Mental Baja Bener dr Amori Alumni Unisma Ini...

TIMESINDONESIA, MALANG – Seorang dokter lulusan Universitas Islam Malang (UNISMA), yakni dr. Lakcandra Amar Amori boleh dong disebut sebagai seorang dokter yang bermental baja dan jiwa sosial yang luar biasa di era milenial seperti ini.
Bayangkan saja, sejak lulus Fakultas Kedokteran lulus tahun 2012, setahun kemudian ia justru memilih mengikuti program menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kementerian Kesehatan sebagai dokter dengan penempatan di daerah terpencil Papua untuk mengabdi didaerah terpencil yang terisolir sejak tahun 2013 di Distrik Bomakia Kabupaten Boven, Digoel-Papua dan sejak tahun 2015 hingga sekarang mengabdi di Distrik Wangbe Kabupaten Puncak-Papua lho.
Advertisement
Padahal tidak gampang bagi seorang calon dokter, terutama mereka yang kuliah di Fakultas Kedokteran stas biaya sendiri, dan bukan oleh beasiswa dari Pemerintah akan memilih berpraktik di daerah terpencil. Pasti untuk melakukan hal itu akan berpikir seribu kali. Tidak gampang deh pokoknya.
Tetapi jiwa sosial tinggi dr Amori, begitu ia dipanggil, telah mengalahkan egoisnya. Bahkan ia juga tercatat sebagai pendiri Medical Rescue Team (MRT) dan Teater klinik Fakultas Kedokteran Unisma.
Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dan pemahaman tentang kesehatan juga rendah, sehingga masyarakat mudah sakit berulang karena tidak minum obat dengan baik adalah salah satu faktor yang ikut mendorong dr Amori memilih mengabdi di daerah paling Timur Indonesia ini.
"Daerah yang terisolir juga membuat bahan makanan kita harus stock dengan biaya tinggi dan carter pesawat pilatus, tidak ada sinyal komunikasi, tidak ada anggota keamanan sehingga saat ada kejadian kita harus selesaikan sendiri dengan masyarakat," tambah Amori. Amori sendiro memulai karir pengabdiannya sejak 2013 di Distrik Bomakia Kabupaten Boven, Digoel-Papua, dan mulai 2015 sampai sekarang ia mengabdi di distrik wangbe Kab.Puncak-Papua, yang ditetapkan sebagai zona merah dalam hal keamanannya.
Memang dibutuhkan mental yang kuat dan mutlak oleh orang yang mengabdi didaerah yang serba keterbatasan. "Seban kadangkala dalam pelayanan keliling kami harus keluar masuk hutan dan menyusuri kali selama 3-4 hari dan tak jarang juga kami mendapat terror dari kelompok kriminal bersenjata&rdquo," katanya lagi.
Romo Pambudi, salah seorang staf dr Amori, saat ditemui di ruang kerjanya juga tidak menampik soal jiwa sosialnya dr Amori itu. "Dokter Amori adalah pribadi yang murah senyum, low profil, jiwa sosialnya tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap masyarakat," tegas Romo Pambudi.
Untuk menjadi pelayan baik tentunya perlu mempunyai rasa antusias dan motivasi yang tinggi, supaya bisa dipercaya masyarakat. Kemudian, memiliki karakter dan integritas yang baik serta mempunyai kemampuan keterampilan yang didukung dengan nilai-nilai etika.
Ternyata hal itu sejalan dengan apa yang disampaikan Rektor Unisma Prof. Dr. Maskuri, M.Si, bahwa ada 5 kunci menjadi dokter muda muslim yang hebat yaitu sikap tawadhu (rendah hati).
"Kita harus ingat bahwa keberhasilan yang telah di capai adalah intervensi Tuhan. Sikap berani membela yang benar, sikap egaliter, dan sikap profesional, serta sikap populis (merakyat)," tambah Maskuri. Karena itu dr. Amori lantas berpesan, saat ini bekerjalah dengan jalan belajar, dan belajarlah dengan cara yang benar dari siapa saja, dimana saja, dengan berbagai tema. Karena bisa saja itu merupakan jalan agar berguna saat berada di dunia nyata.
"Semoga Unisma dapat bekerjasama dengan lembaga adat maupun pemerintah di daerah pelosok terutama pegunungan Papua, agar dpt mendistribusikan lulusan-lulusan yang mampu mengembangkan minat bakatnya," ujar Amori. Dr. Lakcandra Amar Amori, dokter lulusan Universitas Islam Malang (UNISMA) ini telah memberi cermin bagi dokter lain, bahwa ternyata di era milenial seperti ini masih ada lho yang mau meletakkan egoisnya dan berpikir tentang pengabdian penuh dengan jiwa sosial penuh mental baja dan mau mengabdi di daerah terpencil sepertinya. Selamat dan selalu sukses ya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : AJP-9 Editor Team |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |