Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Berkenalan dengan Si Pemecah Misteri Benalu, Dr Nour Athiroh Abdus Sjakoer

Jumat, 08 September 2017 - 09:19 | 134.03k
Aktivitas peneliti bersama Mahasiswanya di Laboratorium (Foto: Tim AJP TIMES Indonesia)
Aktivitas peneliti bersama Mahasiswanya di Laboratorium (Foto: Tim AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Benalu merupakan salah satu tumbuhan yang seringkali tidak diperhatikan oleh banyak orang. Benalu ini termasuk tumbuhan parasit yang hidup pada tumbuhan lain. Tumbuhan yang dihinggapi benalu disebut dengan tumbuhan inang, dan benalu ini tidak pernah menguntungkan tumbuhan inangnya malah merugikan tumbuhan inangnya. Jadi, banyak orang yang tidak memperhatikannya. 

Namun, lain halnya dengan Dosen Fakultas MIPA sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang ini. Dr. Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, S.Si, M.Kes sangat memperhatikan tanaman benalu terutama tanaman benalu pada pohon teh. 

Tanaman benalu teh ini telah diteliti oleh Athiroh sejak tahun 2000 hingga sekarang. Ia tidak melakukan penelitian ini sendirian, tetapi juga melibatkan para mahasiswanya terutama mahasiswa Fakultas MIPA dan Fakultas Kedokteran. Selain itu, ia juga bekerjasama melakukan riset dengan dosen Biologi dan dosen kedokteran Unisma. 

nour21iES.jpg

Selain melibatkan para mahasiswanya, peneliti benalu teh ini juga telah meluluskan puluhan mahasiswa menjadi sarjana sains dan sarjana kedokteran. Sedangkan riset yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai benalu teh yaitu dimulai dari penelitian yang membuktikan bahwa tanaman benalu teh (Viscum album) berpotensi menurunkan tekanan darah, namun mekanismenya belum jelas. 

Kemudian diteliti lagi dan hasilnya membuktikan bahwa benalu teh (Scurulla oortiana) dapat menurunkan kontraktilitas pembuluh darah arteri ekor tikus terpisah yang dipapar oleh norepinefrin (NE) dengan dinding endotel tetap utuh. 

Selain itu, penelitian selanjutnya menghasilkan mekanisme benalu teh menjadi obat vasodilator/ obat untuk memperlebar pembuluh darah arteri dan vena dan juga dapat menurunkan kontraktilitas pembuluh darah arteri ekor tikus. 

nour1gaTqZ.jpgDr Nour Athiroh sedang serius melakukan eksperimen (Foto: Tim AJP TIMES Indonesia)

Penelitian selanjutnya yaitu menyatakan bahwa benalu teh mampu meningkatkan kadar NO dan kadar SOD, tetapi menurunkan kadar MDA. Athiroh tidak hanya melakukan penelitian benalu teh sebagai obat, tetapi juga melakukan uji toksisitas herbal mala (uji keamanan) dari obat benalu teh. 

Dan hasil uji toksisitas tersebut yaitu obat benalu teh ini tidak mengandung toksik (racun) sehingga dapat dikonsumsi dengan aman sebagai sediaan obat herbal. Hal tersebut, diperkuat dengan penelitiannya yang terbaru pada tahun 2017 tentang pemberian EMSA uji toksisitas subkronik selama 90 hari mampu meningkatkan kadar SOD dalam tubuh dan dapat menurunkan kadar MDA paru, sehingga mengurangi stress oksidatif (ROS) dalam tubuh. 

Hilir dari penelitian ini menghasilkan sediaan yang akan distandardisasi di RSI Unisma sebagai mitra institusi selaku stakeholders. Disamping itu pula harapan dari hasil penelitian ini sediaan benalu teh setelah dibuktikan secara ilmiah berkhasiat dan aman bagi pasien hipertensi. Dilanjutkan dengan mitra industri fitofarmaka.

 Penelitian tersebut didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI sejak tahun 2011 sampai sekarang selalu mendapat hibah riset dari DIKTI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES