Manten Kopi, Ritual Panen di Kebun Karanganyar

TIMESINDONESIA, BLITAR – Kabupaten Blitar memang amazing. Beragam adat budaya masih terjaga hingga kini. Satu diantaranya adalah prosesi ritual Manten Kopi.
Keboen Kopi Karanganyar rutin menggelar acara Manten Kopi. Ritual kuno ini sebagai penanda dimulainya panen raya kopi di perkebunan peninggalan Belanda itu.
Advertisement
Perkebunan kopi di Dusun karanganyar Desa Modangan Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar, biasanya menggelar event ini setiap bulan Juni atau Juli.
Tradisi kuno ini mempertemukan kopi tangkai lanang (laki-laki) dan wadon (perempuan). Pasangan ini diibaratkan pengantin lelaki dan pengantin perempuan.
"Manten kopi adalah tradisi turun temurun yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Tradisi ini akan tetap kami lestarikan sebagai salah satu warisan budaya asli Kabupaten Blitar,” jelas pengelola Keboen Kopi Karanganjar, Wima Brahmantya, Selasa (9/7/2018).
Prosesi ritual manten kopi dimulai dengan memetik kopi di salah satu . Kopi yang dipilih adalah kopi yang berada di tempat yang dianggap subur.
Untuk memetik kopi sejumlah sesepuh hadir untuk memimpin ritual. Para sesepuh inilah yang akan memilih mana kopi lanang dan mana kopi wadon yang akan dijadikan pengantin.
Setelah itu kopi lanang dan kopi wadon dibungkus menggunakan kain putih. Lalu diarak mengelilingi sebagian kebun kopi seluas 250 hektare itu dengan diiringi alunan gamelan Jawa.
Setelah diarak, kedua kopi tersebut diserahkan kepada pengelola pabrik kopi yang sudah menunggu di pendopo.
Pendopo inilah yang akan dijadikan pelaminan pengantin kopi sebagai pertanda siap diolah. Penyerahan pengantin kopi ini diikuti dengan kenduri sebagai tanda syukur kepada sang pencipta.
"Tujuan ritual pengantin kopi, sebagai ucapan rasa syukur kepada sang pencipta. Agar hasil panen tahun-tahun berikutnya lebih baik dan lebih banyak," tutur satu diantara sesepuh yang hadir Soewito.
Menurut Soewito , tradisi pengantin kopi sudah ada sejak jaman kolonial. Bahkan pada masa keemasan komoditas kopi sekitar tahun 1950 hingga 1960 . Ritual pengantin kopi digelar dengan sangat meriah.
"Tradisi mengawinkan ini sudah ada sejak jaman penjajahan. Bahkan dulu digelar sangat meriah,” imbuhnya.
Tradisi ritual pengantin kopi ini dibuka untuk umum. Wisatawan yang menghabiskan liburan ke Keboen Kopi Karanganjar boleh ikut dan melihat langsung tradisi ini.
Tampak beberapa wisatawan manca negara ikut dalam prosesi ini. Mereka berbaur dengan peserta yang lain dengan mengenakan busana tradisional Jawa.
Pemandangan indah saat prosesi ritual, menunjukkan betapa budaya tradisional ini wujud nyata Amazing Blitar. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-6 Editor Team |
Publisher | : Rizal Dani |