Korban Perundungan Anak di Kota Batu Milih Diam Hingga Meninggal Dunia

TIMESINDONESIA, BATU – RKW (12), korban perundungan memilih diam tidak menceritakan apa yang dialaminya kepada orang tuanya hingga akhirnya ia menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya, Jumat (31/5/2024) sekitar pukul 11.00 WIB.
Ia tetap beraktivitas seperti biasa, Kamis (30/5/2024) sore, ia tetap bermain bola bersama teman-temannya dan diba’an pada malam harinya. Ia hanya mengeluhkan pusing dan nyeri kepada saudara kembarnya.
Advertisement
Orang tuanya baru mengetahui kejadian tersebut, keesokan harinya, saat melarikan korban ke rumah sakit. Korban sempat di CT scan, namun korban akhirnya meninggal dunia akibat luka dalam yang dideritanya.
Peristiwa ini saat ini sudah ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Batu. Proses otopsi terhadap korban masih berlangsung dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Polres Batu mengamankan lima yang diduga pelaku dan saksi.
Dua orang pelaku yang memukul yakni AR dan LN, sedangkan tiga orang lainnya sebagai saksi yang ikut di tempat kejadian perkara saat itu.
“Tidak kita inginkan bersama terjadi pada anak-anak kita yang masih usianya sangat dini, perundungan kita berharap ini tidak terulang lagi, saya sudah mengingatkan, saya bersama kepala Dinas Pendidikan kota Batu, agar mengingatkan kembali jam-jam di luar sekolah, agar ada pemantauan baik oleh sekolah maupun orang tua,”ujar Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai
Ia berharap khususnya kepada orang tua, agar terus menjaga dan mengawasi anak-anaknya di luar jam sekolah, sehingga tidak melakukan kegiatan yang berdampak pada yang negatif. “Karena saya mendengar tadi laporan bahwa kejadian ini terjadi diluar jam sekolah, setelah mereka pulang sekolah dengan alasan kerja kelompok, itu perlu diawasi, kerja kelompok dimana, tempatnya dimana,”ujar Aries.
Selanjutnya ia menginstruksikan agar kerja kelompok selanjutnya agar dilaksanakan di dalam sekolah, hingga hingga terpantau oleh guru dan terpantau orang tuanya tidak terutama pengawasan. “Kita segera mengumpulkan komite sekolah, agar menjadi perhatian kita semua,” ujar Aries.
Ditanya mengenai penanganan hukumnya, Aries mempercayakan kepada pihak Kepolisian yang sudah mengambil langkah-langkah pengamanan sementara bagi anak-anak yang ikut dalam perundungan tersebut.
“Sudah diambil Langkah-langkah pengamanan sementara untuk anak-anak itu, tapi kami berharap dari komisi perlindungan anak tetap memberikan perhatian, karena ini masih anak di usia dini, kita berharap tidak lepas dari perhatian dan pengamatan secara langsung,” ujarnya.
Aries mengatakan bahwa ia sudah menelepon Kapolres. “Kapolres berjanji akan langsung mengupdate hasil dari otopsi akan dilaporkan ke kami dan jajaran di atasnya,” ujar Aries.
Diketahui, antara korban dengan terduga pelaku perundungan adalah teman satu sekolah di salah satu SMPN di dekat rumah mereka. Keduanya juga masih tetangga, rumahnya berdekatan.
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |