Hukum dan Kriminal

Kisah Orang Tua Calon Siswa Polri yang Ditipu Oknum Anggota Polda Maluku Utara

Senin, 02 Juni 2025 - 20:50 | 15.47k
Kantor Polda Maluku Utara.  (Foto: Istimewa)
Kantor Polda Maluku Utara. (Foto: Istimewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TERNATE – Dari sejumlah calon siswa (casis) Polri di Maluku Utara yang ditipu oknum anggota Polda Maluku Utara inisial AM, ada satu kisah sedih orang tua casis yang menjadi korban penipuan.

Mereka adalah Ibu Ena dan Pak Hadi. Demi mewujudkan cita-cita sang anak menjadi polisi, mereka menabung cukup lama dengan berjualan daun singkong dan bunga pepaya rebus di Pasar Malifut, Halmahera Utara, Maluku Utara. 

Advertisement

Pasangan suami istri ini menjalankan aktivitas perdagangan setiap hari, pukul 06.00-16.00 WIT. Meskipun kondisi pasar lesu, mereka tetap bertahan berjam-jam demi memperoleh penghasilan untuk ditabung bagi masa depan anak mereka.

"Kami mulai menabung saat kami punya anak laki-laki (Bambang) masuk Sekolah Dasar (SD). Semua tabungan dari hasil jualan daun singkong dan bunga pepaya rebus di pasar," ungkap Hadi, Senin (2/6/2025).

Setiap hari, Pak Hadi dan istrinya selalu menyisihkan Rp20.000 atau Rp30.000 dari hasil penjualan mereka. Uang itu mereka kumpulkan hingga mencapai Rp50.000.000,00.

Hadi mengatakan, ia mengumpulkan uang sebanyak lima puluh juta bukanlah waktu yang singkat. Membutuhkan waktu belasan tahun untuk menabung, karena tidak setiap hari sayur yang mereka jual laris seperti yang diharapkan. 

Terkadang kata pak Hadi, uang hanya cukup untuk makan keluarga dan keperluan pendidikan anak semasa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas.

 "Saya tidak menyangka bahwa uang Rp20.000-Rp30.000 yang ditabung setiap hari sampai terkumpul Rp50.000.000 dinikmati oleh oknum polisi (AM)," ucap Hadi. 

Nasi sudah menjadi bubur. Hadi hanya berharap oknum anggota Polda Malut yang telah menipunya mengembalikan uang seperti yang dijanjikan.

Diberitakan sebelumnya, seorang oknum anggota Polda Maluku Utara, berinisial MA alias Amrul Kababa berpangkat Brigadir Polisi (Brigpol), diduga terlibat penipuan penerimaan calon siswa (casis) Polri tahun 2023.

Tidak tanggung-tanggung, korban casis yang ditipu diperkirakan di atas sepuluh orang. Uang dari hasil menipu ini bernilai fantastis yakni mencapai hampir satu miliar rupiah. Aksi AM ini dikabarkan memakan korban lebih dari 10 orang yang menyetor uang dengan nilai bervariasi antara 25 - 100 Juta.

Dalam modusnya, Bripda MA menjanjikan kelulusan kepada para korban dengan catatan menyerahkan uang sesuai yang ditentukan.

Hadi mengungkapkan bahwa awalnya oknum itu datang ke rumah dan memberikan iming-iming kelulusan anaknya untuk menjadi polisi. "Dia meminta kami memberi uang Rp50 juta. Uang itu pun kami serahkan, sesuai bukti kwitansi yang ada," ungkap Hadi, yang mengisahkan awal mula dirinya ditipu. 

Saat menerima uang, AM mengaku uang tersebut nantinya disetorkan ke tim untuk dititipkan pada setiap pos, saat casis melaksanakan tes. Celakanya, setelah tes, peserta casis yang diiming-imingi dan sudah terlanjur menyetorkan uang puluhan juta, ternyata tidak lulus.

Setelah mendapat informasi anaknya tidak lolos, keluarga Pak Hadi langsung menghubungi oknum AM untuk mengembalikan uang sesuai perjanjian. Sayangnya, AM beralasan uang yang diterimanya telah diserahkan kepada tim, sehingga proses pengembalian membutuhkan waktu.

"Kami sudah hubungi untuk kembalikan uang, tapi dia beralasan bahwa semua uang sudah setor ke Tim jadi akan dia upayakan untuk secepatnya dikembalikan. Namun begitu, sudah masuk dua bulan nomor handphone AM sudah tidak aktif," ungkap Hadi dengan kesal.

Kini oknum polisi nakal tersebut dikabarkan telah menjadi daftar pencarian orang (DPO).

Kapolda Maluku Utara melalui Kabidhumas Polda Maluku Utara, Kombes Pol. Bambang Suharyono, S.I.K., M.H., mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur janji-janji palsu yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang. Kabidhumas menegaskan bahwa pendaftaran menjadi anggota Polri gratis.

Ia mengimbau para calon peserta dan orang tua untuk tidak mempercayai calo yang menjanjikan kelulusan dengan imbalan uang. "Jangan percaya calo, Semua tahapan seleksi dilakukan secara adil dan transparan melalui jalur resmi," tegasnya.

Kabid juga meminta tidak ada lagi masyarakat yang berpandangan kalau menjadi anggota Polri itu harus bayar supaya bisa lulus. "Setiap proses penerimaan calon anggota polisi mengusung prinsip transparansi, jujur, akuntabel dan humanis". (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES