmurkan bumi harus ditempuh manusia dengan aksi kerja.
Demikianlah, mengapa orang-orang yang menggerakkan diri untuk bekerja dicintai Allah dan dimuliakan Rasul-Nya. Meskipun peristiwa orang yang tangannya dicium Nabi sangat terbatas, tapi hakikat penghormatan beliau selalu hadir untuk siapapun yang mau bekerja. Bekerja keras, kerja ikhlas, dan selaras. Wallahu a’lam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Dhina Chahyanti |
Publisher | : Rochmat Shobirin |