Asosiasi Pramuka ASEAN Melobi Akreditasi Lewat Kemlu RI

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri Brata T. Hardjosubroto dan Hendra Henny Andries melakukan pertemuan dengan Dirjen Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ose Tavarez, di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Kamis (9/11).
Pertemuan ini membahas mengenai asosiasi Pramuka negara-negara ASEAN atau ASEAN Scout Association For Regional Cooperation (ASARC).
Advertisement
Brata menyampaikan, pihaknya selaku Wakil Sekretaris Jenderal ASARC tengah mengupayakan agar asosiasi Pramuka negara-negara ASEAN ini segera mendapatkan akreditasi dari Sekretariat ASEAN. Pasalnya, organisasi ini sudah dibentuk 10 tahun lalu, namun belum juga mendapatkan akreditasi.
“Karena ASARC menyangkut nama entitas ASEAN, maka semuanya harus mendapatkan akreditasi. Akreditasi itu berasal dari kata kredit, artinya penghargaan atau pengakuan. Kami tengah berupaya agar akreditasi segera dikeluarkan Sekretariat ASEAN," ujar Brata di lokasi.
Pihaknya menemui Dirjen Kerjasama ASEAN dengan harapan semua aspirasi dari National Scout Organization (NSO) di negara-negara ASEAN bisa tersampaikan dan diakomodir dengan baik. Terlebih semua NSO menginginkan agar ASARC segera mendapatkan akreditasi dari Sekretariat ASEAN.
“Dirjen Kerjasama ASEAN ini yang punya kewenangan membantu Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) untuk melakukan kerjasama dengan Sekretariat ASEAN atau segela sesuatu yang menyangkut dengan ASEAN Community,” jelasnya.
Menurut Brata, pihaknya sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya agar ASARC mendapatkan akreditasi. Misalnya dengan melakukan kunjungan ke Sekretariat ASEAN di Jalan Sisingamaraja, Jakarta Selatan, termasuk melengkapi dokumen dan persyaratan. Namun, kata dia, upaya itu belum maksimal.
Kali ini menurutnya segala persyaratan sudah terpenuhi, baik dokumen atau kelengkapan yang lain. Hanya saja ada sedikit kendala yakni, munculnya surat dari organisasi kepemudaan di Laos yang menyatakan bahwa di negara itu belum ada organisasi kepramukaan. Sementara Laos adalah bagian dari negara ASEAN.
Dengan munculnya surat itu ada kesan bahwa dibentuknya ASARC belum mendapat kesepakatan atau dukungan dari negara-negara ASEAN. Padahal menurut Brata, mereka bukan tidak mendukung atau menolak dengan dibentuknya ASARC, melainkan lebih bersifat pasif alias tidak tahu harus berbuat apa.
“Inilah alasan Sekretariat ASEAN belum mengeluarkan akreditasi, karena melihat ini belum bulat di antara negara-negara ASEAN," ungkapnya.
Karena itu, kedatangan Brata salah satunya adalah untuk melobi Dirjen Kerjasama ASEAN agar segera melakukan komunikasi dengan Pemerintah Laos supaya mendukung akreditasi ASARC. Targetnya, akreditasi dikeluarkan akhir November mendatang pada saat pembukaan Jambore ASEAN di Filipina.
"Kwarnas Gerakan Pramuka ingin meyakinkan diplomat Laos tentang manfaat Pramuka dalam pendidikan dan pembinaan generasi muda melalui kunjungan ke kegiatan Pramuka di Jakarta atau sekitarnya," jelasnya.
Diketahui ASARC dibentuk atas usulan mantan Ketua Kwarnas Azrul Azwar pada 2007 lalu sebagai sarana diplomasi antar-Pramuka negara-negara ASEAN, sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik. Pertemuan kemarin bertepatan dengan 10 tahun berdirinya ASARC.
Adapun kepemimpinan ASARC digilir empat tahun sekali. Saat ini Ketua ASARC adalah Wendel E. Avisado (Filipina), Sekretaris Jenderal Dr. Mohd Effendy Rajab (Singapura), Deputy Sekretaris Jenderal Rajalingam Ramasamy (Malaysia) dan Brata T Hardjosubroto (Indonesia).(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Sholihin Nur |