Glutera News

8 Efek Bahaya Polusi Udara pada Kulit

Selasa, 05 September 2023 - 12:13 | 162.80k
Image: Glutera for TIMES Indonesia
Image: Glutera for TIMES Indonesia
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Polusi yang ada di sekitar, terutama polusi udara, mengandung radikal bebas dan partikel-partikel yang bisa meresap ke dalam lapisan kulit. Saat ini mungkin efeknya tidak terasa. Namun, dalam jangka panjang, masalah yang ditimbulkan mungkin perlu kamu waspadai. Sebab, berbeda dengan penyebab masalah kulit lainnya yang bisa terlihat dari luar, seperti ruam, jerawat, dan noda hitam, polusi merusak kulit dari dalam.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam US National Library of Medicine, National Institute of Health, pada 2017, disebutkan bahwa peningkatan polusi udara selama bertahun-tahun dapat memiliki efek besar pada kulit manusia. Berbagai polutan udara seperti radiasi ultraviolet, hidrokarbon aromatik polisiklik, dan senyawa organik yang mudah menguap seperti oksida, partikel, ozon, dan asap rokok, dapat memengaruhi kulit dengan menginduksi stres oksidatif.

Advertisement

Polusi udara memiliki efek jangka panjang pada berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk pada kesehatan kulit. Partikel polusi halus PM 2.5, ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2), karbondioksida (CO2), bahan organik volatil (VOCs), dan timbal (Pb) bisa merusak sel-sel kulit yang sehat. Untungnya, ada cara mencegah dampak polusi pada kulit.

Berbagai efek polusi udara pada kulit

Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia dan merupakan sistem perlindungan pertama terhadap pemicu stres lingkungan, seperti polusi udara. 
Kulit sebenarnya dapat melawan paparan tersebut, tetapi hanya pada titik tertentu.

Bila paparan polusi udara terus berulang dalam jangka panjang, munculnya masalah kulit berikut ini bisa tidak terhindarkan. 

1.    Jerawat dan komedo

Efek polusi pada kulit lainnya yaitu munculnya komedo dan jerawat. Partikel polusi dapat menyumbat pori-pori kulit yang dapat mengakibatkan terbentuknya komedo dan jerawat. 

Komedo terbentuk ketika pori-pori tersumbat oleh minyak kulit dan kotoran. Komedo umumnya muncul sebagai bintik-bintik kecil yang berwarna hitam atau putih di permukaan kulit.

Sementara itu, bakteri dapat berkembang biak di pori-pori yang tersumbat kemudian menyebabkan peradangan dan akhirnya terjadilah jerawat.

2.    Eksim

Efek polusi udara juga dapat memicu dan memperburuk gejala eksim pada kulit beberapa orang yang rentan. 

Dermatitis atopik alias eksim adalah kondisi kulit yang ditandai oleh peradangan, kemerahan, kulit kering, gatal, dan dalam beberapa kasus menyebabkan lepuhan. 

Polusi udara mengandung berbagai zat kimia dan partikel yang dapat berinteraksi dengan kulit dan menyebabkan peradangan. 

Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat merusak lapisan pelindung kulit, mengganggu keseimbangan kelembaban, dan meningkatkan risiko peradangan kulit.

3.    Hiperpigmentasi

Hiperpigmentasi adalah kondisi kulit ketika terdapat peningkatan dalam produksi melanin atau pigmen alami yang memberi warna pada kulit, rambut, dan mata.

Akibatnya, area kulit tertentu menjadi lebih gelap dari sekitarnya.

Paparan polusi udara dapat menyebabkan peradangan pada kulit, yang dapat memicu produksi melanin yang berlebihan. Ini dapat menyebabkan pembentukan bintik-bintik gelap.

4.    Dermatitis kontak

Bahaya polusi pada kulit lainnya yaitu muncul dermatitis kontak. Dermatitis kontak peradangan kulit akibat bersentuhan dengan bahan kimia atau logam tertentu.

