Candi Kidal, Dibangun untuk Menghormati Jasa Anusapati

TIMESINDONESIA, MALANG – Candi Kidal merupakan salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248).
Candi Kidal terletak di Desa Rejokidal, kecamatan Tumpang, sekitar 20 km sebelah timur Kota Malang.
Advertisement
Candi Kidal memiliki beberapa kelebihan menarik dibanding dengan candi-candi lainnya. Candi Kidal terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal.
Kaki candi tampak agak tinggi dengan tangga masuk keatas kecil-kecil seolah-olah bukan tangga masuk sesungguhnya. Badan candi lebih kecil dibandingkan luas kaki serta atap candi sehingga memberi kesan ramping.
Pada kaki dan tubuh candi terdapat hiasan medallion serta sabuk melingkar menghiasi badan candi. Atap candi terdiri atas 3 tingkat yang semakin keatas semakin kecil dengan bagian paling atas mempunyai permukaan cukup luas tanpa hiasan atap seperti ratna (ciri khas candi Hindu) atau stupa (ciri khas candi Budha). Masing-masing tingkat disisakan ruang agak luas dan diberi hiasan.
Candi Kidal ditemukan oleh Belanda pada tahun 1925. Hal ini terbukti dengan tersimpannya arca Siwa, yang seharusnya berada di candi Kidal, telah tersimpan di Royal Tripical Institute Amsterdam.
Candi yang memiliki relief dengan cerita Garudeya ini telah mendapat rekonstruksi pada tahun 1990, makna dari relief Garudeya ini adalah tentang pembebasan perbudakan. Material utama candi Kidal ini adalah batu andesit dengan dimensi geometris vertikal. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-5 Editor Team |
Publisher | : Ahmad Sukmana |