Terduga Teroris di Banyuwangi Dikenal Sebagai Pengelola PKBM

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – SN, terduga teroris di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, dikenal sebagai dosen, pengacara dan pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Mendapat informasi tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno, S.Pd. MM, langsung menugaskan Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Dra Nuriyatus Sholeha, M Pd, untuk turun ke lapangan.
Advertisement
“Iya, Insya Allah (SN benar pengelola PKBM). Tapi saya belum memastikan, besok saya ke sana. Rencananya bertemu dengan kepala desa,” kata Nuri, sapaan akrab Dra Nuriyatus Sholeha, M Pd, Minggu (4/6/2023).
PKBM yang dimaksud adalah PKBM At Taubah, yang beralamat di Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi.
Menurut Nuri, SN yang menjadi terduga teroris tidak berkaitan dengan PKBM. Karena kasus tersebut dianggap sebagai perbuatan personal.
“Dan saya juga sudah tanya kepada teman-teman tutor, tidak ada arahan yang mengarah ke sana (radikalisme). Jadi nanti PKBM nya biar di take over orang lain,” jelasnya.
Selama menjadi pengelola PKBM, masih Nuri, SN tidak menunjukan perilaku sebagai teroris yang mencurigakan. Bahkan kegiatan PKBM At Taubah terbilang cukup aktif.
“Di sana juga ada pembelajaran seni tari. Bahkan makan bersama selamatan kita sering diundang,” beber Nuri.
Terkait penangkapan terduga teroris SN oleh Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polisi Republik Indonesia (Polri), sebelumnya Kepala Desa (Kades) Gladag, Achmad Chaidir Sidqi, membenarkan kejadian tersebut.
“Saya tidak menyaksikan langsung. Tapi Insya Allah seperti itu,” katanya.
Menurutnya terduga teroris SN, ditangkap pada hari Sabtu (3/6/2023) pukul 12.00 WIB siang. Dan SN merupakan warga asli Dusun Susukan Kidul, Desa Gladag, Kecamatan Rogojampi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.