Polusi udara, terutama polutan udara seperti ozon dan partikel-partikel mikroskopis (seperti PM2.5), dapat berinteraksi dengan kulit dan merusak lapisan pelindung kulit.

Ini dapat membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi dari bahan-bahan kimia atau zat-zat lain yang biasanya tidak akan menyebabkan reaksi peradangan di kulit.

5.    Alergi kulit

Alergi kulit bisa menyebabkan seseorang mengalami gejala berupa muncul ruam dan bentol di kulit, gatal-gatal, dan kulit kering.

Paparan polusi pada kulit bisa menyebabkan reaksi alergi ketika orang yang memiliki riwayat alergi atau eksim bersentuhan dengan zat pencetus alerginya, misalnya debu, sabun, detergen, tungau, asap rokok, atau bulu hewan.

Selain itu, sebagian orang yang memiliki alergi kulit juga bisa mengalami kambuhnya gejala ketika terpapar faktor pencetus lain, seperti stres berlebihan, berada di tempat yang dingin atau panas, atau udara kering.

6.    Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh pembentukan sel-sel kulit berlebih dan menumpuk di permukaan kulit. Hal ini dapat membentuk plak kemerahan yang terasa gatal dan bersisik. 

Faktor lingkungan, seperti polusi udara dan genetik berperan dalam perkembangan psoriasis.
Penelitian yang ditulis dalam JAMA Dermatology mengatakan efek polusi udara yang tinggi dapat meningkatkan risiko kambuhnya psoriasis pada kulit.

7.    Penuaan dini

Polusi udara mengandung partikel polusi, seperti PM2.5, yaitu polusi ukuran kecil dengan ukuran diameter kurang dari 2,5 mikrometer. 

Partikel ini dapat masuk ke dalam pori-pori kulit dan merusak kolagen dan elastin. Keduanya adalah protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis.

Kerusakan protein kulit menyebabkan munculnya tanda-tanda penuaan dini seperti keriput dan garis halus.

8.    Kanker kulit

Polusi pada kulit juga merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Udara yang tercemar mengandung banyak zat berbahaya, termasuk berbagai jenis racun yang memiliki sifat karsinogenik.

CARA MENCEGAH DAMPAK KERUSAKAN KULIT AKIBAT POLUSI 

Untuk mencegah dampak kerusakan kulit akibat polusi, Anda bisa menggunakan masker, baju lengan panjang, dan topi saat beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan kulit akibat paparan polusi, antara lain:

•    Membersihkan kulit secara rutin

Mencegah dampak kerusakan akibat polusi pada kulit, seperti munculnya jerawat dan penuaan dini, bisa Anda lakukan dengan rutin membersihkan kotoran yang menumpuk di wajah sebelum tidur. Anda bisa menggunakan sabun berbahan kimia lembut untuk kulit guna mencegah terjadinya iritasi dan alergi pada kulit. Eksfoliasi untuk menghilangkan daki juga dapat Anda lakukan untuk memaksimalkan upaya menjaga kebersihan kulit.

Setelah membersihkan kulit, Anda juga bisa menggunakan toner dan pelembap untuk merawat kulit dan mencegah kulit kering.

•    Menggunakan tabir surya

Zat polutan dari luar rumah dan paparan sinar UV bisa membuat kulit cepat rusak. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF minimal 35 atau lebih ketika beraktivitas di bawah terik matahari, terutama pada pukul 10.00–15.00.

Penggunaan tabir surya juga penting untuk mencegah sunburn dan mengurangi risiko terjadinya kanker kulit.

•    Mengonsumsi makanan bergizi

Untuk merawat kesehatan kulit dan organ tubuh lainnya, Anda juga perlu mengonsumsi makanan bergizi dan kaya akan antioksidan, seperti buah dan sayuran. Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup agar kelembapan kulit tetap terjaga dan mencegah dehidrasi.

Paparan polusi pada kulit memang sulit dihindari, terlebih bila Anda tinggal di daerah dengan tingkat polusi yang tinggi. Namun, dengan berbagai cara di atas, setidaknya Anda bisa melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan polusi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES