Hari Antikorupsi Sedunia, Ajarkan Bahaya Korupsi Sejak Dini

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pembelajaran antikorupsi lebih efektif disampaikan dan diajarkan kepada anak-anak melalui pelajaran di sekolah. Pendidikan antikorupsi sangat penting diberikan oleh guru agar siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi, sehingga terciptanya generasi muda yang dengan sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan juga mengetahui sanksi-sanksi yang akan diterima jika seseorang melakukan korupsi.
Selain di sekolah, pendidikan antikorupsi juga harus ditanamkan di lingkungan keluarga. Pendidikan antikorupsi berbasis keluarga merupakan gerakan nyata untuk menanamkan nilai kebaikan dan kejujuran anak sejak usia dini agar menyadari arti penting sebuah tanggungjawab. Orangtua juga tidak boleh mencontohkan perbuatan-perbuatan koruptif, sekecil apapun perbuatan itu.
Advertisement
Berikut nilai-nilai antikorupsi yang bisa ditanamkan pada anak:
1. Kesederhanaan
Gaya hidup juga menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang melakukan tindakan curang demi kepuasan diri sendiri. Maka ajarkan anak sejak dini untuk selalu merasa cukup atas apapun yang dimilikinya. Untuk itu,
2. Kejujuran
Kejujuran juga sangat penting untuk membentuk karakter antikorupsi. pada anak-anak. Orang tua bisa mengajarkan kepada anak untuk tidak merugikan orang lain. Ajarkan anak-anak untuk selalu meminta izin ketika hendak meminjam atau mengambil sesuatu. Selain itu penting bagi mereka untuk diajarkan agar selalu puas atas apapun pencapaian yang didapat hasil usaha sendiri.
3. Tanggung Jawab
Menanamkan rasa tanggung jawab ke dalam diri anak, secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk selalu konsekuen atas apa yang sudah dilakukan. Cara yang sederhana misal jika sang anak menumpahkan makanan maka dia harus membersihkannya, merapikan tempat tidurnya, memberi makan peliharaannya, dan sebagainya.
4. Kepedulian
Poin berikutnya yang tak kalah penting yakni dengan menanamkan kepedulian sehingga timbul perasaan empati kepada sesama. Dengan dimilikinya rasa empati kepada sesama, maka anak takkan mudah semena-mena kepada orang lain. Hal ini bisa dimulai dengan menolong hewan yang sakit, membagi bekalnya kepada teman yang tidak membawa bekal, dan sebagainya.
5. Kegigihan
Poin terakhir harus ditanamkan sejak usia dini. Hal ini dikarenakan anak akan belajar dan tak pernah berhenti berjuang perihal sesuatu yang baru. Selain itu, mereka juga akan belajar untuk tidak menyerah, serta menyadari segala sesuatu termasuk keinginannya membutuhkan perjuangan yang tidak instan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |